34. Tanda Kehilangan

14.6K 822 289
                                    

Sebelum membaca part ini, ada baiknya sambil mendengarkan lagu favorit gue😭, pas banget sama part ini. Baca sampai akhir untuk info" tentang Bucin.

Pamungkas- Kenangan Manis🎶

°°°
Dunia ini keras. Sekali kamu tidak bisa mengalahkan dirimu, jangan harap untuk menjadi raja bagi orang lain.

°°°

Tidak ada hal yang istimewa dari hari Minggu ini. Hari yang biasanya menjadi penantian bagi kaum muda-mudi itu sangat berbanding terbalik dengan hari Andrea. Baginya, hari dari setiap hari adalah sama, tidak ada yang berbeda bagi gadis itu. Membosankan bukan?

Walaupun begitu, Andrea bukan tipe orang pemalas. Hari yang menurutnya biasa akan sangat indah jika dinikmati dengan rasa syukur dan ikhlas.

"Andrea ..., Ayo dong nanti malam ikutan gue nonton konser. Temenin gue sehari ini ya ...,"

Sudah tidak usah ditebak lagi siapa yang rela merengek di kamarnya siang-siang seperti ini. Sinta, ya memang hanya gadis itu yang selalu bersikap manja kalau sedang bersama Andrea.

"Gue nggak bisa Sin, lo tau sendiri kalau gue nggak minat sama konser-konser gituan!" Andrea sendiri bingung, kenapa sahabatnya begitu ngebet kalau sudah berurusan dengan namanya konser, padahal masih ada kegiatan lain yang lebih menyenangkan selain nonton konser di antara sesaknya tubuh-tubuh orang.

Apapun yang ada dipikiran sahabatnya, setiap orang memiliki titik kesenangan yang berbeda, dan Andrea menghargai itu. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mengikuti apa yang kita suka, karena setiap orang punya perasaan yang berbeda.

"Aduhhh, coba deh lo dengerin dulu salah satu lagunya, siapa tau nanti lo kepincut!" Ada perasaan tak tega dari Andrea melihat sahabatnya memohon seperti itu.

"Yaudah gue nyerah! Siniin hp lo!"

Nada dan alunan musik di handphone Sinta terdengar sangat enak didengar, itulah yang bisa Andrea ungkapkan untuk pertama kalinya ketika ia mendengar lagu seperti ini. Kedua, isi dari musiknya benar-benar menyentuh dan terdengar emosional. Ketiga, lagunya sangat mengena sampai ke dada.

"Enak juga musiknya,"

"Eleh, bilang aja kalau lo terpesona sama lagunya, ngaku nggak?!" Tambah Sinta dengan rasa bangganya.

"Ya kalaupun gue terpesona sama lagunya, emang kenapa? Yang penting gue nggak terpesona sama lo! Puas?!" Sinta yang ingin membantah langsung terdiam kicep saat itu juga.

"Gimana jadinya, lo mau nemenin gue nonton konser?" Gelengan kepala Andrea seolah-olah adalah jawaban dari segala usaha Sinta. Belum beruntung, hanya itulah yang bisa Sinta diskripsi kan.

***
Disaat orang-orang betah dengan gawainya masing-masing, Andrea malah memilih untuk menikmati Minggu sorenya dengan bersepeda mengelilingi kota. Berbekal sepeda hadiah dari mamanya, ia berencana untuk melihat matahari terbenam di langit yang cerah seperti ini. Earphone yang tidak pernah ia lupakan dari sang empu sudah terpasang baik di telinganya.

Lantunan lagu-lagu selow membuat perasaan Andrea menjadi tenang dan bersemangat. Dengan tempo yang tidak terlalu cepat, juga tidak terlalu lambat ia memutuskan untuk segera membelah jalanan sore hari.

Jalanan yang sedikit padat tidak menghalangi laju Andrea. Walaupun begitu, keselamatan tetap menjadi nomor satu menurutnya.

Yang spesial dari sore ini adalah awan diufuk barat. Garis berwarna kemerahan menghiasi langit sore dengan mempesonanya.

B U C I NDonde viven las historias. Descúbrelo ahora