08 •• Hukuman lagi?

10.2K 730 6
                                    

Untuk tetap hidup di dunia yang keras ini, kita harus bisa belajar melawan arus.

"Hahhh!! ada yang ngincar lo?"

"Iya yan, gue juga nggak tau siapa, tapi kaya'nya dia itu orang yang ada disekitar gue deh." jawab Andrea.
"Terus lo mau nginep disini gitu?" Andrea yang ditanya hanya cengingisan mendengar pertanyaan Pian.

"Yaudah, tapi kalau lo nanti dicariin abang lo gimana? gue nggak tanggung jawab ya?"
"Abang pasti nggak mikirin gue. Dia kan udah seneng-seneng sama cabe busuk itu."
"Hufttt... lo yang sabar ya. Sekarang lo mending makan dulu, terus tidur."
"Thanks ya yan, lo emang orang yang bener-bener ngertiin gue. Ngomong-ngomong om sama tante kemana?"
"Dia keluar kota, urusan kerjaan"

Andrea memandang ke luar jendela malam. Ia bingung dengan takdir yang terus-terusan mempermainkannya seperti ini.

Memikirkan kejadian tadi, Andrea masih terngiang-ngiang dengan ucapan salah satu preman tadi.

Siapa sebenarnya dalang dari semua ini? gue harus cari tau itu. Ucap Andrea dalam hati.

Tak mau ambil pusing dengan hal itu. Gadis cantik itu mencoba untuk memejamkan matanya terbang kedunia mimpi.

~BUCIN~

"An, lo nggak bangun apa? udah pagi, lo nggak sekolah?" Suara Pian yang keras langsung membangunkan Andrea.

"Gue udah bangun !" Andrea berbicara seperti itu agar Pian berhenti untuk berteriak.

Setelahnya, Andrea menata selimut yang ia pakai lalu keluar dari kamar itu.

"Yan, gue balik dulu ya. Ohh gue lupa, minjem duit dulu dong gue !" ucapnya dengan cengengesan.
"Lo nggak mau sarapan dulu apa? bibi' udah nyiapin sarapan loh? gue yakin sampe' rumah pun lo nggak bakal sarapan !" kata Pian dengan tulus.

"Nggak usah, sebelumnya makasih tumpangannya, ohh ya... kaya' nya nanti gue bakal telat masuk sekolah. Jadi, jagain Devon ya !" jawab Andrea yang langsung pergi.

"Gue naik apa ya? ahhh... pesen ojek onlen aja dah..., tapi hp gue mana ya?" Andrea mencari-cari hp nya dan ia baru ingat jika hp nya itu ia tinggal di gedung tua.

Akhirnya Andrea memutuskan untuk jalan kaki. Nggak jauh sih, cuma 20 menit aja kalau jalan kaki kerumahnya. Tapi kalau naik kendaraan paling cuma 10 menit an.

"Kaya' nya habis ini gue harus bener-bener ekstra kerja keras deh, buat dapet duit." kata Andrea kedirinya sendiri.

Sampainya Andrea di depan gerbang rumahnya, ia langsung menyuruh Pak Anton untuk membuka gerbangnya. Tanpa menunggu aba-aba, Pak Anton langsung membukanya.

Betapa kagetnya Andrea saat masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat banyak sampah makanan dan minuman berserakan. Dan kagetnya lagi, ia melihat Levin yang tertidur di kursi tamu dengan botol minuman beralkohol. Ia mengetahui hal itu setelah mencium botol minuman yang mengeluarkan bau menyengat.

Andrea bergegas menemui pembantu rumahnya.

"Bi'! kemarin Levin di rumah sama siapa?" tanya Andrea cemas.
"Anu non..., kemarin ada cewek yang pulang bareng sama mas Levin non. kalau nggak salah kemarin sempet nyebut cewek itu dengan nama Fi..., ohh iya Fila !" seperti tersambar petir telinga Andrea. Gara-gara cewek itu Levin sampai minum-minuman beralkohol seperti ini?

nggak bisa dibiarin tuh cewek ! gue harus cari tau dan awasi dia. Ucap Andrea dalam hati.

Andrea bergegas menuju kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi sekolah. Jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 06.55 yang artinya lima menit lagi bel masuk. Namun Andrea tidak peduli, yang penting ia masuk sekolah.

B U C I NМесто, где живут истории. Откройте их для себя