14 •• Kepindahan Arka

11.5K 781 9
                                    

Sudah hari ke enam sejak Andrea menjauh dari Devon. Gadis itu terlihat baik-baik saja, walaupun sebenarnya tidak sebaik itu.

Setiap hari, Andrea hanya bisa memandang Devon dari kejauhan, tanpa ada niatan untuk menghampirinya. Lelaki itu selalu tersenyum lepas jika bersama sahabatnya. Entah itu kebetulan atau bagaimana, semenjak Andrea mulai jauh darinya, Devon selalu kelihatan tersenyum.

Andrea senang melihat itu, artinya dulu dia memang benar-benar parasit bagi kehidupan Devon. Para sahabat nya pun juga sudah menerima kehadiran Fila, walau Andrea tau jika Pian hanya pura-pura. Sinta sahabatnya itupun juga sering bertanya kepadanya, namun Andrea selalau bilang 'Semua akan baik-baik saja'.

Pekerjaan Andrea di kafe pun juga berjalan lancar-lancar saja. Dia semakin mahir dalam memberikan pelayanan. Untuk Levin, sampai saat ini dia juga belum menyapanya. Andrea tidak mempermasalahkan itu, karena Levin harus mengetahui kebenaran itu sendiri. Dan gadis yang bernama Syakila, dia baru tau jika dia adalah sepupu Devon. Sebelumnya dia juga kaget, tetapi saat Syakila menyuruhnya untuk menyembunyikan rahasia itu, akhirnya dia mengangguk paham.

"Andrea! sumpah lo harus tau kabar ini pokoknya!" teriakan Sinta yang memasuki kelas langsung mengundang perhatian beberapa murid yang ada di kelas.

"Tell me girls..." ucap Andrea mengangkat alis dan menutup novelnya.

"Itu An, si Arka masa' pindah ke sekolah kita!"

What! masa' iya gue harus ketemu sama dia lagi? batin Andrea.

"Tau dari mana lo soal itu?" tanya Andrea kembali memastikan.

"Gue denger dari Fano, tadi kita jalan bareng ke kelasnya. Nah di situ, dia cerita tentang murid baru. Pas gue tanya siapa muridnya, dia langsung nunjukin ke gue murid baru itu. Dan gue syok aja, dia pindahnya sejak kemarin An!"

Oh my God! mati lo Andrea. Kenapa harus dia lagi sih yang datang. Ucap Andrea kesal di dalam hatinya.

"Tapi kenapa gue kemarin gak ngelihat dia di sekolah?" tanyanya lagi.

"Bukannya lo kemarin sibuk bimbingan belajar sama Bu Siska ya?" Andrea mengingat kembali kegiatannya kemarin di sekolah. Benar juga, Andrea kan kemarin sibuk bimbingan.

"Terus dia di kelas apa Sin?"

"Nah itu dia yang belum gue tanyain ke Fano. Soalnya gue tadi keburu ngasih tau lo soal itu," Andrea memijat pelipisnya, pusing.

Ia ingat percakapannya dengan Arka satu minggu yang lalu.

Lelaki itu berkata kepada Andrea, bahwa ia akan mengikuti ke mana pun Andrea pergi, asal dia mendapatkan maaf darinya.

Sebenarnya, Andrea ingin memaafkan Arka saat itu. Alhasil, dia mendapatkan telepon dari Farhan agar segera ke kafe, dan itu membuat Andrea lupa mengatakan jika ia sudah memberinya maaf.

"Bodoh lo An...," Sinta yang mengerti perubahan raut wajah gadis itu, langsung menoel lengannya.

"Kenapa lo?" tanya Sinta penasaran.

"Jadi, satu minggu yang lalu itu, dia minta maaf ke gue. Nah, aslinya udah gue maafin tuh orang. Sialnya, gue ditelfon Kak Farhan buat cepet ke kafe lebih awal gara-gara pengunjungnya ramai. Ya, gue belum bilang kalau gue maafin dia gitu akhirnya.  Dia sebelumnya juga bilang ke gue kalau gue belum maafin dia, dia bakal ngikutin kemanapun gue pergi," jelas Andrea menyesal.

"Yaudah lah, lagian lo kan mau maafin tuh anak. Ya mungkin, belum jodoh kali" ucap Sinta sambil mengerling nakal.

"Jodoh pala lo peyang! gue malah curiga kalau lo sama Fano udah taken?" Sinta yang ditanya seperti itu hanya tersenyum malu.

B U C I NWhere stories live. Discover now