28 •• Gara! gue santet lo!

7.6K 589 81
                                    

Karena gue bingung ada di tim mana, diantara;
1. Andrea & Devon
2. Andrea & Gara
3. Andrea & Arka

Dan gue lebih suka dengan kegoblokan Gara, maka dari ituhhhh... Gue banyakin part Garanya.

Itung-itung buat nyari keburukan Gara lebih banyak lagi. Biar ada yang ngehujat kegoblokannya. Wkwkwk...

Happy reading team Garandong...

***

Weekend?

Kalimat yang mungkin akan membahagiakan semua orang ketika mendengarnya. Kecuali gadis satu di taman itu. Siapa lagi kalau bukan Andrea.

Sudah tiga puluh menit dia menunggu Gara, lelaki itu tidak menampakkan wajah sekalipun di hadapannya. Sudah ia duga, kalau Gara tetap akan telat walaupun dia sendiri sudah memolorkan waktu kedatangannya.

"Ck. Mana sih tuh anak!"

"Bener-bener nggak punya rasa bersalah sedikitpun,"

"Mana teleponnya juga nggak aktif lagi. Sialan!"

Sudah berkali-kali Andrea mengecek ponselnya. Berharap Gara akan segera datang. Dia tidak mau weekend kali ini gagal hanya gara-gara alasan tidak bermutu dari lelaki tersebut.

Andrea memandang kesal ke sekitar taman. Banyak pasangan yang menghabiskan waktunya dengan cara romantis. Berbeda dengan dia yang disuruh menunggu harapan, yang ia sendiri tidak tau, harapan itu nyata atau semu.

Gara mana sih?

Nggak kasian apa gue dari kemarin dianggurin mulu.

PERSETAN DENGAN RENCANANYA!

GARA LEBIH DARI SEGALANYA!

LELAKI ITU HARUS MERASAKAN JOTOSANNYA.

AKHH! GRANDONG! SIALAN LO!

Ponsel Andrea berdering, panggilan masuk dari Gara membuatnya bernapas lega, sekaligus kesal.

"Hallo! Lo kenapa nggak datang-datang sih Gar! Gue udah nungguin di taman dari tiga puluh menit yang lalu. Lo mau buat alasan apa lagi! Hahh?!"

"Kalau lo nanti masih kasih alesan yang nggak mutu, ingatin gue buat nyantet lo!"

"Jangan lupa, ruqyahnya sekalian!" dumel Andrea dengan kesal.

"An, sorry ya ..., gue baru ingat kalau si Andin, pacar gue pulang dari Aussie. Gue lupa buat ngabarin lo kalau hari ini mau jemput dia ke bandara. Sekali lagi maaf ya An,"

"Gue janji, bakal bawa dia buat ketemu sama lo,"

"Gue juga janji buat traktir lo seminggu, tapi lo jangan marah ya!"

"Udah, teleponnya gue tutup dulu, bay!"

Ingatkan sekali lagi kepada Andrea, kalau Gara adalah lelaki paling ngeselin yang ia temui.

Andrea yang sudah menunggu lama di taman kota akhirnya berakhir sia-sia dengan tipuan Gara yang apik.

Gue memang harus ngerencanain hari buat nyantet sama ngeruqyah lo Gar!

Akhhh Garandong sialan!

Pengen dicincang tuh anak!

Weekend yang Andrea rencanakanpun berakhir dengan sia-sia lagi. Pandangannya tidak lepas ke sekelilingnya. Banyak orang yang tertawa bahagia di taman, entah dengan orang terkasih ataupun bukan.

Andrea bisa melihat, senyum dan tawa anak-anak kecil yang sedang bermain dengan orang tuanya. Dia langsung teringat akan kedua orang tuanya. Entah berapa lama lagi supaya keadaan membaik. Supaya Andrea bisa tertawa dengan ibu ataupun Levin. Namun, gadis itu sadar kalau bahagia tidak pernah berpihak kepadanya. Tuhan belum memberi kebahagiaan untuknya, tetapi ia yakin kalau kebahagiaan pasti akan datang sendiri.

B U C I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang