31 •• Karma yang sesungguhnya

10.4K 588 10
                                    

Tolong mengertilah. Yang saat ini bersamamu belum tentu yang terbaik. Karena bakal ada manusia yang lebih baik, namun kamu belum melihatnya.

|•|•|•|•|

Mata Andrea membulat sempurna ketika tatapannya jatuh kepada Mia yang tengah dicium Farhan. Dia mengintip sejenak, kemudian berpikir tentang hubungan mereka berdua.

"Itu tadi beneran mereka? Apa aku salah lihat ya?"

"Ada hubungan apa Kak Mia sama Kak Farhan?"

"Terus ... Ciuman?"

"Tuhan! Mata Andrea udah nggak suci lagi?!" tanya Andrea lirih. Tangannya sibuk mengucek matanya berkali-kali.

Andrea mendelikkan tubuhnya di dekat pintu keluar dapur kafe. Pikirannya masih kepada Mia dan Farhan.

"Terus, gue keluarnya gimana kalau ada mereka? Dikira nanti gue ngintip gimana dong?" ucap Andrea kebingungan.

Andrea yang berniat pulangpun bersusah payah untuk mencari alasan. "Ahaaa! Gue punya ide,"

Andrea menapakkan kakinya agak keras supaya terdengar dari luar. Kebetulan kafe malam ini sudah ditutup. Karyawan yang lainnya sudah pulang sejak tadi, tinggal Andrea, Mia, dan Farhan saja yang ada di sana.

Andrea sebenarnya sudah pulang dari tadi. Namun, ketika mengingat kunci motor dan jaketnya tertinggal, terpaksa dia kembali ke tempat itu lagi.

"Eh, kalian masih di sini? Nggak balik?" ucap Andrea yang mengagetkan Farhan dan Mia yang sedang bercakap-cakap. Andrea sebenarnya sedikit geli melihat tingkah mereka berdua sedang tertangkap basah. Namun, sekuat mungkin, Andrea menahan tawanya supaya tidak keluar.

"Loh, lo belum pulang An?" tanya Farhan yang menggaruk tengkuknya. "Aku tadi ngambil kunci motor sama jaket yang ketinggalan kak. Jadi, ke sini lagi deh!"

"Yaudah, aku balik dulu han!" ucap Mia sedikit salah tingkah.

"Tunggu! Gue antar lo pulang!" tegas Farhan.

"Tap-tapi,"

"Nggak usah tapi-tapi," jawab Farhan sedikit kesal.

Andrea yang melihat tingkah Farhan langsung tersenyum penuh arti.

"Ekhmmm! Kalau gitu Andrea pulang dulu!" ucap Andrea pada akhirnya. "Gue pulang bareng lo aja deh An!" Andrea menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang. Dilihatnya Farhan yang sudah bermuka kesal, Andrea tidak enak dengan hal itu. Akhirnya, dia beralasan supaya Mia pulang bareng Farhan.

"Anu itu, maaf ya kak bukannya Andrea nggak mau nebengin. Andrea ada urusan mendadak sama temen, iya temen. Di-dia, udah nunggu ..." alibi Andrea. Farhan tersenyum melihat ke arahnya. Andrea mengerti kode itu.

"Andrea pergi dulu!" dengan cepat, Andrea berlari menuju motornya yang terparkir di depan kafe.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Jalanan juga terlihat sedikit renggang dari siang tadi. Andrea bisa menghirup udara sepuasnya. Motor matic yang ia kendarai dilajukan sepelan mungkin. Dia benar-benar ingin menghirup udara malam untuk saat ini. Mulutnya komat-kamit menyanyikan lagu yang ia hapal.

***
Andrea mengedarkan pandangannya ke dalam rumah selepas jalan-jalan dengan Gara dan Andin.

"An, abang mau bicara sebentar bisa?" Andrea yang mendengar suara milik Levin langsung menghentikan langkahnya. "Ada apa bang?" tanya Andrea sedikit kebingungan. Tumben sekali  Levin mau mengajaknya berbicara.

B U C I NTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon