09 •• Terror menjengkelkan

9.3K 757 10
                                    

Di part ini nanti, pokoknya jalan ceritanya bikin naik darah terus. Jadi sabarin aja ya😂.
Gue ngetiknya pengen banting kepala sendiri😂😂😂
Nikmatin ya guys...
.
Part ini nanti Devon sama Fila bikin banting kepala sendiri.
Pokoknya gue gemes pengen misuh-misuh, wkwkwk khilaf😄

***

Setelah membersihkan ruang guru, Andrea bergegas untuk membersihkan ruang olahraga. Kebetulan waktu itu merupakan jam pelajaran olahraga kelas Devon dan Fino.

Andrea memasuki ruangan itu sambil menenteng pel dan sapu. Murid-murid yang merasa ada yang memasuki ruangan itu langsung menoleh dan heboh seketika. Tatapan Andrea bertemu dengan Devon sebentar, namun Andrea hanya tersenyum kecil. Fano yang melihat Andrea dihukum langsung menghampirinya.

"Udah tobat lo buk?" Andrea hanya cemberut mendengar ucapan Fano yang meledeknya itu.

"Gini-gini gue ahli bersih-bersih ya Fan, enak aja lo kalau ngomong. Pengen gue timpuk tu mulut." Fano yang melihat Andrea marah karena ucapannya itu hanya tertawa jahil.

Disisi lain, sepasang mata melihat kedekatan mereka berdua dengan tatapan tajam. Dia Devon, entah kenapa ia tidak suka melihat Andrea dibuat kesal oleh cowok itu.

"Yaudah gue tinggal dulu ya An, lo semangat jadi babunya!" teriak Fano yang langsung didengar oleh murid-murid disitu.

Awas aja lo ya dodol, gue injek-injek lo sampe' penyet tau rasa lo. Batin Andrea kepada Fano.

Andrea mulai membersihkan ruangan itu. Banyak juga sorakan dari murid laki-laki melihat tingkah gadis itu yang menurutnya limited edition dan selalu jadi trending topic. Andrea sendiri tidak tau bagaimana ia bisa terkenal sampai seperti ini. Dia bersyukur mempunyai banyak orang yang menyukainya, walaupun juga tidak sedikit yang membencinya.

"Idaman gue emang selalu tetap cantik deh kaya' nya."
"Mau diapain juga tuh cewek emang cantik bos"
"Andrea udah punya pacar belum ya? kalau nggak ada mending gue gebet ajalah, lumayan coy"
"Andrea! mau gue bantuin nggak?" Begitulah kira-kira suara para murid cowok yang sedang melakukan pembelajaran olahraga. Kebetulan juga waktu itu guru olahraga tidak masuk, dan dipimpin oleh seksi olahraga.

Gerakan Andrea tidak pernah luput dari tatapan Fano dan Devon. Pian dan Roy yang melihat ada yang aneh dari Devon langsung berbisik-bisik.

"Tatapan Devon ke Andrea tajem banget brayyy..., gue curiga kalau dia mulai suka sama tuh cewek." Pian mengangguk setelah berbisik-bisik dengan Roy.

"Ehemmm..., aduh yan kaya'nya gue mabuk deh?" Pian yang mendengar ucapan Roy menautkan alisnya karena kebingungan. Namun setelah paham kode dari Roy ia paham. Sedangkan Devon yang melihat temannya baik-baik saja itu juga bingung.

"Mabuk kenap?" tanya Pian memanas-manasi.
"Mabuk asmara!, hahaha..." ucap Roy sambil melihat Devon. Devon yang merasa disindir hanya menampilkan ekspresi datar.

Pelajaran olahraga selama 2 jam mapel sudah berlangsung. Itu artinya sudah waktunya istirahat. Semua siswa keluar dari ruang olahraga. Namun, hukuman Andrea daritadi belum kelar. Bagaimana mau kelar, setiap dia habis mengepel tempat itu para murid cewek yang nggak suka kepadanya malah mengotori lantai itu berulang-ulang. Andrea sebenarnya pengen marah, namun ia tahan sebisa mungkin.

Gadis itu pengen istirahat, namun ia tidak bisa membuang waktunya untuk makan-makan dan santai. Ia harus segera menyelesaikan hukumannya. Saat Devon ingin keluar, Andrea menahan pergelangan tangan Devon dengan cepat.

"Devon tunggu! gue..., gue cuma mau bilang jangan lupa makan yang banyak ya! ohh... ya, nanti nggak usah nunggu gue istirahat. Lo istirahat aja sama Pian dan Roy, pulang gue tungguin di gerbang depan ya!" ucap Andrea pada Devon yang hanya menoleh sekilas.

B U C I NUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum