👻MDS 06 || Sekolah Baru

5.9K 800 100
                                    

"Pertemuan, awal dari kisah kita dan awal bagi kita untuk mengukir kenangan bersama."

- Ryandy Pratama Putra -
__________________________________



"Mau?" Ryan menyodorkan sebotol minuman soda.

Sheina hanya menatapnya tanpa berniat mengambil minuman tersebut. Lalu, ia menghela napasnya untuk kesekian kali.

"Ngga," jawab Sheina singkat.

"Kalo ini mau?" Ryan kembali menawarkan sesuatu pada Sheina, kali ini adalah sebuah roti berisi selai coklat.

"Ngga." Lagi-lagi jawaban yang sama keluar dari mulut Sheina.

Ryan menurunkan tangannya yang sempat terulur untuk menyodorkan makanan dan minuman tadi.

Sesulit ini kah mengobrol dengan perempuan?

Sejak 15 menit yang lalu, mereka berdua hanya terdiam. Ryan asyik mendengarkan lagu menggunakan headset dan memakan cemilan. Sementara Sheina melamun.

Situasi di halte masih sama saat pertama kali bertemu Ryan, sepi. Bis yang biasa mengangkut penumpang pun belum terlihat sampai sekarang.

Sheina mengubah posisi duduknya jadi bersandar pada kursi besi panjang, lalu menaikkan tangan kanannya setinggi dada untuk melihat jam.

Pukul 07.10.

"Pasti telat," gumam Sheina. Sepertinya dia sudah pasrah menerima hukuman di hari pertama sekolah.

Pandangan Sheina beralih ke Ryan. Walaupun pria ini tak dikenal Sheina, tapi apa salahnya mengobrol?

"Lo SMA mana?" tanya Sheina setelah memperhatikan penampilan Ryan. Firasat Sheina, Ryan adalah anak SMA.

Tak ada jawaban dari pria berambut cokelat hazel itu, yang ada hanyalah alunan musik di headset.

"WOII!" Sheina melempar sebotol minuman soda yang tadi dia tolak. Kebetulan botol itu tak jauh jaraknya.

PLAK

Botol itu tepat mengenai sasaran, yaitu kepala Ryan kemudian mendarat di dekat kakinya.

"Anjir!" ucap Ryan sambil mengusap area kepalanya yang terkena lemparan botol.

"Bisa sopan dikit ga?!" gerutu Ryan.

Dengan entengnya Sheina membalas, "Ngga, lagian gue ajak ngobrol malah diem aja."

"Yaudah, mau ngomong apaan."

"Lo sekolah dimana?" tanya Sheina sekali lagi.

"Napa nanya gitu? Terserah gue mau sekolah dimana, bukan urusan lo."

Terus-menerus Sheina harus menghela napas, berusaha mengendalikan emosinya. Sungguh! Pria ini menyebalkan!

Rasanya sudah cukup Sheina berbincang-bincang dengan pria gila ini, ia tak mau terlibat perdebatan.

Pluk

Satu bungkus kemasan snack terjatuh ke aspal. Sheina sangat tahu siapa yang melemparnya.

"Punya kaki 'kan? Buang ke tempat sampah!" perintah Sheina.

Ryan sama sekali tak menggubris perkataan Sheina, ia masih asyik dengan ponselnya.

Sheina memejamkan matanya sejenak, menghirup oksigen disekitarnya. Dia mencoba bersabar menghadapi tingkah Ryan.

Dengan berat hati Sheina mengambil bungkus snack itu, lalu membuangnya ke tempat sampah.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang