EXTRA PART 2 👻

5K 551 132
                                    

Ini extra part terakhir~

Jgn lupa vote + komen!

Happy reading

•••••

Terpaksa Rey menyuruh Sheina masuk ke kamar, sedangkan ia tetap diam di sana untuk menguping. Matanya mengintip dari lubang kunci di pintu yang sengaja ditutup rapat agar tak ketahuan. Itupun ia tutup secara perlahan.

"Bantu gue bawa mayat tuh anak," titah salah seorang pria yang suaranya sangat Rey kenal. Ia tak lain adalah Pak Gerald, tetangga sebelah.

"Ogah! Mending gue ke ATM, ngambil uang hasil penjualan kemarin. Lo urus aja sendiri! Kalo perlu bangunin istri lo yang udah dikubur itu, haha!"

Sontak lawan bicaranya menggebrak meja yang kebetulan memang terletak di sana.

"Bangs*t! Gue waktu itu pernah bantuin lo! Sekarang harusnya lo balas budi!"

"Bacot! Tanpa bantuan lo juga rencana gue tetep berhasil. Lagian itu anak lo, urus sana! Makanya jangan nikah muda, bego!"

Tawa hambar terdengar. "Ga sadar diri lo, anj*ng! Gue masih mending nikah baik-baik, daripada lo nikah sama pelacur yang udah hamil duluan! Abis itu malah bunuh istri lo sendiri. Kira-kira lebih hina yang mana?!"

Keadaan menjadi hening 'tuk beberapa saat. Rey hendak memutar knop karena merasa mereka sudah pergi, tapi nyatanya mereka masih tetap melanjutkan obrolan, bahkan ayah Rey sempat bersandar di pintu yang berarti jaraknya dengan Rey amat dekat.

"Cepetan bantu gue! Atau gue laporin kejadian waktu itu ke polisi?"

"Kalo lo ngelapor, lo juga kena, bodoh! Lagian lo ga bakal bisa ngelakuin hal itu karena gue selangkah lebih maju dibanding lo."

Pria yang selama ini Rey panggil 'ayah' itu tersenyum licik seraya memperlihatkan ponsel. Di layar tertera nomor polisi yang baru saja ia hubungi beberapa menit yang lalu, mungkin sebelum pertikaian terjadi.

"Lo tau artinya, 'kan?" tanyanya seolah mengejek. Kemudian ia pergi meninggalkan temannya sendirian dalam kondisi kebingungan.

Tanpa melihat wajahnya pun, Rey tahu perasaan Pak Gerald, semuanya campur aduk. Takut perbuatannya diketahui polisi, bingung harus berbuat apa, dan kesal menghadapi sikap temannya.

Usai mendengar seluruh obrolan disertai kata-kata kasar tadi, Rey berjalan lesu ke arah sofa. Ia masih tak percaya semua fakta yang datang begitu cepat. Apalagi fakta tentang pernikahan orang tuanya yang berlandaskan kata 'terpaksa'.

Esok paginya ....

Bunyi sirine seakan memaksa Rey untuk segera bangun. Bocah laki-laki itupun keluar dari kamar dan dikagetkan oleh kerumunan orang-orang di rumah sebelah. Garis kuning terpasang, para anggota polisi berusaha menghalangi warga yang ingin melihat lebih dekat.

Rey tak tahu apapun sebab ia tidak bisa mendekat ke TKP dikarenakan banyak orang dewasa di sana, takut terhimpit. Namun, yang jelas beberapa polisi memborgol seorang pria dan membawanya ke mobil meskipun sempat mendapat tatapan tajam serta cibiran dari warga yang awalnya mengenal pelaku sebagai orang baik.

Berita tentang kematian anak kecil yang dibunuh oleh ayahnya sendiri itu terus muncul di TV atau portal berita online. Semakin lama ditelusuri, banyak fakta-fakta yang terkuak. Mulai dari motif pembunuhan, yaitu tak sanggup membayar biaya sekolah sang anak dan ia ikut bergabung dalam bisnis penjualan organ manusia secara ilegal.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang