👻MDS 23 || 00.00

3.6K 469 12
                                    

"Maaf, saya terlambat pulangnya." Pak Surya membuka pintu tiba-tiba, sempat membuat Sheina dan Ryan yang sedang bersantai di ruang tamu terkejut.

Kini matahari sudah tenggelam sepenuhnya. Jam pun menunjukkan pukul 20.30, tetapi bapak-bapak itu baru pulang. Apakah wajar?

"Saya siapkan makan malam dulu," ucapnya diiringi senyum ramah.

Selagi Pak Surya menyiapkan makanan, Ryan mendekati Sheina untuk mengobrol.

"Emang ada orang yang kerja di kantor kelurahan pulang jam segini?" tanya Ryan.

Entahlah. Sheina tak tahu harus menjawab apa. Pikirannya sedang bertanya-tanya mengapa ada alat-alat perdukunan di rumah seperti ini?

"Mungkin dia lembur," sahut Sheina seadanya.

"Atau mungkin dia ... sengaja?" Ryan semakin mengecilkan volume suaranya, hampir tak terdengar.

"Jangan negative thinking."

#####

"Ayo dimakan," ajak Pak Surya ketika melihat kedua tamunya hanya diam memperhatikan makanan di meja.

"Tenang aja, ini aman," tambahnya lagi seakan-akan bisa membaca pikiran kedua orang di hadapannya.

Lantas Sheina langsung mengambil piringnya agar tidak timbul kesalahpahaman. "Ng-ngga kok, Pak. Saya ga mikir gitu. Justru saya mau ucapin terima kasih karena bapak udah repot-repot sediain makanan kayak gini."

Pak Surya membalasnya dengan senyuman, lalu kembali melahap makanannya.

"Saya mau tanya, apa bapak itu dukun? Soalnya tadi saya ga sengaja buka satu kamar di deket tangga, di dalemnya ada alat-alat perdukunan." Akhirnya pertanyaan ini terlontarkan, mungkin Sheina sangat penasaran.

"Bukan, saya bukan dukun. Itu semua sengaja saya simpan setelah istri saya meninggal. Istri saya dulu adalah seorang dukun dan juga saya ga pernah memakai kamar itu."

Sheina mengangguk mengerti. "Tapi, saya rasa .... "

"Saya duluan ke kamar ya, karena ini juga sudah malam. Kalian bebas pilih kamar mana saja," ujarnya memotong kalimat Sheina. Padahal ada satu hal lagi yang ingin ditanyakan.

Entah ini hanya angan-angan Sheina karena ia terlalu penasaran atau memang benar terjadi. Ia merasa kamar itu telah digunakan beberapa hari yang lalu. Dilihat dari kondisi kamar serta bau aneh yang menyeruak, mana mungkin Pak Surya tak pernah memakainya.

•••••

"Eh, lu napa langsung makan aja tadi? Ga takut diracunin?" Ryan memulai lagi pertanyaan ngawurnya yang hanya dibalas tatapan kesal Sheina. Gadis itu bergegas menaiki tangga sebelum mendengar Ryan bertanya.

Tanpa disangka, Ryan mengikutinya.

"Lo ga pernah nonton film tentang psikopat gitu ya? 'Kan biasanya mereka jebak korbannya pake minuman atau makanan, terus dibunuh, ada juga yang dijadiin kelinci percobaan sama dia."

"Diem! Lo kebanyakan nonton film ga guna kek gitu," ketus Sheina.

"Makanya nonton anjir. Ada manusia yang diubah jadi anjing laut, gajah, kelabang, singa. Eh jangan-jangan, kita mau dijadiin kecoa?"

MEREKA DI SINI [TAMAT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें