👻MDS 18 || Tragedi

3.9K 532 24
                                    

Heyyo! Masih adakah yang stay di cerita ini? Kek nya ga ada ya :(


It's okay, no what-what


Bintangin yaa

°°°°°°

Seseorang di seberang jalan memperhatikan Sheina, mendekati halte perlahan.

"Woi!" ucap seseorang.

Sheina terperanjat. Seorang pria berjaket berdiri tepat di hadapannya, bahkan Sheina sendiri pun sempat tak menyadari kehadiran pria itu.

Ya, pria itu tak lain adalah Ryan. Orang yang Sheina tunggu sejak tadi.

"Kenapa baru dateng? Kemaren gue udah bilang jam 6, jangan sampe telat. Sekarang udah telat sejam," omel Sheina tanpa memberi jeda. Sementara Ryan hanya bisa menghela napas pasrah.

"Mau disebutin gue abis ngapain aja? Oke! Tadi jam 5 gue bangun buat solat, terus tidur lagi 20 menit doang karena berisik sama nyanyian kucing gue. Nah karena ga bisa tidur lagi, gue mandi deh, abis tuh sarapan ...." Ucapan terpotong pertanyaan Sheina.

"Hah? Nyanyian kucing lo? Maksudnya?"

"Iya, kucing gue suka konser. Nih liat." Ryan menyodorkan handphone  miliknya demi menunjukkan sebuah foto.

" Ryan menyodorkan handphone  miliknya demi menunjukkan sebuah foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gue serius!" Amarah Sheina semakin menjadi sehabis melihat lelucon foto kucing tadi. Meskipun lucu, tapi ini adalah situasi yang tidak pas.

"Ck! Santai bro."

"Jadi kita mau naik apa? Rumah om lo dimana?" tanya Ryan.

"Ini sebenernya yang pengen gue jelasin."

"Tujuan gue ngajak lo itu buat jalanin sebuah misi. Soal pergi ke rumah om, gue cuma boong aja. Jadi, kemaren gue adain ritual sama abang gue. Singkatnya gini, si arwah yang selalu ganggu gue punya permintaan," sambung Sheina.

Respons Ryan berbeda dengan ekspektasi Sheina, ia kira Ryan akan menolak mentah-mentah penjelasan tersebut. Karena menurut Sheina sendiri, itu tak masuk akal.

"Lo percaya gituan? Jangan kek di film-film deh." Ryan tertawa cukup keras sampai orang yang sedang berjalan memperhatikannya.

"Gue aslinya juga ga percaya, tapi mau gimana lagi? Gue udah janji sama dia, gue harus nemuin rumah si pembunuh."

Sejenak Ryan menghentikan tawanya, lalu beralih memandang Sheina lekat.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang