👻MDS 24 || Kebenaran

3.8K 451 26
                                    

Kamis, 18 Februari 2010.

Ting ....
Ting ....
Ting ....

Tampak seorang pria menggoyangkan lonceng tiga kali sembari mulutnya terus merapalkan kalimat-kalimat aneh. Selama kurang lebih 20 menit ia berada di sana, lebih tepatnya di tengah hutan.

Pepohonan rindang dan menjulang tinggi menemaninya, juga suara memohon dari seorang wanita yang terikat tak berdaya di sebuah pohon besar.

"Tolong lepasin!" serunya.

Namun, percuma. Mau ratusan kali ia berteriak meminta tolong, pria di hadapannya takkan mendengarkan.

Angin kencang berembus menerbangkan beberapa daun di tanah. Wanita tadi tidak menyerah, ia tetap berusaha melepaskan tali meski tahu itu tak mungkin, ikatannya sangat kuat.

"Diam! Dia sebentar lagi datang." Pria tersebut mulai merasakan aura negatif di sekelilingnya, pertanda bahwa sesuatu akan muncul.

Mendadak ingatannya kembali pada malam sebelum ia pergi ke hutan membawa seorang wanita.

~~~~

Rabu, 17 Februari.

19 jam sebelum tragedi.

"Selanjutnya siapa lagi?"

Pria yang memiliki postur tubuh lumayan tinggi itu melepas pakaian serba hitamnya. Keringat di lehernya semakin terlihat, mungkin ia kelelahan sehabis bekerja.

"Kita omongin besok, sekarang makan malam dulu," sahut wanita di depannya.

Helaan napas terdengar. Pria tadi bangkit menuju meja makan, diikuti oleh si wanita.

Pukul 20:00.

Makan malam kali ini terasa lebih sunyi, mungkin karena memang hanya ada mereka berdua di rumah ini. Maklum, mereka baru menikah setahun lalu, tapi belum dikaruniai anak.

"Surya ... aku mau ngomong sesuatu, boleh?"

Pria yang dipanggil namanya pun menoleh.

"Apa?"

"Tapi kamu jangan marah ya." Lagi-lagi wanita itu membuat pria bernama Surya yang duduk tepat di samping kanannya penasaran.

"Aku mau kamu cari pekerjaan lain. Mau sampai kapan kamu kerjasama dengan makhluk yang kita aja gatau asal-usulnya?"

Tak ada jawaban. Surya hanya menaruh sendok di pinggir piring, mendadak selera makannya hilang.

"Kenapa kamu bilang begitu? Dulu kamu setuju sama rencana ini. Aku ga peduli sama makhluk ga jelas itu, yang penting kita dapet uang banyak, bahkan bisa sampai ratusan juta."

"Kalau cari pekerjaan lain, apa kamu yakin penghasilannya bisa melebihi yang sekarang? Kamu yakin semua kebutuhan kita bisa tercukupi?" Ia melanjutkan ucapannya tanpa mempedulikan ekspresi kesal sang istri.

"Tapi ... udah banyak banget orang yang meninggal karena kita jadiin tumbal! Coba kamu pikir lagi! Apa kamu ga kasian sama keluarga mereka? Bisa aja salah satu dari korban kita itu jadi tulang punggung di keluarganya. Aku minta kamu jangan egois."

Pendapat sang istri ditolak mentah-mentah. Surya menarik kursi, berjalan menjauhi meja makan. Sementara wanita itu menutup wajahnya menggunakan kedua tangan, tak habis pikir dengan tingkah suaminya.

~~~~

00:00.

15 jam sebelum tragedi.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang