👻MDS 32 || Satu Rahasia

3.3K 474 13
                                    

"Rey Alexander."

Telinga Sheina tak salah dengar, 'kan? Gadis itu menyebut nama lengkap abang Sheina. Pasti yang dimaksud adalah Rey.

"Kenapa kakak kaget begitu? Kakak kenal Rey?"

"Aku kenal satu orang yang namanya Rey, tapi takut salah."

"Coba deskripsiin." Ia menopang dagu menggunakan kedua tangan. Terlihat menggemaskan andai darah di tubuhnya tak ada.

"Hm, gimana ya." Sheina bingung sendiri, bagaimana cara ia mendeskripsikan Rey? Sedangkan tidak ada ciri-ciri spesial.

"Nah, gini deh." Sheina bertepuk tangan sekali, menemukan ide cemerlang. "Kamu inget ga terakhir kali ketemu dia? Kira-kira dia punya adik atau ngga?"

Gadis itu berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Kalo ga salah, seingatku dia emang punya adik perempuan. Namanya siapa ya? Asna atau Sina? Pokoknya dua huruf belakangnya itu 'na'."

Sheina membelalakkan matanya. Tidak salah lagi, Rey—abangnya—yang selama ini dicari.

"Maksud kamu Sheina?"

"OH IYA ITU! Darimana kakak tau?"

"Sebenernya ... namaku Sheina Arsilia. Rey yang kamu cari-cari itu adalah abang aku."

Dia pun sama terkejutnya seperti Sheina tadi. Secercah cahaya muncul setelah bertahun-tahun menunggu di taman demi seseorang bernama Rey. Akhirnya sekarang ada harapan juga.

"Kalau begitu, boleh minta tolong? Kasih foto dan gelang ini ke Rey. Tolong ya, Kak," harapnya dengan mata berbinar. Penampilannya kini berubah drastis. Tidak ada lagi darah serta lebam di sekujur kulit, bajunya pun menjadi bersih.

Sheina mengerti sekarang. Ternyata ini rahasia para hantu? Mereka akan muncul dengan penampilan menyeramkan jika mengingat masa lalu atau penyebab mereka meninggal dan mereka juga tidak dapat tumbuh menjadi dewasa. Terbukti dari gadis ini, ia berusia sekitar 8 tahun sementara Rey sudah 21 tahun.

Sheina mengangguk paham. Apa salahnya untuk menuruti permintaan terakhir seseorang? Justru itu akan membuatnya tenang dan takkan muncul lagi di taman seperti ini.

"Terima kasih, Kak. Jangan lupa bilang kalau itu dari aku. Sekarang aku pamit dulu, jaga Rey baik-baik," pamitnya dengan sopan sembari melambaikan tangan disertai senyum sumringah.

Sheina membalas perlakuan manis itu sampai-sampai ia tak sadar jika taman mulai ramai didatangi orang-orang.

Mereka yang melihat Sheina melambai-lambai ke udara sama herannya dengan Ryan. Sedari tadi lelaki itu cuma menyaksikan kegilaan temannya.

"Mau kemana lo?" tanya Ryan begitu Sheina hendak pergi.

"Balik."

"Abis ngomong sama senyum-senyum sendiri, lo langsung balik?"

"Iyalah, emang mau ngapain lagi?

"Jelasin ke gue tadi lo ngobrol sama siapa."

"Ga," jawab Sheina memancing amarah Ryan. Lelaki itupun mendekati Sheina, saling bersitatap.

"Jelasin ga?"

"Yaudah, jadi gini—" Ucapan Sheina terpotong.

"AWAS!!!" Orang-orang kompak meneriaki seorang wanita kantoran yang tengah berjalan. Masalahnya, ketika ia berjalan di tengah, sebuah mobil dari arah kiri melaju cepat.

Tidak ada yang tahu nasib seseorang, begitupun dengan wanita itu. Mobil berwarna silver tadi melindas tubuhnya dan membuatnya terseret beberapa meter. Seketika jalanan dipenuhi darah, bau anyir tercium dimana-mana. Kepala wanita itu pecah, memperlihatkan otak yang telah hancur terlindas.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang