👻MDS 16 || Rencana

3.9K 531 17
                                    

Haii ketemu lagi dengan saya, walaupun ga ada yang baca ceritanya 🙂

Haha gapapa, tetep semangat aja

Bintangin dulu ya ⭐

Happy reading!
•••••

"Ryan."

Satu kata yang mampu membuat orang macam Sheina terus kepikiran. Meskipun baru sehari mereka kenal, Sheina yakin Ryan tak akan berbuat seperti itu. Apalagi sampai membunuh orang yang sekarang arwahnya jadi tidak tenang.

Namun, dugaan Sheina benar. Ryan yang dimaksud hantu itu adalah bapak-bapak bernama lengkap Suryandi.

Memang dasar hantu sialan!

Sheina sendiri agak kesal begitu mengetahui siapa Ryan yang dimaksud. Kenapa ga dipanggil pak Surya? Mengapa harus Ryan?

Lalu sekarang, dirinya kembali melamun untuk menemukan rencana. Selepas ritual pemanggilan arwah, hantu tadi sempat memberitahu keberadaan pelaku. Mau tak mau, Sheina terpaksa pergi ke alamat yang sudah diberitahukan.

"Aku tidak akan mengganggumu lagi kalau kamu berhasil menemukannya ...."

Itulah janji yang telah disepakati kedua belah pihak. Ada perasaan takut di benak Sheina, bagaimana kalau gagal?

Bukan cuma itu, Sheina juga memikirkan dan menerka-nerka maksud perkataan si dukun. Katanya ia dukun tersakti, tapi kenapa urusan jodoh orang lain tidak tahu?

Ah! Memikirkan semua itu membuat Sheina jadi ingin cepat-cepat pergi ke masa depan.

"Sheina ...," bisik seseorang tepat di telinga sebelah kiri Sheina.

Ia menoleh dan ....

"ABANG! KALO MAU MASUK KE KAMAR KETOK DULU."

Salah satu kebiasaan buruk abangnya yaitu terkadang tidak mengetuk dahulu sebelum memasuki kamar adiknya. Untung saja Sheina hanya melamun di kursi belajarnya.

Sheina juga sebenarnya tak menyadari kapan Rey masuk, mungkin saking asyiknya ia merenung sampai-sampai tak sadar.

Rey terduduk di tepi ranjang, menatap punggung Sheina yang sedang sibuk bersandar sambil menjelajahi lamunannya.

"Napa si ngelamun mulu?" tanya Rey penasaran.

"Kalo orang ngelamun berarti lagi mikir," jawab Sheina tanpa melihat Rey.

"Emang lo bisa mikir?"

Sheina memutar kursi yang kebetulan memiliki roda, jadi bisa berputar 360°.

"Bisalah! Kalo ga bisa, dari dulu gue ga bakal dapet peringkat satu terus di kelas."

"Iya dah yang pinter."

Hening sejenak, dua orang ini tak tahu mau membahas apa. Usai ritual, Rey tak mempunyai rencana lain. Pikirannya memang sampai situ saja, dia tak pernah memikirkan langkah ke depannya bagaimana.

Apalagi menyangkut nyawa Sheina. Ini sudah termasuk hal yang berat, salah sedikit saja Sheina dijamin tidak akan selamat.

"Bang, abis ini kita ngapain? Gue ga punya rencana," ucap Sheina lesu. Tangannya berusaha menopang dagu yang kini terasa lebih berat.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang