👻MDS 22 || 666

3.6K 484 12
                                    

Halo! Sebelumnya, maaf di part kemarin ada kesalahan nama tokoh. Seharusnya bapak" yg dicari Sheina itu Suryandi, napa jadi Adi Nugroho? 😭 jauh bgt wkwk. Maklum lah lagi ngebug otaknya waktu itu dan lupa liat lagi setelah diketik, malah langsung publish. Jadi, itu salah nama ya, nanti bakal direvisi setelah tamat.

Jangan lupa vote + komen

•••••



Sheina dan Ryan saling memandang satu sama lain. Mereka agak ragu kalau rumah ini adalah yang dicari-cari sejak tadi.

"Kalian lagi cari kos-kosan?" Suara bariton seorang pria terdengar di belakang mereka berdua.

Lantas Sheina membalikkan tubuhnya, lalu mendapati pria yang memakai seragam dinas sedang melihat ke arahnya.

"Ngga, Pak. Kita cuma lagi cari rumahnya pak Suryandi," jelas Sheina terus terang.

Pria itu tertawa pelan, "Pak Suryandi itu saya. Ada perlu apa cari saya?"

"Maaf, Pak. Saya ga tau kalo itu bapak. Kita di sini mau nanya sesuatu."

Pria itu, atau sebut saja Pak Surya, memperhatikan Sheina dan Ryan secara bergantian. Hal yang wajar jika ia begitu, mungkin ia hanya takut menerima tamu yang sama sekali tidak dikenali.

"Silakan masuk," ajak Pak Surya seraya membuka gerbang.

Dengan ragu-ragu, kedua remaja tersebut masuk mengikuti langkah pria di depannya.

Di dalam sana nampak sebuah rumah berlantai dua. Walaupun terlihat sederhana, tetapi desain interior-nya cukup mewah dan juga rumah ini sangat minimalis.

"Istirahat saja dulu di sini, saya masih ada kerjaan di kantor kelurahan. Kemungkinan nanti sore baru kita bisa mengobrol. Kalian boleh ambil makanan dan minuman di kulkas," ujar Pak Surya sambil tersenyum ramah.

"Kalau begitu, saya pamit dulu," tambahnya lagi. Kemudian pak Surya pergi meninggalkan rumahnya untuk bekerja kembali.

Ryan yang mendengar hal tadi langsung tertawa girang, "Ga sia-sia juga gue nemenin lo." Bergegas ia menuju dapur yang memang sudah kelihatan dari ruang tamu, lalu membuka kulkas.

"Jangan banyak-banyak ambilnya!" seru Sheina.

"Emang kenapa? Kata bapaknya juga gapapa."

"Ga tau diri, dasar," batin Sheina ketika melihat Ryan mengambil banyak makanan dan memakannya dengan santai di sofa. Ia sudah merasa seperti berada di rumah sendiri.

"Kenapa lo ngeliatin? Mau gue suapin?" ledek Ryan.

"Idih."



👻👻👻




Sheina berjalan menyusuri setiap ruangan di rumah. Lebih baik berjalan-jalan tidak ada tujuan seperti ini, dibandingkan harus mengobrol dengan Ryan. Percayalah, lelaki itu sekarang lebih menyebalkan daripada sebelumnya.

Suara gemericik air mengalir mampu menghentikan langkah Sheina. Suara itu berasal dari kamar mandi.

"Pintunya ketutup," gumam Sheina. Mungkin kah ada orang di dalam? Atau ....

Sheina sengaja menempelkan telinganya pada pintu demi mendengar apakah di dalamnya ada orang atau tidak.

"Kalo di dalem sini ada hantu, masa sih dia lagi mandi? Abis main lompat-lompatan di lumpur bareng pocong?" tanya Sheina pada dirinya sendiri.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang