Sitamak & Juga Licik

49 11 3
                                    

Diva terlihat baru saja sampai dirumahnya setelah turun dari motor abang ojek online yang dipesannya. Wajahnya terlihat begitu sangat lelah ditambah lagi dengan pakainnya yang sudah berantankan tak tentu arah.

Kemudian gadis berkuncir kuda itu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Dengan tas yang dibiarkan terseret begitu saja. "Lo kekampus apa mulung si? Pulang pulang dekil amat" tukas kakak laki lakinya yang terlihat asik dengan setoples cemilan dipangkuannya.

"Berisik lo! Gue capek mau istirahat" balas Diva dengan ketus.

"Mandi yang bersih! Jagan lupa pake parfum sebotol! Gue enggak mau deket-deket sama lo kalo lo masih bau" tukas kakak laki-lakinya berteriak yang membuat Diva terhenti saat menaiki anak tangga.

"Sialan lo! Dasar abang laknat" sahut Diva melemparkan tasnya kerah kakanya dari anak tangga.

Menerima sambaran tas dari Diva, membuat kakaknya memasang wajah kesal. "Makan tuh!" kata Diva sambil kembali menaiki anak tangga menunju kamarnya.

Karelpun membuang tas milik Diva begitu saja, yang membuat mamahnya datang dan langsung mengambil tasnya.

"Ini ilmu loh! Bukannya untuk dibuang-buang kayak gini! Kalo Ki Hadjar Dewantara tau pasti dia sedih banget" ujar mamahnya.

"Itu buku kampusnya Diva! Bukannya Karel" jawab Karel terlihat acuh.

Mamahnyapun hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah laku kedua anaknya.

Diva baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Kemudian kakinya itu melangkah menuju meja belajar untuk mempersiapkan buku yang diperlukannya besok.

"Remuk semua badan gue! Apanya yang sekertaris? Yang ada gue malah dikerjain sama tuh orang" geram Diva mengeluhkan kejadian saat dikampus bersama dengan segerombolan penggemarnya Dallas.

Diva berkata kembali sambil mengembil beberapa buku "Sialan banget emang! Perkara gue numpahin air ketugasnya aja balesnya sampe segitunya. Mentang-mentang senior jadi semena-mena sama yang junior"

Saat ingin memasukkannya kedalam tas, Diva baru saja ingat jika barangnya itu baru saja dirinya lemparkan kepada Karel.

"Males banget lagi gue ngambilnya! Dasar Karel kampret" kata Diva dengan raut wajah kesalnya.

Pada akhirnya divapun turun kelantai bawah, untuk mengambil tas miliknya yang sudah dia lempar begitu saja.

Setelah sampai dilantai bawah terlihat Karel yang sedang menonton bola, kemudian Divapun berjalan mendekat kearahnya.

"Tas gue?" pinta Diva dengan raut wajah datarnya.

"Gk tau!" balas Karel acuh.

"Balikin tas gue!" lanjutnya kembali.

Karelpun merasa malas berbicara dengan Diva karena insiden tas melayang yang jatuh ke atas wajanya.

"Tas gue Karel!" ujar Diva yang sudah terlihat kesal.

Tiba-tiba datang papahnya yang baru saja pulang sambil membawa beberapa pizza ditangannya.

"Kali ini apa lagi yang kalian permasalahin? Enggak bosen emang berantem terus?" tanya papahnya yang seakan tau dari raut wajah kedua anaknya.

Diva dan Rarelpun tidak mau menjawab dan masih menatap satu sama lain dengan sinis.

"Diva! Panggil mamah gih, kita makan bareng bareng" kata papahnya.

Divapun berjalan kekamar mamahnya setelah itu ikut bergabung bersama papahnya dan juga Karel.

Saat dimeja makan, keduanya terlihat saling memandang dengan sinis satu sama lain. "Kalian berdua berantem mulu ihh! Mamah jadi kesel tau liatnya" tukas mamahnya sambil melihat kearah Diva dan juga Karel.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now