Si Raja Pembolos Pemecah Rekor

18 8 1
                                    

Jessi baru saja menyelesaikan kuisnya dan sekarang kelasnya juga sudah bubar sedari tadi. Dirinya masih mencoba menghubingi Diva kembali, yang sampai saat ini tidak kunjung kelihatan juga batang hidungnya.

Jessi berkata "Si Diva beneran enggak masuk kali ya? Atau sakit tuh anak? Tapi kok enggak ngabarin gue sih"

Tiba-tiba terdengar suara yang asalnya dari perutnya Jessi yang sudah minta diisi. Perutnya itu tidak bisa diajak kompromi lagi, jika itu berhubungan dengan makanan.

"Tau banget ya lo! Kalo ini waktunya jam makan siang" ujar Jessi kepada perutnya tersebut.

Kemudian Jessipun memutuskan untuk pergi menuju kantin kampus, karena dirinya ingin memuaskan perutnya yang kelaparan.

"Kira-kira gue pesen apa ya nanti? Kalo bakso? Lama-lama bosen juga. Siomay? Enggak juga kayaknya, apa ya yang enak?"

Setelah sampai dikantin kampus Jessipun mulai melihat makanan dari stan satu ke stan lainnya. "Duhh! Gue gue jadi bingung mau pesen apa" ucapnya yang terlihat bingung.

Taklama saat Jessi mengedarkan pandangannya, dirinya melihat Diva sedang duduk bersama Dallas seniornya. Tidak tinggal diam mahasiswi fakultas managemen itupun langsung menghampiri temannya.

Teriak Jessi sambil berlari menuju Diva "Diva!!" Mendengar ada yang memanggil namanya membuatnya langsung menoleh.

"Temen lo berisik banget si! Gangu ketenangan orang aja" tukas Dallas terlihat tidak suka. Setelah itu seniornya lebih memilih sibuk dengan urusannya sendiri.

"Lo gue cari-cari juga dari tadi pagi, kemana aja emangnya?" tanya Jessi yang sudah berada dihadapannya.

Mendengar Jessi berucap membuat Diva bungkam, Dallaspun yang mendengar percakapan diantara keduanya mulai ikut memperhatikan.

Diva belum siap jika menjelaskan kepada Jessi tentang dirinya yang diperlakukan kurang baik oleh senior yang bernama Halend.

Jessi berucap kembali "Kok lo diem si Div! Seenaknya aja ya lo bolos kelas, padahal mah ada kuis juga tadi pagi"

Sontak Divapun langsung terkejut dan baru ingat jika hari ini harusnya dirinya mengikuti kuis. Namun karena masalah tadi pagi yang membuatnya jadi melupakan kuisnya itu.

"Ya ampun Jessi! Gue beneran lupa sumpah!" kata Diva dengan wajah yang terlihat panik.

Mendengar itu membuat Jessi menggelengkan kepalnya "Emang ya lo Div! Padahal udah gue ingetin juga dari semalem" Dirinyapub hanya bisa terkekeh sambil tersenyum kepada tamannya itu.

Kemudian Dallas tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya sambil melihat kearah Diva "Gue pergi dulu!"

"Iya kak!" balas Diva kepada seniornya itu. Setelah itu Dallaspun akhirnya pergi meninggalkan dha irang mahasiswi tersebut.

"Tumben tuh orang enggak bentak-bentak lo! Biasanya juga marah-marah mulu. Gue rasa nih ya, kalau sifatnya gitu terus. Dia bisa kena darah tinggi lama-lama" tukas Jessi melihat kepergian Dallas.

Saat mendengar Jessi berucap seperti itu entah mengapa membuat Diva tiba-tiba saja mengingat insiden saat ditaman tadi siang, senyumpun terukir dibibir manisnya.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu? Mikirin apaan lo emangnya?" celetuk Jessi melihat senyum Diva yang terukir disudut bibirnya.

Divapun langsung menyanggahnya "Enggak lagi mikirin apa-apa kok! Nething mulu lo Jess kerjaannya"

"Siapa yang nething coba! Gue kira lo lagi mikirin kak Dallas tadi" sambung Jessi yang membuat Diva tersedak dan terbatuk-batuk.

UHUKK UHUKK

Jessipun langsung memberikan minumannya kepada Diva. Setelah meneguknya temannya itu kembali berucap "Jadi bener ya! Kalau lo lagi mikirin kak Dallas? Ayo ngaku sama gue"

Divapun tidak ingin menjawabnya dan malah jadi bersikap salah tingkah didepan Jessi.
"

Apaan si lo Jess! Siapa juga yang mikirin tuh senior sialan, ogah banget gue" sanggahnya yang masih terlihat gugup saat menatap temannya itu.

🌲🌲🌲

Terlihat Lexi yang baru saja keluar dari ruang senat karena dipanggil oleh salah satu dosen yang mengajar dikelasnya. Setelah memasukkan beberapa tugasnya kedalam tas, dirinyapun mendapat perintah dari dosennya untuk direvisi kembali.

Setelah itu Lexipun melangkahkan kakinya menuju parkiran kampu. Lalu saat sedang berada di lorong kampus durinya tiba-tiba saja bertemu dengan Dallas. "Udah mau balik lo?" tanya temannya itu.

Lexi membalasnya sambil memainkan kunci motornya "Iya nih! Hari ini gue cuma ada satu matkul, lo sendiri gimana?"

"Gue juga mau langsung balik nih! Soalnya matkul gue udah selesai semua!" sambung Dallas.

Lexi berkata sambil terlihat begitu antusias "Widih rekor baru ini mah! Seriusan lo ikut semua kelas matkul hari ini? Enggak bohong kan lo? Biasanya juga cuma ikut satu matkul, trus selebihnya mah kabur entah kemana"

"Ya enggak lah! Gue udah terancam di do Lex! Jadi ya gue sebisa mungkin memperbaiki kesalahan yang udah gue perbuat lah! Kan kesempatan itu enggak dateng dua kali" kata Dallas yang membuat Lexi merasa tertegun mendengarnya.

"Gitu dong! Tumben otak lo lagi bener! Biasanya juga ngebantah mulu kalo dikasih tau" ujar Lexi sambil mengacungkan ibu jarinya.

Taklama saat mereka berdua sedang berjalan menuju parkiran kampus, datanglah Diva menghampiri keduanya.

Dallas memasang wajah angkuhnya sambil berkata "Ngapain lo?"

"Enggak ada urusannya sama kakak" balas Diva jutek yang membuat Dallas sedikit kesal.

"Udah berani ya lo sama gue? Cara bicara lo aja udah mulai songong kayak gitu" tukas Dallas tersenyum miring melihat Diva.

Taklama Divapun berjalan mendekat kepada Lexi "Ngomong-ngomong makasih ya kak! Karena udah nolongin saya waktu itu"

Dallas yang mendengarnyapun langsung dibuat kesal, diva berterimakasih kepada Lexi karena menolongnya.

Sementara Dallas yang mengantarkan Diva pulang, malah mendapatkan usiran dari kakak laki-lakinya.

"Enggak masalah! Lagian kalo itu bukan lo, gue juga akan tetap ngelakuin hal yang sama buat orang lain" timpal Lexi.

Dallaspun melihat Diva tidak suka dengan raut wajah yang ditekuknya "Bisa-bisanya lo berterima kasih ke Lexi tapi enggak ke gue!"

"Maksud kakak apa?" tanya Diva sambil menatap Dallas.

"Ya lo pikir aja sendiri! Sering-sering juga tuh gunain otak lo" tukasnya kesal.

Setelah mengucapkannya Dallaspun pergi begitu saja, membuat Lexi dan Diva terheran-heran melihatnya. mahasiswi itupun berkata "Kak Dallas emang sifatnya kayak gitu ya kak?"

"Lo akan tau lebih banyak lagi, setelah lo tau Dallas lebih dalam dan gue tebak pastinya lo akan langsung kaget setelah tau itu" kata Lexi kepada Diva.








>>>NEXT<<<

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now