Bioskop Luar Ruangan

12 5 2
                                    

Seorang mahasiswa terlihat sedang berbaring dikursi taman dengan berbantalkan sebelah tangan miliknya. Terpaan anginpun terasa dikulit, yang membuat mahasiswa itu pun tidak ingin beranjak dari tempatnya.

Tatapan matanya mengarah keatas langit sambil mmemperhatikan awan yang sedang berjalan beriringan. Tiba-tiba saja sebuah senyuman terukir disudut bibirnya.

"Dipikir-pikir si Diva cantik juga! Enggak salah kalau gue ajak dia kepernikahan papah" tukas Dallas tersenyum sambil menatap keatas langit.

Sekelebat ingatanpun muncul dikepalanya saat pertama kali menjemput Diva dengan memakai dress yang dirinya berikan. Senyumpun terukir kembali dikedua sudut bibirnya. Mengingat hal tersebut sampai membuat Dallas tersipu malu karena mambayangkanya.

"Rasanya semalem suasananya agak beda, enggak kayak yang biasanya gue rasaian" ujarnya terheran sambil memikirkan penyebabnya. Taklama Dallaspun mengingat kembali saat dirinya berdansa besama Diva.

Dallas dapat mengingat bagaimana sentuhan yang dirinya dapatkan dari Diva saat menyentuh bahunya. Keduanya terlihat sangatlah dekat sampai menempel satu sama lain.

"Gue enggak pernah tau kalau lo punya sentuhan selembut itu" kata Dallas sambil mengingat kejadian tersebut. Ingatannya itu masih saja terus berputar didalam kepalanya.

Tangan Dallaspun tiba-tiba saja terulur menyentuh dada kiri miliknya. Dirinya mulai membayangkan saat tangannya itu menyentuh pinggang ramping milik Diva. Sifatnya memang luarnya saja terlihat cool dan juga cuek. Namun didalamnya mahasiswa tampan ini mencoba untuk tidak terlihat gugup dan berdebar-debar.

Dallas juga merasakan jika bulu kuduknya saat ini sudah berdiri. "Bisa gila gue lama-lama" katanya sambil mengacak-ngacak rambut miliknya.

Taklama Lexipun datang dari arah belakang, dan menghamliri Dallas yang terlihat sedang berbjcara sendiri.

"Ngapain lo disini sendirian?" tanya Lexi yang datang dan langsung duduk disampingnya.

Melihat kedatangan lexi membuat Dallas langsung mengubah ekspresinya "Ya, suka-suka gue lah" balasnya dengan sinis.

Lexipun menarik napasnya setelah mendapat respon yang begitu sinis dari Dallas. "Kenapa lagi lo? Mikirin apa emangnya" tanyanya kembali dengan alisnya yang saling menyatu.

"Lo apaan si Lex! Emangnya gue mikirin apa coba" imbuh Dallas yang mencoba menyangkalnya.

Lexipun langsung menepuk sebelah bahu milik Dallas dan kembali berkata "Gue tau kok! Lo masih belum bisa terima soal pernikahan bokap lo kemaren kan"

Dallaspun membenarkan ucapannya Lexi, karena itu juga salah satu hal yang sedang diriny pikirkan "Ya, tapi mau enggak mau gue harus bisa terima kenyataannya Lex, apapun itu hasinya" tukasnya dengan satu tarikan napasnya.

"Lo bener Las! Emang itu yang harus lo sikapi, pemikiran lo kan juga udah dewasa, jadi lo udah bisa nentuin yang mana baik dan buruknya buat diri lo" ujar Lexi berkata selayaknya motivator bagi Dallas.

Kemudian keduanyapun terlihat terdiam semenjak pembicaraannya barusan. Lexipun tiba-tiba berceletuk yang membuat Dallas terkejut "Oh iya, gimana soal semalem?"

"Gimana apanya?" balas Dallas terlihat bingung.

Lexipun tersenyum berniat untuk meledeki Dallas "Pura-pura lupa lagi lo! Padahal mah yang gue liat lo mesra banget tuh dansa bedua sama si Diva" tukasnya sambil menyenggol bahu milik sahabatnya itu.

Mendengar ucapannya Lexi langsung membuat Dallas merasa gugup "Mata lo rabun, ya Lex? Mesra dari mananya coba, si Divanya aja enggak becus dansa" imbuhnya dengan terbata-bata.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Место, где живут истории. Откройте их для себя