Hari Terburuk

16 6 2
                                    

Motor Dallas terlihat  baru saja memasuki area perumahan miliknya. Dari jauh dirinya juga dapat melihat, jika terdapat banyak sekali orang yang sedang berlalu-lalang masuk kedalam rumahnya.

Kini motor Dallas sudah berada didepan pintu gerbang rumahnya. Terlihat beberapa orang sedang sibuk membawa beberapa barang yang sedang mereka pikul dipundaknya.

Dallas tidak bisa memarkirkan motornya masuk kedalam garasi, karena begitu banyak barang yang menghalangi jalannya masuk.

Mahasiswa fakultas seni itu masih terlihat setia berada diatas motor miliknya, dengan memperhatian setiap orang yang membawa barang masuk kedalam rumahnya.

"Pak! Ini sebenernya ada apa, ya? Kok banyak banget orang dirumah saya?" tanya Dallas memberhentikan salah satu orang yang kebetulan lewat dihadapannya.

"Kami hanya menjalankan perintah dari pak Darwin untuk mendekorasi rumahnya sebelum acara pernikahannya berlangsung" tukas orang tersebut. Sontak Dallas tekejut bukan main saat mendengarnya.

"Apaa! Pernikahan?" ucapnya terkejut dan masih tidak mempercayai dengan apa yang dirinya dengar.

"Kalau begitu saya permisi! Karena masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan" kata orang tersebut berpamitan kepada Dallas.

Setelah kepergiannya, Dallas melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah sambil melewati beberapa orang yang sedang membawa beberapa barang.

Dallas terlihat kesal dengan tindakan papahnya saat ini. Saat sedang berada diruang keluarga, dirinya merasa sedikit aneh karena interiornya itu, sudah tidak lagi sama. Dia juga merasakan jika ada satu bagian yang hilang.

"Foto keluarga!" tukasnya sambil melihat kearah dinding putih yang ada dihadapannya. Ya! Dallas mempertanyakan foto keluarganya itu. Foto yang seharusnya terpampang nyata didinding itu. Foto dirinya dan juga kedua orang tuanya yang pada saat itu masih terlihat harmonis dan penuh kebahagiaan.

Dallaspun mengepalkan kedua tangannya dengan ekspresi kekesalannya. Tatapan matanya juga tiba-tiba menajam dan menusuk.

"Bisa-bisanya papah nyingkirin foto itu tanpa gue tau!" tukasnya dengan amarahnya yang terlihat memancar.

"Pahh! Papah!" teriaknya menggema diseluruh ruangan. Membuat beberapa orang yang sedang bekerja jadi terhenti daan terfokuskan kepada dallas.

Dallas berteriak kepenjuru rungan mencari keberadaan papahnya. Amarahnya kini sudah tidak bisa lagi tertampung. Selang berapa lama papahnya pun tiba-tiba keluar dari arah gudang.

"Untuk apa kamu berteriak seperti itu? Tidak sopan sekali kepada papahmu ini, terlebih lagi sedang banyak orang disini" tukas Darwin sambil berkacak pinggang. Dallaspun membalasnya dengan tatapan mata yang begitu sinis. Serta amarahnya yang begitu memancar.

Dallas berkata "Papah pindahin kemana semua foto yang ada diruang keluarga? Papah enggak berniat untuk ngebuangnya kan?"

"Kamu bicara apa Dallas! Papah tidak sejahat itu untuk membuangnya, papah juga masih punya hati nurani" tukas papahnya terlihat kesal saat mendengar perkataannya anak laki-lakinya itu.

"Ckk! Hati nurani apanya! Kalo papah emang enggak berniat untuk ngebuangnya, kenapa foto itu bisa berakhir didalam gudang?" sahut Dallas saat tidak sengaja melihat foto tersebut berada digudang dari balik badan papahnya.

Darwinpun langsung membalikkan badan dan melihat kearah fotonya, yang sudah berakhir ditumpukkan barang yang ada didalam gudangnya.

"Apa! Bagaimana bisa ada disana" papahnya yang melihatnyapun merasa ikut terkejut. Dirinya terheran-heran bagaimana bisa foto tersebut bisa ada digudang.

Saat mengetahui hal tersebut amarah Dallas makin memuncak dan kebencian terhadap papahnya itu semakin lama semakin bertambah besar.

Dallas berkata dengan nada tingginya "Papah udah gila, ya! Dimana akal sehat papah? Kenapa papah bisa setega ini. Foto itu satu satunya kenangan yang paling berharga buat Dallas pah! Terlebih lagi sebelum pikiran papah diracuni sama wanita simpenan papah"

Mendengar itu membuat Darwin ikut tersulut api amarah yang membuatnya sedikit geram dengan dallas "Jaga ucapan kamu Dallas! Papah udah peringatin ke kamu agar bersikap baik kepada Vanya! Tapi ternyata sikap kamu itu masih tidak sopan seperti ini. Kalau terus seperti ini papah bisa kehilangan kesabaran karena sifat pembangkang kamu"

"Pembangkang papah bilang? Dallas enggak akan jadi pembangkan kalo papah enggak pernah kenal sama wanita simpanan papah itu, karena dia pola pikir papah jadi berubah" tukasnya dengan sorot matanya yang tajam, saat melewati papahnya masuk kedalam gudang.

Dallaspun kembali keluar dari dalam gudang tersebut dengan membawa beberapa foto ditangannya. "Mulai sekarang! Dallas udah bener-bener enggak perduli lagi sama semua perbuatan papah. Dallas juga udah peringatin soal wanita licik itu ke papah. Jadi jangan salahin Dallas kalo semua itu bener adanya" imbuhnya sambil menatap papahnya sinis setelah itu pergi menuju kamarnya.

🌲🌲🌲

Terdengar suara langkah kaki seseorang menaiki anak tangga sambil membawa beberapa barang ditangannya.

Dia adalah Dallas! Anak dari Darwin Leonard yang sebentar lagi akan melangsungkan acara pernikahan dengan Vanya si wanita simpanannya.

Dallas membawa semua foto-foto itu bersamanya untuk dirinya simpan dikamarnya. Saat sampai didepan pintu, seketika dirinya itu mendengar ada suara yang begitu kencang dari dalam kamarnya.

"Jagan bilang kalo si wanita simpenan itu lagi yang masuk kekamar gue!" kata Dallas dengan ekspresi wajah kesalnya. Setelah itu dirinyapun langsung membuka pintu kamarnya dengan segera.

Betapa terkejutnya Dallas saat pintu kamarnya itu terbuka lebar. Disana! Tepatnya diatas kasur miliknya, terbaring Louis yang sedang memainkan vidio game miliknya dengan beberapa snack yang sudah berceceran disetiap sudutnya.

"Ohh! Lo udah balik! Mau ikut gabung sekalin enggak? Ngomong-ngomong vidio game lo ini seru juga" tukas Louis yang terlihat santai memaninkan vidio game tersebut. Bahkan sampai tersenyum senang, padahal didepannya ini sudah ada Dallas yang melihatnya dengan penuh amarah.

Terpancar kobaran api yang begitu besar dari tatapan matanya Dallas. Tangannyapun kini sudah mengepal dengan sangat keras. Wajahnya juga sudah memerah karena menahan amarah.

"Atas izin siapa lo, seenaknya nyentuh barang-barang gue?" tanya Dallas sambil menaruh barang miliknya dan berjalan mendekat kearah Louis.

Louis berkata sambil memegang stick gamenya Dallas "Loh! Emangnya gue harus izin ya? Bukannya gue ini adik lo?"

Dallaspun semakin menggeram saat mendengar ucapannya Louis. Kemudian dirinyapun merampas stick game miliknya dan langsung mematikan tv yang sedang lawan bicaranya itu nyalakan.

"Adik gue? Jagan mimpi lo! Sampe kapanpun gue enggak akan pernah nganggep lo sebagai bagian dari keluarga gue, termasuk nyokap lo si wanita simpanan itu" tukas Dallas dengan emosinya yang memuncak.

Louis berjalan mendekat kearah Dallas, satu tangannyapun terulur menyentuh bahu miliknya. "Enggak lama lagi! Lo pasti, akan diusir dari rumah lo sendiri Dallas. Karena apa? Karena bokap lo yang sekarang, bukan lagi bokap lo yang lo kenal dulu" tukasnya tersenyum remeh kemudian meninggalkan anaknya Darwin itu, dengan kondisi kamarnya yang begitu berantakkan.







>>>NEXT<<<

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now