Pantulan Cahaya Jingga

23 8 1
                                    

Buku adalah gudangnya dari semua ilmu yang kita peroleh sampai saat ini. Bahkan buku juga tidak akan pernah ada masa kadaluarsanya sampai kapanpun.

Sama halnya dengan yang dilakukan seorang mahasiswa yang terlihat begitu serius membaca dan memahami isi buku yang sedang dibacanya.

Mahasiswa tersebut bernama Lexi Harsson, hobinya itu memang suka membaca buku semenjak dirinya dibangku dasar.

Lexi terlihat begitu serius membaca buku dari halaman demi halaman sampai tidak sadar jika ada seseorang yang sudah memperhatikannya sedari awal.

Dengan nyaman Lexi membaca bukunya diperpustakaan kampus dengan beralaskan meja dan juga kursi yang nyaman.

"Kak Lexi kalo lagi baca buku kegantengannya makin bertambah drastis, ya!" ucap Jessi tersenyum merona sambil memperhatikan Lexi dari tempat duduknya yang terpaut hanya empat kursi dari lexi.

Jessi kembali berucap sambil melihat Lexi yang sedang sibuk membaca "Kenapa sihh kak Lexi tuh susah banget buat digapai? Rayasanya kayak enggak nyata"

Bukan Jessi namanya jika langsung merasa putus asa, kemudian dirinyapun memutuskan untuk melihat Lexi lebih dekat.

Jessi berpindah duduk tepat dikursi sebelah Lexi, yang membuatnya langsung merasa terganggu.

Lexi berucap sambil melihat Jessi yang sedang tersenyum memperhatikannya "Ngapain lo?"

"Jessi pindah kesini karena ada cahaya matahari" sambung Jessi yang faktanya adalah sebuah kebohongan.

Setelah mendengarnya Lexipun kembali membaca bukunya dan mengabaikan Jessi begitu saja.

Jessipun meletakkan kepalanya diatas meja dengan berbantalkan sebelah tangannya, kepalanyapun menghadap Lexi yang sedang membaca.

Taklama cahaya mataharipun menyinari keduanya, dari sisi Jessi maupun dengan Lexi.

Jessi berkata "Malaikat tanpa sayap"

Lexipun yang mendengarnya langsung memalingkan wajahnya kearah Jessi

Lexi membatin "Nih anak kenapa lagi senyum senyum sendiri? Udah enggak waras kali ya?"

Namun saat melihat senyum yang begitu tulus dari wajah Jessi membuat Lexi tiba-tiba menjadi gugup dan salah tingkah.

Sementara Jessipun masih tidak sadar dan sibuk dengan dunia fantasinya.

Taklama Lexipun berdiri dari kusinya dan meninggalkan Jessi pergi begitu saja.

Jessipun yang melihat kepergian Lexi langsung tersadar dan segera mengerjarnya."Kak Lexi tunggu" tukasnya meninggalkan buku tersebut tanpa ditaruh ketempat semula.

🌲🌲🌲

Lain halnya dengan Diva yang sedang menunggu kedatangan temannya tersebut.Diva berkata "Jessi kemana si? Katanya mau ngerjain tugas bareng, sampe sekarang tuh anak enggak balik-balik"

Sambil menunggu kedatangannya Jessi, Divapun mulai mengerjakan tugasnya terlebih dulu. Setelah berkutat dengan tugasnya temannya itu masih belum kalihatan juga kedatangannya yang membuat Diva sedikit merasa kesal.

"Nih anak kemana si! Enggak inget udah ada janji kali ya" tukas Diva sambil mengedarkan pandangannya kepenjuru taman kampus.

Divapun memutuskan untuk kembali mengerjakan tugasnya, sambil menunggu kedatangan Jessi yang tak kunjung kelihatan juga batang hidungnya.

Jari Diva mulai bergerak menulis kata demi kata diselembar kertas putih bersihnya.Kemudian secara tidak sengaja Diva menjatuhkan penanya karena terbentur oleh botol minum miliknya.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now