Kehabisan Oksigen

15 4 0
                                    

Seorang mahasiswa terlihat baru saja selesai memarkirkan motornya diparkiran kampus. Terlebih lagi, dirinya sudah menjadi pusat perhatian saat ini.

Pasalnya mahasiswa tersebut datang dengan wajah yang dipenuhi banyaknya luka. Serta amarahnya yang terliat menyumbul keluar dari balik tubuhnya.

Mahasiswa tersebut yang tak lain adalah Dallas Leonard. Setelah memerkirkan motornya dirinta terlihat berjalan dengan cepat sambil menatap tajam orang-orang yang disekitarnya.

Bahkan aura gelapnya itu langsung bisa terlihat dari tatapan matanya yang menajam. Dallas tidak memperdulikan keadaan wajahnya saat ini. Yang jadi tujuan utama dirinya adalah, menemui seseorang yang sudah dirinya anggap menjadi bagian dari hidupnya.

"Lex! Itu bukannya si Dallas ya? Kok auranya keliatan serem banget" tukas Jesper melihat kearah sosoknya sambil menyipitkan kedua matanya.

Lexi berkata sambil melihat Dallas dari jauh "Tuh anak mau kemana lagi? Itu kan bukan arah ke fakultasnya"

Saat ini Lexi dan Jesper sedang berjalan dilorong fakultasnya sambil membicarakan sesuatu. Namun saat dirinya melihat sosok Dallas, perbincangan keduanya langsung saja terhenti.

Jesper berucap "Si Dallas kayaknya lagi marah banget tuh! Aura gelapnya aja sampe keluar gitu"

Mendengar ucapan Jesper membuat Laxi langsung merasa khawatir. Tiba-tiba saja ada hal yang langsung terbesit dikepalanya. "Jagan-jagan tuh anak habis berantem lagi sama louis" tebaknya dengan alisnya yang saling bertautan.

"Louis? Gue baru denger namanya, dia anak kampus kita juga?" tanya Jesper yang terlihat bingung.

Bukannya membalas ucapan Jesper, Lexipun malah terlihat terkejut sambil melebarkan kedua matanya. "Dallas enggak mungkin nyamperin louis ke fakultasnya kan? Kalau iya, gue enggak bisa dibiarin ini"

"Je! Lo duluan aja ya, gue mau susulin Dallas dulu, ada hal penting yang harus gue urus" ujar Lexi berlalari sambil meninggalkan Jesper.

Sedangkan Jesper, hanya bisa mihat kepergian Lexi dengan tanda tanya. "Yaudah lah! Itu kan masalah mereka, gue kan enggak berhak tau" ucapnya yang kemudian kembali melanglahkan kakinya menuju kelasnya.

🌲🌲🌲

"Div! Lo harus liat ini pokoknya, pacar online gue ganteng-ganteng banget sumpah" ujar Jessi yang terlihat histeris sambil menatap kearah layar handphone miliknya.

Sedangkan yang dilakukan Diva, menyumpal kedua telingan menggunakan kedua jari telunjuknya. Merasa terabaikan Jessipun mulai mengusiknya kembali.

"Div! Lo tau enggak sih, dia tuh umurnya hampir sama kayak pak Gama. Tapi mukannya masih tetep ganteng pari purna. Kalau gini sih, gue rela deh jadi istri mudanya" ucap Jessi yang masih saja mencoba mencari perhatiannya Diva.

Divapun membalas dengan nada malasnya "Suka-suka lo deh Jess! Gue mah mana ngerti sama yang begituan"

Saat ini Diva dan Jessi sedang bearada dikelasnya. Kemudian tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari mahasiswi yang sedang berada diluar kelasnya, yang membuat suasana semakin tidak kondusif.

Saat Diva ingin keluar untuk mengeceknya, tiba-tiba saja Dallas masuk kedalam kelasnya dengan auranya yang begitu dingin menusuk kilit.

"Kak Dallas!" ucap Diva dengan suara yang teramat begitu kecil. Bahkan hanya bibirnya saja yang terlihat bergerak. Seniornya itu berjalan menghampiri kursinya Diva, setelah itu menariknya begitu saja dan membawanya pergi meninggalkan kelas.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now