Instruktur dan Paralayang

6 4 0
                                    

Sinar matahari terlihat menunjukkan cahaya indahnya kepermukaan. Suara burungpun juga ikut berkicauan. Ditambah lagi dengan lagit biru, serta awan yang saling bergumul berdekatan.

Dipagi hari yang sejuk ini, terlihat Diva yang baru saja selesai dari lari paginya. Sebelum ikut paralayang, dirinya memutuskan untuk olahraga terlebih dulu. Hitung-hutung juga sebagai pemanansan agar otot-ototnya tidak terlalu tegang.

"Capek juga ya, ternyata" tukasnya sambil mengelap peluh keringat yang turun melewati pelipis serta dahinya.

Tak lama datanglah Amie sambil membawa segelas air hangat untuknya "Diminum dulu kak! Pasti capek ya?" tukasnya menyodorkan minuman itu kehadapannya Diva.

"Makasih ya Amie! Jadi ngerepotin" sambung Diva yang sudah meneguk air hangatnya itu.

Setelah airnya itu habis, Divapun kembali menyerahkan gelasnya kepada Amie "Enggak ngerepotin kok kak!" suhut Amie dengan senyum manisnya yang terpampang lesung pipit dikedua pipinya.

Keduanyapun masuk kedalam rumah bersamaan, dengan sesekali mengobrol yang membuat keduanya larut dalam candaan. Setelah itu Divapun langsung membersihkan tubuhnya karena ingin pergi ketempat paralayang bersama dengan Dallas.

Beberapa menit kemudian, Dallaspun terlihat sudah rapih dengan pakain casualnya sambil membawa sling bag kecil miliknya. Saat ini seniornya itu sedang menunggu Diva serta adiknya Jackson yang akan ikut ketempat paralayang.

"Bener Le! Kalau Diva itu bukan siapa-siapa lo?" tukas Jackson yang berdiri tepat disampingnya, sambil menyender pada tiang kayu yang ada dibelakangnya.

Dallaspun langsung saja membalasnya sambil menyilangkan kedua tangannya "Lo enggak percayaan banget sih sama gue!" ujarnya sedikit kesal dengan alisnya yang saling bertautan.

"Ya, enggak gitu maksud gue le! Gue ngerasa aneh aja, lo tiba-tiba bawa seseorang ikut paralayang barang lo. Sementara Widzy yang mantan lo aja, enggak pernah lo ajak kesini sekalipun. Tapi ini berbanding terbalik banget sama Diva" imbuh Jackson terheran-heran sambil mengerutkan dahinya.

Mendengar ucapan temannya itu, entah mengapa membuat Dallas ikut memikirkannya. Bahkan dirinya juga tidak tau apa alasannya. "Gue juga enggak tau kenapa! Yaudah si biarin aja" sahut Dallas yang entah mengapa malah tersenyum sambil menyenggol bahunya Jackson.

Tak lama datanglah Diva dan juga Amie yang sudah siap, ikut pergi menuju bukit paralayang tempat Dallas memanjakan hobinya itu.

"Udah siap paralayang hari ini?" tukas Dallas tersenyum kepada Diva sambil memegang kedua bahu milik asistennya itu.

Divapun membalasnya dengan senyum tipisnya "Siap enggak siap"

"Enggak perlu takut! Gue yakin kalau lo pasti bisa" ujar Dallas tersenyum sambil meraih tangan Diva untuk menyalurkan keberaniannya.

Jackson yang melihat dibalik badannya Dallas hanya bisa tersenyum dan menahan gelak tawanya "Modus lo bisa banget Le! Masih pagi juga" tukasnya dengan suara yang begitu kecil bahkan hanya terlihat bibirnya saja hang bergerak.

Kemudian mereka berempatpun pergi menuju bukit paralayang untuk bersenang-senang. Namun itu tidak berlaku bagi Diva yang sudah terlihat panik saat diperjalanan.

🌲🌲🌲

Akhirnya merekapun sudah sampai ditempat yang dituju. Setelah memarkirkan mobilnya, keempatnyapun langsung melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju ketas bukit. Dallaspun terlihat berjalan terlebih dulu, kemudain diikuti oleh Diva, Amie dan yang terakhir adalah Jackson.

Sedetik kemudian rasa was-was yang menyelimuti Divapun menghilang, ketika melihat pemandangan yang begitu luar biasa. Sejauh mata memandang, dirinya itu diperlihatkan oleh hamparan pantai yang luas. Serta deburan ombak yang saling mendahului menuju kepermukaan.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now