Rumah Dallas?

11 5 1
                                    

"Div! Lo kenapa si, lemes banget gue liat. Lagi sakit lo?" ujar Karel dengan sebelah tangan yang menempel didahi adik tersayangnya.

"Enggak panas kok" sambung Karel setelah menyentuhnya.

Divapun manarik napasnya dalam dan menghembuskannya kasar "Gue emang enggak lagi sakit Karel" balasnya dengan tidak semangatnya.

"Ya, kalau gitu lo kenapa lesu banget dari tadi. Biasanya juga ngomel-ngomel mulu" ledek Karel dengan senyumannya.

Divapun malah terdiam saat Karel meledikinya, karena itu juga dirinya dibuat bingung karena sikap adiknya "Lo lagi ada masalah dikampus ya Div? Kalau iya, lo bisa cerita sama gue! Gue ini kan kak lo" imbuh Karel dengan wajahnya yang terlihat lebih serius.

Mendengar karel berucap seperti itu membuat Diva sedikit tersenyum kepada karel. "Kok lo lama-lama makin care sama gue si! Aneh tau enggak" ucapnya terkekeh yang membuat kakaknya itu menjitak kepalanya.

"Awhhh! Karel, sakit tau kepala gue" rintih Diva sambil mengusap kepalanya.

"Abis lo nyebelin si, gue care salah enggak care salah! Mau lo apa si Div" imbuh Karel kesal dengan sikap plin-plan adiknya.

Divapun terkekeh mendengar ocehannya Karel "Yaudah si, jagan ngambek! Kayak anak kecil lo".

Karelpun langsung membalasnya "Ngomong mulu lo, udah ayo gue anyerin kekampus" tukasnya memerintahkannya. Setelah itu karelpun mengantar Diva menuju kampusnya deengan motor kesayangannya.

Kemudian ditempat yang berbeda, terlihat Jessi sedang bersama dengan Lexi dan juga Jasper. Ketiganya sedang mengobrol satu sama lain, namun tidak dengan Lexi.

"Lo bisa enggak si! Enggak terus-terusan muncul dihadapan gue" ujar Lexi sambil berjauhan dengan Jessi.

"Enggak bisa! Jessi tuh akan terus deket-deket sama kak Lexi sampe kakak suka sama Jessi" ucapnya dengan senyum cerahnya.

Jesperpun yang melihat interaksi diantara keduanya hanya bisa tersenyum sambil tertawa sesekali. "Lex! Lo enggak akan pernah bisa kalah sama Jessi, percuma aja" ucapnya mengingatkan.

"Dosa apa gue bisa ketempelan sama sepupu lo yang satu ini" tukas Lexi dengan raut wajah putus asanya.

"Bagus dong kak Lexi ketempelan sama Jessi, Jessi kan cantik orangnya! Ya, kan kak Jeje" balasnya sambil menatap pujaan hatinya dengan senyumnya.

Lexipun langsung mengacak-ngacak kepalanya sambil berteriak. "Jauh-jauh lo dari gue, enggak sudi gue deket-deket sama cewek kayak lo" tukasnya mengeluhkan kelakuan Jessi kepadanya.

"Kalau Jessi kebalikannya! Jessi malah sudi deket-deket sama kak Lexi" sambungnya yang membuat Lexi semakin kesal dibuatnya.

Lexipun kembali berkata "Terserah lo deh ya, udahlah Je gue mau cabut! Enggak mood gue deket-deket sama nih anak". Setelah itu Lexipun pergi menuju kelasnya, begitupun juga dengan Jesper dan Jessi.

🌲🌲🌲

Siang ini matahari terlihat begitu terik serta panasnya yang terasa begitu membakar kulit. Saat ini Dallas baru saja selesai dari mata kuliahnya dam sekarang dirinya sedang mencari asistennya itu. Siapa lagi kalau bukan Diva, mahasiswi dari fakultas managemen.

"Tuh anak mana si, udah gue telfon dari tadi masih enggak diangkat-angkat juga" kata Dallas dengan benda pipih yang menempel ditelinga miliknya.

Dallaspun masih mencoba memghubungi Diva untuk yang kesekian kalinya. Namun tetap saja masih sama, mahasiswi itu tidak juga mengangkat panggilannya. "Ni anak awas aja kalau ketemu sama gue" ucapnya menggeram.

Kemudain Dallaspun berniat untuk mencari Diva kefakultasnya, yaitu fakultas managemen. Baru saja dirinya ingin melangkahkan kaki tiba-tiba saja Diva terlihat melintas didepannya, namun dengan jarak yang cukup jauh.

Dallaspun pangsung berlari menghampiri mahasiswi itu sambil menteriakkan namanya "Diva!". Mendengar ada seseorang yang memanggil namanya Divapun langsung menengok.

"Lo kemana aja si, gue telfonin dari tadi juga" ujar Dallas terengah-engah saat sudah berada dihadapannya Diva. Bukannya membalas mahasiswi itupun terlihat diam dan mengacuhkan ucapan seniornya.

Diva juga terlihat menghindar saat Dallas melangkah kan kakinya lebih dekat. "Lo kenapa si? Aneh banget" ucapnya dengan alisnya yang saling bertautan.

"Ahh, saya enggak kenapa-kenapa kok kak" imbuh Diva mencoba untuk terlihat seperti biasanya. Dirinya merasa jika Diva sedang menghindar darinya, itu terlihat dari gerak-geriknya yang terlalu menjaga jarak dengannya.

"Gue tau lo bersikap kayak gini karena apa! Pasti karena kejadian kemaren kan?" tukas Dallas yang seakan tau dan memahami apa yang sedang mahasiswi itu rasakan.

Divapun sedikit terkejut ketika Dallas bisa mengetahuinya. "Lo enggak perlu takut, karena gue akan selalu jagain lo! Gue itu bos lo jadi lo tanggung jawab gue" sahutnya menyakinkan Diva dengan ucapannya.

Kemudian Dallaspun manarik tangan Diva dan membawanya menuju parkiran kampus "Kak Dallas! Saya mau dibawa kemana?" tanyanya sambil mencoba melepaskan tangan seniornya.

Saat sampainya diparkiran Dallaspun menyuruh Diva untuk naik keatas motornya "Cepet naik! Enggak usah banyak tanya, gue juga enggak akan ngapa-ngapain lo" imbuhnya sambil menatap matanya Diva.

Divapun menurut dan naik keatas motornya Dallas, setelah itu merekapun pergi dari kampus menuju suatu tempat. Taklama merekapun telah sampai diare perumahan miliknya.

Setelah memarkirkan motornya didepan teras, Dallaspun menyuruhnya untuk turun dari motornya. "Kak Dallas ngapain ajak saya kerumah kakak?" tanya Diva sambil mengedarkan pandangannya.

"Ada barang gue yang ketinggalan! Gue juga ajak lo kesini supaya lo bisa bawain barang bawaan gue" ucap Dallas dengan seenaknya saja. Divapun yang mendengarnya langsung merasa kesal dan juga jengkel.

Divapun membatin "Emang dasar senior sialan! Enggak bisa banget apa liat gue bebas bentar" ucapnya dengan sorot matanya yang tajam.

Setelah itu keduanyapun masuk kedalam rumah Dallas "Lo tunggu disini dulu, gue mau ambil barang bentar" ujarnya menyuruh Diva untuk tetap ditempatnya.

"Iya kak!" balas Diva sambil melihat interior yang ada dirumahnya Dallas. Kemudain seniornya pergi menuju kamarnya untuk mengambil beberapa barang miliknya.

Saat Diva ingin duduk disofa, tiba-tiba saja Dallas datang dengan terlihat terburu-buru "Gue mau keluar bentar! Dan lo tetep tunggu disini"

"Kak Dallas mau kemana emangnya? Masa saya ditinggal sendirian si dirumah kakak" sambung Diva yang membuat seniornya itu menghentikan langkah kakinya.

Dallaspun membalikkan badannya "Gue enggak lama, cuma ke tukang fotocopy bentar" ucapnya sambil melihat raut wajah Diva yang sedikit was-was.

"Kenapa enggak sekalian aja? Kan jadi enggak bolak-balik" saran Diva dengan sorot matanya yang dalam.

"Banyak tanya lo! Gue juga sebentar doang keluarnya, lo enggak usah takut dirumah gue enggak ada hantunya" geram Dallas, kemudian dirinyapun pergi meninggalkan Diva dengan motor miliknya.

Sedangkan diva menunggu Dallas didalam rumahnya dengan seorang diri.









>>>NEXT<<<

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now