Bukan Cinderella Maupun Negeri Dongeng

11 6 0
                                    

Jessi terlihat sedang bercermin sambil mengecek hasil make up nya yang terlihat sedikit luntur. Malam ini dirinya ada janji dengan kakak sepupunya yang bernama Jesper.

Jesper sudah berjanji jika dirinya akan mengajak Jessi kesuatu tempat yang pastinya akan membuat dirinya suka.

"Mom! Jessi pergi sama kak Jeje dulu ya" ujarnya sambil menuruni anak tangga dengan begitu cepat.

"Iya! Pulangnya jangan malam-malam ya Jess" sahut mamahnya yang berada didapur sambil mencuci beberapa piring kotor.

"Oke! Mom" kata Jessi.

Kemudian Jessipun keluar rumah untuk menunggu kedatangan kakak sepupunya itu. Taklama terdengar suara klakson motor yang begitu kencang.

Jessipun langsung menghampiri dan membuka pintu pagar rumahnya. "Kak Jeje!" tukasnya begitu antusis ketika melihat kakak sepupunya itu datang.

"Seneng banget nih yang mau kak Jeje ajak jalan-jalan" ledek Jesper sambil tersenyum jahil kepada Jessi.

"Iya dong! Kapan lagi kak Jeje mau ajak Jessi jalan-jalan" imbuhnha dengan senyumnya yang menawan.

Kemudian Jesperpun berkata dengan raut wajah sedihnya "Kakak kan baru aja sembuh dari operasi Jess, jadi enggak bisa ajak kamu jalan-jalan dulu" ujarnya kepada Jessi. Seakan memahami dan mengerti adik sepupunta itupun menganggukan kepalanya.

"Kak Jeje mau ajak Jessi kemana si emangnya?" ucapnya menanyakan hal tersebut dengan dahinya yang mengkerut.

Melihat raut wajah Jessi membuat jesper sedikit tertawa "Udah, nanti kamu juga tau setelah kita sampai" ujar Jesper membuat jessi semakin penasaran.

Kemudian keduanyapun pergi menuju ketempat yang Jesper maksud. Diperjalan angin malam terasa begitu dingin seperti di antartika. Bahkan Jessi saja sampai terlihat menggigil saat merasakannya.

Tak terasa jika waktu cepat sekali berlalu, dan kini keduanyapun sudah berada didepan sebuah cafe yang terlihat begitu banyak pelanggan didalamnya. Jessipun terlihat heran mengapa Jesper malah membawanya ketempat ini.

"Kok kita ke cafe sih ka?" ujar Jessi terheran. Jesper hanya tersenyum membalas ucapannya, kemuduan Jesper mengajaknya masuk kedalam cafe setelah memarkirkan motor miliknya.

Saat Jessi melangkahkan kakinya masuk, dirinya langsung saja terkesan dengan interior yang ada didalamnya. "Jess kamu tunggu disini dulu ya" kata Jesper sambil menarik kursi untuknya.

"Kak Jeje mau kemana emangnya?" tanya Jessi.

"Enggak lama kok, bentar ya" sambung Jesper.

Setelah itu Jesperpun pergi entah kemana, sedangkan Jessi masih asik memperhatikan interior cafe tersebut yang begitu mengesankan baginya.

Taklama Jesperpun kembali, namun bersama seorang perempuan yang saat ini sedang berdiri disampingnya. Melihat kedatangan keduanya membuat Jessi langsung terkejut dan juga tidak percaya.

"Kak Lexi!" Jessi terkejut setelah melihat kehadiran pujaan hatinya bersama dengan kakak sepupunya. Sedangkan Lexi sendiri hanya memasang wajah datarnya sambil membuang muka.

"Lo ngapain ajak gue kesini si! Kalo ujung-ujungnya ketemu sama nih anak" protes Lexi dengan raut wajah kesalnya. Jesperpun yang mendengarnya langsung terkekeh geli.

Jesper berucap "Kenapa si Lex emangnya? Lagian enggak ada salahnya juga kalau gue bawa Jessi. Gue kan ajak kalian berdua karena mau rayain kembalinya gue kekampus"

Lexi hanya bereaksi seadanya saja, setelah itu menarik kursi dan duduk bersebelahan dengan jessi. "Hai kak Lexi! Jessi seneng banget bisa ketemu sama kakak disini" katanya dengan senyumnya yang indah.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now