Act 004: Part 2

14 2 0
                                    

Ferus mengikuti Nick dan Cassandra yang berjalan lebih dulu menyusuri bukaan lobi menuju sebuah lift. Lift tersebut membutuhkan akses pindai mata seperti yang terjadi barusan di meja resepsionis sebelum dapat menentukan ingin pergi ke lantai apa. Sesudah Cassandra memindai mata, dia mendekatkan jari pada tombol bergambar senjata api yang tidak perlu disentuh untuk mengaktifkannya. Lift yang dingin dengan pengharum ruangan serta musik santai bergenre klasik pun menemani mereka berangkat menuju tujuan.

Pintu terbuka, tetapi yang berada di balik mereka adalah pendar cahaya yang berasal dari lubang cacing magis berwarna merah yang tampaknya akan mengantar mereka ke sebuah dimensi lain. Mulanya Ferus ragu untuk melangkah, tetapi karena Nick dan Cassandra berjalan melalui lubang itu begitu saja, Ferus akhirnya mengikuti.

Mereka pun langsung memasuki sebuah ruangan putih bersih di mana ratusan rak megah berjajar tanpa batas. Ratusan rak tersebut menyimpan berbagai alat yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, yang bahkan tidak bisa dia tebak apa saja fungsinya. Benda-benda itu ditata serapi mungkin sesuai dengan kategori. Selain itu, terlihat beberapa orang yang mengenakan kemeja merah membersihkan benda-benda tersebut sedikit demi sedikit. Beberapanya butuh naik ke atas menggunakan papan terbang canggih hingga Ferus tidak bisa melihat ke mana mereka pergi begitu meluncur ke atas. Perasaan terkesima itu membuat Ferus lagi-lagi berhenti sejenak untuk mengagumi ruangan ajaib ini. Dia nyaris tidak berani melangkah mendapati saking putihnya ruangan, itu karena dia merasa tidak memijak lantai. Namun ternyata setelah diamati lagi ada bayangannya memantul bersih.

"Ferus," Cassandra beberapa langkah di depan memanggilnya. Nick pun menunggunya. "Ayo, nanti tersesat."

"Uh, iya." Ferus segera menyusul.

Papan terbang canggih yang digunakan oleh petugas bersih-bersih ternyata bisa diambil di sebuah rak yang berada di belakang mereka. Cassandra mengambil papan yang lebih besar agar dapat diduduki oleh mereka bertiga. Ferus rasa papan ini lebih masuk akal dan nyaman diduduki daripada karpet terbang di dalam dongeng. Bagaimana seseorang bisa duduk di atas kain? Apakah bokong mereka tidak terlalu berat?

Papan tersebut melayang ke atas yang membuat Ferus sedikit panik sehingga mencengkeram lengan Nick dan Cassandra yang mengapit dirinya. "Ini aman, 'kan?"

"Tentu saja, asal kamu jangan tiba-tiba loncat," Cassandra bergurau.

Ferus masih tak henti mengamati sekitar. "Apakah ini berada di dimensi lain?"

"Ya. Dimensi lain seperti ini biasanya dibuat oleh alat yang mengandung sihir manipulasi dimensi. Sama seperti teknologi kendaraan telekinetik, alat-alat ini dibuat oleh penyihir yang menguasai ilmu teknologi juga," Cassandra menjelaskan. Papan yang mereka naiki melaju cepat hingga Ferus tidak bisa menghitung sudah berapa rak yang mereka lewati.

"Kurasa aku harus lebih banyak main ke sini." Ferus melebarkan tangannya. "Ini semua keren banget! Bagian mana lagi yang bisa kita akses? Apa ada semacam tempat pelatihan khusus seperti dungeon dalam gim?"

"Jangan," Nick menimpal. "Maksudku, mana mungkin bisa kamu ke sini? Karena kalau kamu main ke sini aku pun harus mendampingi. Dan aku malas sering-sering datang ke sini."

Ferus pun kecewa, mulutnya mengerucut. "Padahal terlahir sebagai Mata Merah itu keren, loh. Kok kamu semalas itu berhubungan dengan mereka, sih?"

Nick tidak menjawab yang justru mengundang beribu pertanyaan dalam benak Ferus. Kalau dipikir-pikir lagi, berbicara soal kedekatan mereka di kantin barusan, itu semua jadi terdengar omong kosong karena masih banyak rahasia yang Nick simpan semenjak kedatangannya ke rumah Ferus. Yang artinya pula, anak itu belum sepenuhnya percaya pada Ferus. Satu hal yang Ferus tebak sendiri adalah Nick memiliki trauma di masa lalu, menyebabkannya terkadang mimpi mengenai masa mengerikan itu hingga mengigau tidak jelas dan tanpa sengaja membangunkan Ferus yang selalu sekamar dengannya.

Eyes of the Damned [2018]Where stories live. Discover now