Act 009: Part 2

9 2 0
                                    

Pintu yang masih berada di genggaman sihir Nick lekas dia lempar balik ke arah Sam. Secepat kilat Sam menyerbu ke depan tanpa takut dengan serangan Nick, wujudnya pun telah berubah sepenuhnya menjadi iblis. Pintu yang mengalihkan perhatian itu Sam tangkis ke samping, menabrak perabotan Jessie sampai tercecer di mana-mana. Sedangkan Nick sudah siap menekan pelatuk. Senjata itu menyala terang berwarna biru, aura sihir diserap ke dalam lubang-lubang penyerap energi pada badan senjata dan segera menembakkan peluru magis ke arah Sam.

Sayangnya Sam sempat menghindar sehingga bidikan Nick meleset hanya menggores sedikit bisepnya yang tebal. Lalu iblis itu menukik tajam hendak meraih Nick, hanya saja Jessie berhasil lebih cepat menangkap Nick dan mendorongnya ke luar apartemen bersama Jessie sendiri. Keduanya jatuh terkapar di koridor luar.

"Bawa dia keluar, dia akan membahayakan warga apartemen!" Secepatnya Nick bangkit, tidak menjelaskan rencana gila yang akan dia lakukan. Dia berlari ke arah jendela, membenturkan tubuh pada kaca untuk melompat dari lantai delapan. Jessie yang mengerti perintah tersebut mengikutinya. Kaca pun pecah berkeping-keping mengikuti mereka yang tertarik oleh gravitasi.

Telekinesis mengendalikan Nick sehingga dia dapat memelankan laju tubuhnya dan mendarat dengan aman. Sedangkan Jessie telah mengepakkan sayap kelelawar, mendarat di sebelah Nick. Di mana seharusnya pakaian Jessie robek akibat sayapnya yang tembus justru dengan sempurna membentuk dan bersatu dengan sayap seakan sayap tumbuh di atas baju, bukan kulitnya secara langsung. Tentu saja pakaian yang beredar di masyarakat sekarang telah dimodifikasi supaya dapat melakukan shape-shifting mengikuti pemakai yang kebanyakan adalah shape-shifter.

Kaca yang telah pecah pun menyusul mereka. Warga yang tadinya sedang berjalan santai di pinggir jalan meledak dalam kepanikan, menyebar sejauh mungkin menjauhi Nick dan Jessie.

Bayangan Sam memelesat ke arah mereka, menghalangi matahari. Sadar akan hal itu Nick menyingkir dengan telekinesis, tapi berbeda dengan Jessie yang justru melejit menyusul Sam. Kuku-kuku Jessie tumbuh tajam beberapa senti, bersiap menusuk Sam. Dari jauh, Nick yang khawatir Jessie akan gagal dengan awas membidik senjata pada Sam. Tak disangka serangan Jessie berhasil menembus perut Sam.

Semakin dalam Jessie meneroboskan tangan ke dalam perut Sam, semakin dekat jarak di antara mereka berdua. Jessie dengan mata nyalang puas karena akhirnya dendam yang sudah terkubur dari lama dapat terbalaskan.

Hanya saja Sam masih dapat bergerak walau dengan tubuh gemetar. Tangannya perlahan terangkat, menepuk pundak Jessie. Kepalanya sedikit demi sedikit mendekat pada telinga Jessie.

Nick terkesiap, menyadari apa yang akan terjadi. Dia pun menekan pelatuk. Sebutir peluru magis tertembak ke kepala Sam.

Sialnya itu semua terlambat. Saking cepatnya Nick nyaris tidak mendapati bahwa Jessie telah menendang Sam kuat-kuat, terpental sangat jauh hingga meretakkan permukaan pinggir jalan. Sementara itu Jessie sudah menghilang dari hadapan Nick.

Kemudian gadis itu muncul, tepat di samping wajah Nick.

Andai dia tidak cekatan, mungkin leher Nick sudah patah akibat Jessie tiba-tiba mengincar lehernya untuk dicengkeram sampai patah. Nick merunduk dan mengelit tajam, salah satu kaki mendorong kuat dirinya untuk meloncat mundur sambil menggunakan telekinesis sehingga jarak mereka kini terpisah lima meter.

Sialnya seseorang tiba-tiba menendang punggungnya dari belakang hingga dirinya terjerembap dengan hidung menghantam lebih dulu. Belum sempat merintih karena hidungnya berdarah, Sam telah menarik pakaiannya dari belakang, lalu Jessie mencekik lehernya dengan genggaman bertenaga tidak manusiawi.

"Mata Merah keparat," ujar Jessie dengan kebencian membara.

Nick megap-megap sambil meronta berusaha melepaskan tangan Jessie. "Kamu berada di bawah pengaruh Sam."

Eyes of the Damned [2018]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora