Part 15 I Pengumuman Resmi

132 31 8
                                    

Sachi menyempatkan ke ruang perpustakaan untuk mengembalikan sebagian buku yang sudah dipinjamnya beberapa hari yang lalu. Kemudian saat Sachi sampai di ambang pintu, mendadak dari arah samping, seseorang yang belum sempat Sachi lihat wajahnya, langsung menarik lengannya begitu saja menjauh dari ruang perpustakaan. Langkah kaki Sachi tampak terseok-seok mengimbangi seorang yang berjalan cepat di depannya. Bersyukur Sachi sangat hafal gestur tubuh seorang yang di depannya itu. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya dari zaman masih kicikꟷNina si teman sebangku.

"Naaa..pelan-pelan bisa kan ya narik tangannya? Ya ampuuun!" keluh Sachi seraya berusaha mengimbangi langkah kaki Nina yang sangat cepat.

Seketika itu juga Nina menghentikan jalannya, beruntung kepala Sachi tidak sampai membentur punggung sahabatnya itu. Nina dengan cepat membalikkan badan, sorot matanya kental sekali seriusnya.

"Bi..."

"Kenapa sih Na? "Sachi jadi terbawa suasana tegang.

Nina mencodongkan tubuhnya ke arah Sachi. Telapak tangannya kemudian menyatu membentuk sebuah corong membisiki telinga Sachi." Bi.. berita itu emang bener, kita bakalan pindah ke gedung sekolah sebelah."

DEG...

Kening Sachi mengerut dalam sebelum menjawab."Kamu nanya siapa lagi? Konfirmasi sama Gilang?" tanya Sachi menerka.

Nina manggut-manggut." Iya, kan cuma dia doang informan yang paling akurat."

Hening ...

"Na.."

"Hmm.."

"Aku mau cerita lagi soal.." ucap Sachi sengaja menggantung kalimatnya sambil memutus menyandar di tiang penyangga teras yang kemudian diikuti Nina berikutnya.

"Biasku? Tetanggamu itu?" sambung Nina menyenggol bisep Sachi.

Sachi mendesah pelan."Semalam aku ngobrol sama Kak Shano, tapi kurang afdol rasanya kalo enggak cerita sama kamu juga."

"Hemm. Dia bikin kamu kenapa sih Bi? Bikin mood kamu anjlok? Aku kalo jadi tetangga dia, bakalan happy terus kali,"delik Nina sembari menggeleng tak mengerti dengan pikiran sahabatnya itu.

"Makanya dengerin aku ngomong sampai selesai Na... sebelum penyakit gila kamu itu kambuh lagi!"ledek Sachi yang langsung direspons Nina dengan cubitan kencang ke pinggangnya.

"AWW..nyeri Na..!"Sachi meringis mengusap-ucap keras pinggang kirinya.

"Biarin! Biar otak pintermu itu ke buka, bahwa gila-gila gini juga disenengin mamas Gilang," kekeh Nina menunjukan muka sok di imut-imutkan dengan aksi keramatꟷmengepalkan kedua tangan di kedua pipinya bergaya aegyo ala-ala Queen of Aegyo- eonni Sunny SNSD.

Sachi mengurut pelan pelipisnya saat menonton siaran ulang tingkah absurd sahabatnya."Ini jadi dengerin enggak ya?" deham Sachi sok mengingatkan Nina.

"Jadi dong Princess Perfecto and Lezato!" jawil Nina ke dagu Sachi sambil satu tangan Sachi ditarik duduk bersampingan di teras menghadap taman yang dihiasi beberapa bunga pakis giwang dan bunga ruellia.

"Nih aku siap dengerin sekarang. Kenapa sama babang biasku? Kan kalian juga belum saling kenal banget? Emang mungkin langsung ada masalah? Eh tapi bentar...." Nina langsung mencondongkan tubuhnya menghadap Sachi, seketika Kedua telapak tangannya mengatup mulutnya dan menyipitkan kedua mata menyelidik.

Dan Sachi yang seolah tahu akan jalan pikiran konyol Nina, secepatnya meluruskan sembari menoyor kening sahabatnya itu."Enggak...enggak kayak yang kamu pikirin, please deh Na..."Sachi membuang napas berat.

Meet You (Serendipity)Where stories live. Discover now