Part 35 I Mendengar Diam-Diam

80 9 0
                                    


Selang beberapa hari dari kejadian Sachi menolong Mama Andra di minimarket, Nina akhirnya bercerita kalau hubungan dia dan Gilang sudah lebih dari sekadar teman. Sachi mendengar alur cerita percintaan Nina yang dimulai sejak Gilang berulang tahun. Sachi sedikit bersyukur, paling tidak usaha dia jalan kaki malam-malam itu, membuahkan hasil yang manis.

"Sekali lagi aku mau bilang ya Bi, aku bukan lagi Ratu HTK!"bangga Nina menyikut bisep sahabatnya yang sedang membuat summary bahasa inggris.

"Ish Nina...kecoret kan hurufnya jadi kurang rapih," dengkus Sachi sambil berdecak.

"Lagian, kita tuh masih kelas XI Bi, ngapain bikin melulu ringkasan kayak gini? Yakin aku, Kak Shano palingan dulu juga enggak segitunya,"omel Nina.

"Justru karena dia udah pinter banget, makanya minimal aku harus rajin Ninaa..." Sachi menutup notebook warna pastelnya dan membuang napas panjang.

"Ih ga nyadar ya, kamu tuh udah pinter Bi. Daripada belajar mulu, mending sesekali kamu belajar ngadepin Kim Seok Jin Andra yang sekarang udah jadi cowok normal."

Sachi tergelak mendengar racauan Nina soal Andra.

"Kamu enggak chat dia?"

"Apa sih Nina!" Sachi memutar bola mata dan mendengkus berat.

"Ayolah Bi...jangan anggap diri kamu itu muna kayak yang dibilang si Kiran."

"Ya..aku mau chat apa juga Na?"

"Nanya kabar Ibunya atau apa gitu?"

"Aku bisa nanya lewat Bunda. Tapi soal chat Andra duluan? Enggak mau dari aku dulu Na!"

Nina memanyunkan bibirnya, " Berarti dia duluan yang bakal chat kamu!"

"Mulai deh jadi Ratu cenayang kerajaan Joseon."

Nina tertawa lepas bersamaan dengan riuhnya suasana kelas karena di jam pelajaran Sosiologi, Pak Tanu absen dan hanya memberi tugas mengerjakan LKS.

" Ini yang dikerjakan halaman 40 sampai 43 kan Na?" Sachi membuka buku cetak dan LKSnya untuk mulai dia kerjakan.

"Iya yang itu bener." Nina menengok sebentar ke buku LKS Sachi, " Eh Bi..aku ntar nyontek ya. Tapi aku mau keluar sebentar, wait!" Nina ke luar dari rongga bangku lalu dia melangkah cepat ke arah pintu ke luar.

"Eh Na...!" Sachi memekik memanggil sahabatnya, hanya saja gadis itu terus berjalan tanpa melihat ke belakang lagi.

Lima belas menit dari Nina ke luar kelas, tiba-tiba di saku rok rampel panjang Sachi, ponselnya terasa ada getaran. Sachi dengan cepat mengeluarkan benda pipihnya. Dia sempat tertegun menatap satu notifikasi pesan yang masuk ke layar ponselnya. Sembari dia menarik napas dalam-dalam, jemari Sachi bergerak di atas keyboard membalas pesan melalui aplikasi chat dari Andra untuk pertama kali.

 Sembari dia menarik napas dalam-dalam, jemari Sachi bergerak di atas keyboard membalas pesan melalui aplikasi chat dari Andra untuk pertama kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Meet You (Serendipity)On viuen les histories. Descobreix ara