Part 16 I Permintaan

132 27 8
                                    

"Biiii...Bi tolong turun, Bunda mau minta tolong!" Sebuah panggilan dari Bunda berhasil menghentikan percakapan serius antara Sachi dan Nina melalui ponsel mereka.

"Itu suara Bunda?" tanya Nina di seberang sana.

"Hmm."

"Yaudah pokoknya kamu enggak usah mikir yang aneh-aneh terus Bi.Kalo ada apa-apa, pasti aku bantu kamu. Toh kamu juga bilang kan? Andra tadi pagi baikin kamu dengan nyapa duluan. Ya siapa tahu sekarang dia mulai belajar lebih ramah sama kamu."

Sachi mengangguk lemah, meski dirinya sadar Nina tidak mungkin juga melihat anggukan kepalanya.

"Jadi besok sepakat berangkat pagi ya? Janjian di depan gerbang SMA Harapan. Please Na...pokoknya jangan sampe ngaret!" ancam Sachi sembari mendengkus keras.

"Iya siaaap, besok aku on time. Lagian kalo nyasar sendirian juga enggak bakalan seru," kekeh Nina cekikikan di seberang sana.

"Biii..kedengeran kan Bunda manggil?'"ulang Bunda Muti yang dari nada suara terdengar sudah tidak lagi bersabar.

"I-iya Bun... ini sebentar lagi mau turun," pekik Sachi yang langsung beranjak dari beanbag nya dan dengan ponsel yang masih menempel di sebelah telinganya,Sachi pun mulai mengakhiri obrolan dengan sahabatnya.

"Gitu dulu ya Na.."

" Oke oke Bi, bobo tenang ya sayooong. See you tomorrow."

PIP

Sachi menuruni undakan anak tangga lebih cepat,Bunda Muti tampak sedang berdiri membelakangi Sachi, jemarinya begitu lincah di atas keyboardꟷmengetikan sesuatu di ponselnya.

"Bun..ada apa?" tanya Sachi yang langsung direspons Bunda memutar kepala ke belakang.

"Oh sini Bi...Bunda mau minta tolong!"Bunda mendekati Sachi lalu satu lengan Sachi di tarik pelan oleh Bunda, untuk kemudian keduanya mendarat manis di stool bar. "Bi tolong kamu ke rumah Bu Raya ya. Tolong ambilin cupcake pesenan Bunda.Tadi sore sebenernya pegawainya sudah datang ke sini tapi di rumah enggak ada siapa-siapa, makanya kuenya di taro di rumah Bu Raya. Bu Raya tadi udah chat Bunda juga,bilang kalo Kalandra yang mau anterin, Bu Rayanya masih meeting sama para pegawainya, tapi Bunda udah terlanjur jawab kamu aja yang ambil........"

Mata Sachi mengerjap beberapa kali. "Aku tidak salah denger kan? Bunda nyuruh ke rumah Andra? Malam ini juga? Seriusan?" Sachi meneguk ludahnya dengan paksa, entah kenapa tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.

"Bi..kamu denger kan? Kok malah bengong?" Bunda menggeleng sembari mengoyangkan punggung tangan Sachi.

"Harus sekarang banget ya Bun?"

"Iya sekarang juga, mumpung masih jam delapan tuh!" Bunda menunjuk ke arah jam dinding di ruang TV.

"Emang Kak Shano belum pulang Bun?" Sachi masih mencoba bernegosiasi,sedikit usaha supaya bukan dia yang pergi ke sana.

"Belum, kena macet katanya. Kakakmu tadi ke luar kantor saja habis magrib.Soalnya ini tuh titipan temen Bunda di kantor. Dia mau ambil cupcakenya malam ini, mau dateng ke rumah. Katanya mau kasih kejutan buat suaminya. Paling jam sembilan-nan dia sampai."

Sachi menghela napas pasrah mendengar semua paparan Bundanya. "Emang di sekitar tempat tinggalnya enggak ada toko kue. Dulu-dulu enggak ada nitip beginian," gumam Sachi lirih sambil mengerucutkan bibir dan turun dari stool barnya.

"Biii...itu kamu menggerutu kedengeran lho."

"Eh..." Sachi menoleh cepat ke Bundanya." Maaf Bun," kata Sachi berdeham malu.

Meet You (Serendipity)Where stories live. Discover now