Prolog - Hurts

44.5K 1.7K 76
                                    

Plak plak plak

"Ayah ampun yah Lisya udah gak kuat" lirih seorang gadis kecil yang terlihat memohon.

Hiks

"DIAM KAU!!" bentak seorang lelaki, setelahnya ia mendorong gadis tersebut hingga tersungkur kebelakang.

Hiks

"Sudah...ku mohon.."

Plash plash plash

Cambukkan pun dilayangkan oleh sang ibu tepat ke punggung rapuh gadis tersebut.

Tapi gadis itu tidak bisa berbuat apa apa, dia hanya bisa memohon dan terus memohon.

"Ssshhh, Ma Lisya mohon berhenti" ringisnya.

Darah mengucur dari seluruh tubuh gadis tersebut, lantai rumah tersebut bahkan sudah dipenuhi oleh darah.

Gadis tersebut selalu disiksa. Tak peduli anak yang mereka siksa saat ini hanyalah seorang anak gadis yang rapuh.

Seorang anak kecil yang kehilangan kasih sayang orang tuanya hampir 2 tahun lamanya.

Lisya yang masih kecil tidak bisa berbuat apa apa.

Setelah selesai disiksa oleh keluarganya pun Ia ditinggalkan begitu saja, atau jika ia pingsan mereka menyeret nya menuju gudang dan dibiarkan nya begitu saja.

Lisya selalu mengobati lukanya sendiri di dalam kamarnya. Bahkan tempat yang disebut kamar tersebut lebih pantas disebut gudang. Benar benar tidak pantas.

Bugh bugh bugh

Tonjokkan yang keras itu membuat Lisya kembali terpental.

Wajahnya semakin dipenuhi oleh luka dan darah. Terlihat benar-benar mengerikan.

"Kak, berhenti kak, Lisya mohon berhenti" lirih Lisya.

"APA KAU TULI, HAH?!! DIAM KUBILANG!!" teriak kakak laki lakinya.

"Hiks,kak Vano" gumam Lisya sambil menangis menahan pedih.

Kakak laki-lakinya yang bernama lengkap Alvano Erlanda Alteza ini terlihat tidak peduli, tatapan matanya benar-benar dipenuhi dengan kebencian.

"Ck, lemah" decak sang kakak.

Hiks

Bugh

"JANGAN MENANGIS JIKA AKU SEDANG MENYIKSAMU LISYA!!" "AKH!!!" Teriaknya pada Lisya membuat Lisya terdiam.

"Ini terakhir untukmu hari ini" ucap seorang lelaki, atau lebih tepatnya ayah kandung Lisya.

Kepala keluarga tersebut melirik kepada istri dan anak laki lakinya untuk segera melakukan nya.

Mereka yang sudah mengerti pun mengangguk.

Plak plak

Plash plash plash

Bugh

Penyiksaan beruntun itu membuat Lisya kehilangan kesadaran nya dan berakhir pingsan.

Mereka bertiga yang sudah biasa melihat ini pun menyeretnya menuju gudang dan melemparnya begitu saja.

***

Pagi pun datang, gadis tersebut terbangun di jam 3 pagi. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi yang ia dapatkan hanyalah rasa sakit yang teramat sangat di sekujur tubuhnya.

Penyiksaan kali ini tergolong cukup berat. Entah apa alasannya ia juga tidak tahu, yang diingat ia hanya mencoba mengambil sisa makanan di dapur dan tak lama kakaknya datang dan menatapnya dengan tatapan marah.

Lisya [End]Where stories live. Discover now