Chapter 13 - Lost 3

15K 942 20
                                    

Pagi pun datang Lisya terbangun dari tidurnya tapi tidak dengan Alex ia masih tertidur pulas di paha Lisya. Lisya yang melihatnya hanya bisa berdecak malas.

Pahanya sudah keram menahan beban kepala Alex.

"Lex..Alex bangun" ucap Lisya sambil menepuk-nepuk pipi Alex.

"Hem?" Alex pun terbangun tapi tidak dengan posisinya yang masih berbaring di paha Lisya.

"Paha aku keram Alex"

"Oh maaf" ucapnya dan segera berpindah posisi menjadi duduk.

"Sudah pagi ayo cepat cari jalan keluar dari sini" ucap Lisya dan langsung melompat dari atas pohon. Alex yang melihatnya ikut melompat dari atas pohon.

Lisya melihat mayat yang tergeletak di tanah buru buru mencari sesuatu yang bisa ia dan Alex butuhkan nanti.

"Perban,roti,minum,dan sniper" gumam Lisya

"Lex bawa sniper nya. Bisa pakai sniper kan?" Tanya Lisya

"Bisa" jawab Alex singkat dan mengambil sniper yang tergeletak di bawah.

"Roti cuma ada satu buat kamu aja Lex" ucap Lisya

"Kenapa gak setengah setengah?" Tanya Alex

"Alergi keju,rotinya rasa keju" ucap Lisya dan menyodorkan rotinya pada Alex.

"Nanti gimana makannya? Dari kemarin belum makan kan?" Tanya Alex khawatir

"Tenang udah biasa" ucap Lisya sambil tersenyum. Entah kenapa akhir-akhir ini Lisya lebih sering tersenyum. Bahagia mungkin?

"Kita berburu saja. Nanti bisa kita bakar untuk dimakan" ucap Alex

"Nanti ketahuan. Asap bakarannya bakal terlihat" ucap Lisya

"Yasudah ayo cepat berangkat" ucap Alex dan mulai berjalan diikuti oleh Lisya.

1 jam berlalu

Lisya dan Alex masih belum menemukan jalan keluar nya.

"Kalau ada hp pasti lebih mudah" gumam Alex yang didengar oleh Lisya

"Hp?" Lisya langsung mengotak atik jaketnya.

"Dapat!!" Ucap Lisya setengah berteriak

"Dapat? Dapat apa?" Tanya Alex pada Lisya

"Hp,aku baru ingat" ucap Lisya

"Apa dihutan masih ada jaringan?" Tanya Alex lagi

"Tidak ada. Tapi hpku bisa" ucap Lisya dan mulai mengotak atik hpnya.

"Terus kemarin kenapa menggunakan laptop ku untuk menyalakan listrik,jika hpmu bisa?"

"Untuk itu hpku masih belum bisa." ucap Lisya masih fokus pada hpnya.

"Shut..." Suara Lisya membuat Alex terdiam

"Sembunyi" bisik Lisya dan mereka mulai bersembunyi dibalik pohon.

Alex mengerutkan keningnya pada Lisya. Lisya yang mengerti pun menunjukkan hpnya pada Alex. Alex yang tidak mengerti pun makin mengerutkan keningnya lagi.

"Tanda merah,musuh. Tanda Hijau,kita" Alex pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Lisya kembali melihat hpnya, terlihat tanda merah disana sudah mulai menjauh.

Lisya kembali mengotak atik hpnya.

"Kita berada cukup jauh dari markas kita. Sekitar 435 km dari sini,dan jalan keluar dari hutan menuju jalan raya sekitar 54 km dari tempat kita berdiri saat ini" "butuh waktu yang lama untuk keluar dari hutan ini,tak mungkin kita memanggil Rex kesini dengan helikopter kita masih terlalu dekat dengan markas mereka" ucap Lisya. Alex yang mendengarnya hanya bisa mendengus.

"Yasudah ayo kita jalan,waktu terus berjalan sekarang sudah jam 10" ucap Lisya dan mulai berjalan mendahului Alex.

Waktu terus berjalan,7 jam sudah mereka menempuh perjalanan dan ini baru setengah perjalanan mereka. Banyak rintangan yang harus mereka lewati di hutan ini,entah hewan buas, sungai, ataupun jebakan.

"Sudah sore,mau kita lanjutkan atau tidur di atas pohon lagi?" Tanya Lisya

"Tapi kau belum makan,bukankah kita sudah cukup jauh dari markas mereka? Kita juga sudah berada di balik bukit" ucap Alex

"Hm.. baiklah ayo kita berburu" ucap Lisya dan mulai berjalan.

"Eh..eh tunggu" ucap Alex memberhentikan langkah Lisya.

"Biar aku yang mencari hewannya,kamu yang mencari kayunya" ucap Alex,Lisya yang mendengarnya hanya bisa mendengus dan segera mencari kayunya begitupun dengan Alex.

15 menit berlalu

Alex sudah mendapatkan buruannya begitupun dengan Lisya yang sudah mengumpulkan banyak kayu.

"Aku dapat dua ekor kelinci" ucap Alex

"Aku juga dapat banyak kayu untuk dibakar dan juga buah-buahan" ucap Lisya

"Terus bagaimana dengan apinya? Apa kita butuh menggesekannya hingga mengeluarkan api?" Tanya Alex

"Tidak perlu,aku bawa pematik" ucap Lisya dan mulai membakar kayu yang ada di depannya.

***

Malam berlalu Lisya dan Alex sudah selesai untuk makan dan kembali tidur diatas pohon. Malam ini masih berjalan sama seperti malam sebelumnya.

Pagi pun datang Lisya sudah terbangun. Ia melihat Alex yang tertidur pulas di pahanya. Kali ini ia tidak coba membangunkan Alex ini masih terlalu pagi. Lisya hanya mengelus elus kepala Alex dengan tangannya sambil tersenyum. Walaupun saat ini pahanya sudah cukup keram menahan beban kepala Alex.

"Perasaan apa ini?" Gumam Lisya dan tangannya pun sudah berhenti mengelus kepala Alex.

Alex mulai menggeliat ketika tangan Lisya sudah tidak lagi mengelus kepalanya. Alex mendengar ucapan Lisya dengan jelas bahkan ia sudah terbangun sebelum Lisya membuka matanya. Alex hanya tersenyum ketika Lisya mengucapkan kalimat itu.

Ia juga sebenarnya bingung dengan perasaannya sendiri. Entahlah masalah ini bisa ia pikirkan lagi nanti. Sekarang yang terpenting ia dan Lisya harus segera keluar dari hutan ini.

***

Lisya [End]Where stories live. Discover now