Chapter 4 - Back

20.6K 1K 2
                                    

" Brengsek"

" Apa yang kau lakukan dengan dia, Mac" ucap Alex

Lelaki yang disebut oleh Alex ini bernama Mac atau lebih tepatnya Mac Stevanio.

"Hanya membuat nya babak belur dan membuat satu tembakan di perutnya" ucap nya santai

Alex menggeram marah

"Kau akan menyesali perbuatanmu" ucapnya

Alex mengarahkan pistol nya ke arah kaki Mac tapi tiba tiba.

Cling

Flash tepat mengenai mata Alex. Sesaat Alex tidak dapat melihat dan semuanya terlihat putih.

"Akhh. Kau akan benar benar menyesali perbuatanmu."

"Kita lihat saja nanti" "Ayo kita pergi, aku tak mau membunuhnya dengan mudah" ucap Mac pada anak buahnya.

Saat pengelihatan Alex mulai kembali Alex sudah tidak melihat siapa siapa lagi, yang Alex lihat hanya tubuh Lisya yang bersimbah darah tergeletak di jalanan.

Alex menyesal tidak mengikuti arahan tangan kanannya untuk membawa pasukannya. Ia terlalu emosi saat itu.

Alex berlari ke arah Lisya dan berjongkok tepat disamping Lisya.

Alex merobek bajunya dan menutupi luka yang ada di perut Lisya.

"Maafkan aku tidak dapat melindungimu" Lirih Alex

"Kumohon bertahanlah"

Lisya masih dapat mendengar suara Alex Lisya masih sadar walau pun darah masih terus keluar dari perut nya.

"Ketua, kau tak apa? Maaf kami tidak mematuhi perintah mu. Kami sangat khawatir dengan..." Ucap Rex yang entah darimana tiba tiba sudah ada di belakang Alex.

"Rex? Aku tak apa. Cepat siapkan helikopter menuju markas dan bawa mobilku dan mobilnya ke markas" potong Alex

"Ba..baik"

Alex dengan sigap mengangkat tubuh Lisya yang sudah bersimbah darah tersebut.

Alex pun masuk kedalam helikopter dan menidurkan kepala Lisya dipangkuannya.

Dalam perjalanan Alex masih memikirkan kejadian tadi. Ia berjanji akan membalas perbuatan Mac yang telah menyakiti Lisya.

Alex terkesiap saat tiba tiba Lisya bergerak memeluk perutnya. Saat Alex berusaha ingin melepaskan nya Alex mendengar nafas teratur yang menyapu perutnya. Sudah dipastikan bahwa Lisya tertidur. Alex membiarkan mereka dalam posisi tersebut.

Mereka pun sampai di markas. Alex segera mengangkat tubuh Lisya dan membawanya kedalam.

Flashback

Rex yang melihat pertarungan antara Mac dan lisya segera menelfon Alex.

Tut Tut Tut

"Ketua, saya melihat Mac sedang bertarung dengan anak itu" " Saya tidak bisa melawannya, banyak sekali anak buah Mac, dan saya sudah memulangkan pasukan pasukan kita"

"Balik ke markas" ucap Alex dingin

"Ba..baik" ucap Rex takut

Sampai markas

"Rex,kau disini,aku akan melawan mereka sendiri dimana tempatnya?" ucap Alex dingin

"Ta..tapi banyak..."

"Cepat beritahu Rex!!!" Bentak Alex dan

Rex pun ketakutan

"Di jalan****"

Alex pun keluar dari markas dan segera mengendarai mobilnya menuju tempat tersebut.

Selama di perjalanan, perasaan Alex tidak enak. Ia berharap Lisya tidak kenapa kenapa.

Alex pun sampai dengan cepat dia berlari menuju gerombolan di depan saat sedang berlari Alex mendengar suara tembakan. Perasaannya semakin tidak enak.

Dor

"Brengsek"

"Apa yang kau lakukan dengan dia, Mac"

Flashback off

Alex membaringkan tubuh Lisya di kasur dan segera memanggil dokter untuk melakukan operasi.

Dokter pun datang dan segera mempersiapkan alat-alat bedahnya.

"Maaf, tapi sebaiknya ketua keluar terlebih dahulu, jika anda masih disini itu akan menggang-" ucap salah satu dokter bedah tersebut

"Aku. Tetap. Disini." "dan pastikan dia selamat atau nyawa kalian dan keluarga kalian taruhannya" ucap Alex dingin

"Ba..baik" ucap mereka serempak

Berjam jam pun berlalu dokter bedah tersebut masih melakukan kegiatannya dengan serius. Alex pun masih terus memperhatikan Lisya dan menatapnya khawatir. Hingga dokter tersebut pun mulai membuka maskernya.

"Bagaimana?" Tanya Alex

"Dia akan sembuh, hanya perlu beberapa waktu untuk menunggu hingga ia benar benar pulih" ucap dokter tersebut

"Kapan ia akan sadar?" Tanya Alex

"Mungkin beberapa jam lagi ia akan segera sadar" "tapi untuk sekarang biarkan ia beristirahat terlebih dahulu" ucap dokter tersebut

Kali ini Alex tidak bisa menolak perkataan dokter tersebut. Lisya butuh istirahat agar kondisi nya benar benar pulih.

"Oke. Pindahkan dia ke kamar" perintah Alex

"Baik ketua" ucap dokter tersebut dan mulai membereskan peralatan bedahnya.

***

Lisya [End]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon