Chapter 21 - stay alive?

13.5K 732 17
                                    

Srekk

"Ssshhh" Lisya meringis menahan sakit karena darah yang keluar dari tangannya.

Lisya tersenyum senang,ia akan segera bertemu Alex disana.

"Alex aku datang..." lirih Lisya

Brakkk

Suara dobrakan pintu terdengar membuat Lisya sedikit terkejut. Akankah ia akan lebih cepat mati dengan kedatangan mereka?

Ternyata menjemput kematian tidak semudah itu, ini benar benar sakit. Kehilangan darah secara perlahan lahan.

"Shitt" "Lisya, bangunlah kumohon" seseorang membalikkan tubuh Lisya hingga terlentang. Lisya dengan segera menyembunyikan tangannya yang masih terus mengeluarkan darah.

"Alex?" Ucap Lisya sambil tersenyum merekah.

"Ya, ini aku Lisya"

"Aku sudah sampai surga?" Ucap Lisya lirih sambil menatap Alex sayu.

"Kau masih hidup Lisya" " Kenapa berbicara seperti itu, hm?"

"Aku hanya ingin bertemu dengan mu apa itu salah?" Tanya Lisya

"Aku? Aku disini Lisya aku baru saja keluar dari kamar rawat dan aku sudah melihat mu dalam keadaan seperti ini"

"Bohong" ucap Lisya yang terdengar sangat lirih.

"Tidak,kau masih disini Lisya. Kau belum meninggal, kau masih hidup. Kenapa kau berbicara begitu?"

"Kau sudah mati, Alex" ucap Lisya membuat Alex kaget.

"M..mati?" Lisya hanya mengangguk, ia menunjuk ke sebuah layar yang masih menyala.

"Itu kau bukan?" Ucap Lisya sambil menunjuk seseorang yang kepalanya tertutup kain hitam.

Alex hanya melongo,"BEN?!!KAU BERCANDA?!!" Teriak Alex

"No,no,no Lisya itu bukan aku. Itu..itu..."

"Itu...?" Tanya Lisya

"Daddy" ucap Alex pelan. Lisya kembali menangis kali ini bukan menangis sedih justru ia menangis bahagia.

"Jangan menangis Lisya" ucap Alex sambil menangkup pipi Lisya. Lisya tersenyum.

"Aku bahagia Alex" "Ayahku sungguh mati?" Tanya Lisya

"Ya Lisya, kau senang bukan" jawab Alex dan Lisya mengangguk setuju.

"Tapi, semua sudah terlambat Alex" sambung Lisya

"Terlambat?" Tanya Alex bingung. Lisya menunjukkan tangannya kepada Alex.

"Li..sya? Apa yang kau lakukan?" Tanya Alex panik,ia segera menggendong Lisya dan membawanya menuju ruang operasi.

"Please Lisya, jangan tutup matamu" "Bertahan untukku, okay?" Lisya hanya menggeleng wajahnya matanya sayu ia benar benar sudah tidak tahan. Darah sudah terlalu banyak keluar dan Alex terlambat menyadarinya.

Lisya tersenyum dan mulai memejamkan matanya.

"Please..." Ucap Alex sambil menangis. Ia masih berusaha berlari menuju ruang operasi, lorong terlihat sangat sepi ia tak tahu kemana para anak buah Ben pergi.

Alex sampai di ruang operasi,disana sudah terlihat beberapa dokter yang sudah siap dengan peralatannya. Alex tidak peduli ia segera meletakkan Lisya di brangkar, dokter tersebut menyuruh Alex untuk keluar agar tidak menggangu jalannya operasi.

Tak mau menggangu jalannya operasi,Alex segera keluar ruangan dan terkejut melihat Ben dengan santainya berdiri sambil menatapnya.

Tanpa aba aba Alex segera memukul Ben dengan brutal, Ben hanya diam sama seperti saat Lisya memukulya.

Lisya [End]Where stories live. Discover now