Chapter 24 - Stay(?)

13.8K 764 19
                                    

"Hiks... goodbye Alex..."

Ia sudah benar-benar tidak kuat. Sudah tidak ada harapan lagi untuk dirinya hidup.

Lisya sudah mempersiapkan diri untuk menenggelamkan dirinya.

'Pertemukan aku denganmu,tuhan. Aku sudah benar-benar tidak kuat.' batin Lisya berdoa

Belum sempat ia menenggelamkan dirinya. Sebuah cahaya terlihat sesekali mengenai lubang tempatnya saat ini.

Cahaya. Cahaya kali ini bukan berasal dari bulan ataupun matahari. Kali ini cahaya senter yang terlihat.

"A..alex?" Lirih Lisya dengan suara yang sangat kecil.

"LISYA...!!!" Teriak seseorang memanggil namanya. Lisya familiar dengan suara itu.

"A..lex tol..ong" lirih Lisya ia terus mencoba untuk mempertahankan wajahnya agar tidak tenggelam.

Lisya mengambil napas dalam-dalam, mengumpulkan semua kekuatannya untuk berteriak. Ia yakin walau hanya satu kali berteriak Alex pasti akan mendengarnya.

Ia mengambil napas dalam-dalam. Wajahnya sudah hampir tenggelam.

"A...LEX TA...Nah hmphh-" tubuh Lisya sudah benar tenggelam sekarang. Ia berusaha menahan napasnya sebisa mungkin. Ia mengeluarkan tangannya dari air sebagai pertanda bahwa ada seseorang dibawah sini.

1 detik

5 detik

10 detik

30 detik

Tidak ada tanda-tanda seseorang menolongnya. Paru-parunya terasa sangat sesak.

Kegelapan mulai menjemputnya. Ia benar-benar sudah tidak tahan. Ini begitu menyakitkan. Haruskah kematiannya se-tragis ini? Kenapa ia tidak mati oleh para mafia saja? Mati tertusuk atau tertembak rasanya lebih baik daripada mati tenggelam seperti ini. Kenapa ia harus merasakan kematian yang lebih menyakitkan daripada keluarganya? Benar-benar tidak adil.

Paru-parunya sudah penuh dengan air sekarang. Napasnya sudah tidak bisa dikendalikan.

'Alex...' batinnya

Byurrr

Gelap.

***
Flashback

Bugh

"Dimana Lisya bangsat!!" Ucap Alex kembali memukul Vano yanh sudah tergeletak tak berdaya di lantai.

"Sudah mati mungkin" ucap Vano kelewat santai. Walaupun dalam hatinya ia pun cukup khawatir dengan keadaan Lisya sekarang.

"Bangsat!! tidak ada gunanya aku berbicara denganmu!!" Ucap Alex dan langsung menendang perut Vano dengan sangat kencang hingga mulut Vano mengeluarkan darah.

"Kalian urus dia,bawa kemarkas dan kurung dalam penjara,sisanya aku yang urus" ucap Alex dan langsung meninggalkan tempat tersebut.

"Baik ketua!!" Ucap anak buah Alex serempak

"Ketua!!kami menemukan jejak darah di hutan,tapi karena keadaan hujan lebat sekarang,sudah banyak darah yang larut oleh hujan dan kami tidak dapat menemukan jejak apapun lagi selain apel ini" ucap Rex panjang lebar

"Apel?" Tanya Alex

"Iya,ketua hanya apel bekas gigitan yang sepertinya belum lama ini baru dimakan oleh seseorang" tutur Rex

"Ck,yasudah jangan buang-buang waktu. Ayo cari. Kau bagi tugas dengan yang lainnya." Ucap Alex

"Baik ketua" Tanpa menjawab Alex pun segera pergi tanpa memperdulikan hujan yang bisa dibilang cukup lebat.

Lisya [End]Where stories live. Discover now