Chapter 3 - Fighting

21K 1.1K 0
                                    

Citttttt

Lisya pun berhenti mendadak karena ada banyak mobil yang tiba tiba menghalangi nya.

Lisya masih diam sambil memperhatikan terus mobil yang ada di depannya.

Tiba tiba keluarlah seorang laki laki berperawakan tinggi berjalan menuju mobil Lisya.

Lisya yang didalam mobil pun waspada dan perlahan mengambil senjata yang ia dapatkan tadi.

Laki laki tersebut pun menggerakkan dagunya keatas, menyuruh Lisya untuk keluar dari mobil nya.

Lisya pun keluar dari mobilnya dan sampailah dia dihadapan lelaki tersebut.

Disisi lain Rex masih terus mengintai dari mobilnya. Memperhatikan Lisya dan lelaki tersebut. Rex agak khawatir pasalnya lelaki tersebut adalah musuh dari ketuanya yaitu Alex.

"Apa?" Tanya Lisya pura pura bingung

"Tunjukkan pada kami dimana lokasi markasnya atau kau akan mati disini sekarang juga!!" Ancam lelaki tersebut.

"Aku tidak tahu" ucap Lisya dengan santainya membuat lelaki tersebut menggeram marah.

"Kau ingin main-main denganku, hah?!" Bentaknya geram dengan Lisya yang tak kunjung menjawab pertanyaan nya dengan benar.

"Lagipula darimana kau tahu bahwa aku memiliki hubungan dengan tempat yang kau sebut itu?" Tanya Lisya

Jujur saja sebenarnya Lisya tau markas yang dimaksud oleh lelaki tersebut adalah markas Alex terlihat dari jaket yang dikenakan lelaki tersebut bertuliskan "Dead Mafia" Sudah pasti orang ini termasuk musuh nya Alex.

Tapi tentu Lisya tidak akan memberitahu keberadaan markas Alex dimana. Susah-susah ia mencari lokasinya, enak saja orang ini dengan mudahnya mendapatkan hal itu darinya.

"Tato di lehermu, tidak sembarangan orang bisa memilikinya, dan aku tidak tahu darimana seorang pencuri sepertimu bisa mendapatkannya." Ucap lelaki tersebut membuat Lisya terkejut dan bingung. Sedangkan lelaki tersebut hanya tersenyum sinis melihat kebingungan Lisya.

"Kalian cepat bawa anak ini ke mobil" ucap lelaki tersebut menyuruh anak buahnya membawa Lisya ke mobil. Ia tidak mau basa-basi lagi.

Lisya yang mendengar ucapan lelaki tersebut pun terkejut.

"Baik bos" ucap anak buah lelaki tersebut.

Datanglah satu orang anak buah lelaki tersebut dan memegang tangan Lisya.

Rex yang masih mengintai Lisya pun makin waspada melihat Lisya ingin dibawa pergi oleh musuh ketuanya tersebut.

Tiba tiba

Lisya memelintir tangan orang tersebut dan...

Bugh

Lisya menonjok perut pria itu dan hampir saja ia oleng dan terjatuh.

Hening

Hingga suara lelaki berperawakan tinggi itu memecah keheningan.

"Kalian kenapa diam saja!!! Cepat bawa anak ini!!!" Bentak nya

"He..em..baik bos" ucap mereka ragu.

Saat para anak buah lelaki tersebut ingin berjalan ke arah Lisya. Lisya lebih dulu bertindak cepat.

Lisya menginjak dada lelaki tersebut dan meloncat ke belakangnya.

Bugh

Lisya menendang punggung lelaki tersebut dengan keras. Dia yang tidak siap pun terjatuh hingga posisi tengkurap.

Lisya tersenyum sinis.

Lelaki tersebut berdiri dan menggeram marah.

"Berani beraninya kau!!!!"

"Kenapa? Malu?" Ucap Lisya meremehkan.

Lelaki tersebut makin menggeram marah nafasnya tidak beraturan.

"Jika kau tak mau jadi pengecut lawan aku tanpa bantuan anak anak buahmu itu"

Lelaki tersebut mulai terpancing emosi.

"Kalian semua mundur!!!" Ucap lelaki tersebut.

Lelaki tersebut mengangkat dagunya keatas sambil tersenyum meremehkan.

Anak buah lelaki tersebut pun mulai mundur dan mulai mengelilingi mereka berdua.

Mereka pun memulai pertarungan.

20 menit berlalu

Lisya pun masih bertahan walau sudah banyak luka yang tertera di wajahnya. Belum lagi luka Lisya setelah pertarungan dengan Alex masih belum sembuh.

Sedangkan luka yang terdapat pada lelaki tersebut juga tidak kalah banyaknya. Bahkan wajahnya saja sudah terlihat aneh.

Lelaki tersebut sangat emosi ia bisa mengira bahwa wajahnya pasti sudah babak belur.

Lelaki tersebut menyuruh anak buahnya memegang Lisya dengan bahasa isyarat.

Lisya melihat pergerakan lelaki tersebut. Tetapi Lisya kalah cepat, ia dengan cepat di pegang oleh anak buah lelaki tersebut dan memukul Lisya tepat di wajah nya dengan keras.

Bugh

Bruk

Lisya limbung dan terjatuh. Darah mengucur dari wajahnya.

Lisya pun berbicara dengan suara kecil yang masih bisa terdengar oleh lelaki tersebut.

"Pengecut"

Lelaki tersebut tersenyum kemenangan.

Lisya masih setengah sadar dan dapat melihat senyum kemenangan dari lelaki tersebut.

Dor

Lelaki tersebut menembak tepat mengenai perut Lisya.

"Shhh" Lisya meringis

"Brengsek"

"A..lex...." Lirih Lisya

***

Lisya [End]Where stories live. Discover now