2. Satu Kelompok

3.3K 501 21
                                    

"Mingyu ini gimana sih, gue nggak paham." Jiho menghampiri meja Mingyu yang daritadi lancar-lancar aja ngerjain soal Ekonomi, padahal menurut cewek itu materi ekonomi yang sedang masuk hitungan ini bener-bener ribet. Yuju dan Rose juga menghampiri meja Mingyu untuk diajarkan rumus Ekonomi itu.

"Ini liat soalnya dong. Yang ditanya tuh Pendapatan Negara menggunakan metode pengeluaran, jadi lo nggak perlu masukin semua data yang ada di soal." Mingyu menggarisbawahi beberapa kata yang menjadi poin penting dalam soal. "Ini pajak harusnya nggak usah dimasukin." Mingyu nyerocos panjang lebar terus dianggukin sama ketiga cewek yang lagi konsul sama dia itu. Anak-anak yang belom ngerti sama pelajaran apa pun biasanya nanya ke Mingyu. Dia cowok pintar yang peringkat satu seangkatan pas kelas sepuluh. Mingyu lebih seneng ngajarin temen pas lagi belajar gini, dibanding ngejar-ngejar dia pas H-1 ujian karena menurutnya itu buang-buang waktu. Ya iyalah, orang ujian udah di depan mata masa lo baru mau kedebak-kedebuk.

Padahal daritadi Jungkook juga lancar-lancar aja ngerjain soal itu. Berbanding terbalik dengan meja Mingyu yang ramai, mejanya justru sepi. Dia juga termasuk siswa pinter, masih masuk peringkat lima besar seangkatan, tapi anak-anak kurang suka nanya ke Jungkook karena dia kalo jelasin muter-muter jadi bikin pusing. Mereka lebih suka nanya ke Jungkook pas lagi ulangan, tinggal tatap-tatapan ama Jungkook doang mereka bisa dapet jawaban.

Jungkook nggak mau dibilang pelit gara-gara pas ujian pura-pura budek jadi dia bakal kasih jawaban dia ke temannya kalau guru yang ngawas baik. Nah, kalo si Mingyu pas lagi ulangan nggak bakal ngasih tau ke siapa pun. Katanya sih nggak bermaksud pelit, dia cuma pengen temannya mendapatkan nilai sesuai kemampuan dan membiarkan temannya mengukur keahliannya sampai mana. Setiap orang pasti ada plus minus-nya lah ya.

Eunha yang baru saja nanya sama guru ekonominya di depan sana menggerutu pelan, "Ah elah udah nanya dijawabnya malah suruh ikutin rumus. Anak SD juga tau kalo ngerjain harus sama kayak rumus. Ngitungnya yang gimana sih, woi, kesel." Eunha tipe anak yang kalau nggak ngerti, nanyanya langsung ke guru, karena kalau ke teman ujung-ujungnya malah ngerumpi, jadi dia nggak mau waktu belajarnya sia-sia, eak. Tapi pas nanya sama guru ekonomi berbaju jingga itu dia malah pulang dengan kosong membuatnya kesal bukan main.

"Sabar, Na. Nggak boleh ngebatin sama guru ntar kualat," katanya sendiri. Dia pelan-pelan nyoba masukin rumus, sedangkan si Binnie chairnyet-nya ikut-ikutan nanya ke Mingyu. Kursi-kursi kelas hanya diisi oleh anak cowok yang mager mikir buat ngerjain, toh ini sebenarnya cuma contoh soal nanti bakal dibahas bersama-sama.

Eunha nggak sengaja lihat Jungkook yang anteng aja di mejanya, udah kayak anak kecil poop di celana nggak bilang ke mamanya hehe. Rata-rata anak cowok di kelas ini juga pada diem, sih tapi mereka diem karena di bawahnya megang ponsel yang nampilin game legend masa kini.

Niatnya cuma mau natap bentar, eh jadi lumayan lama masa. Sampe kedua manik yang ia tatap itu mengalihkan pandangan ke arahnya dan berakhirlah mereka tatap menatap selama tiga detik.

"Mampus gue, keciduk." Eunha pas tau Jungkook juga ngelihatin dia, dia langsung pura-pura liat ke arah jam dinding yang posisinya memang di belakang kelas. Biar yang Jungkook tahu alasannya nengok ke belakang adalah melihat jam. Jungkook sih nggak bakal mempermasalahkan adegan barusan, tapi lain cerita kalau yang nyiduk dia temennya yang mulutnya lambe. Bakal jadi guyonan tak berfaedah di tahun ini, guys.

"Udah sini, semua menghadap ke papan tulis. Kita bahas bareng-bareng." Semua siswa langsung duduk ke tempat masing-masing kala guru mereka bersuara, termasuk Eunha yang telah mengembalikan fokusnya pada papan tulis putih di kelanya.

Bu Sooyoung langsung membahas soal yang barusan dia kasih. Gampang sih sebenernya cuma nambah sama kurangin doang, tapi kebanyakan mereka salah masukin data dan melenceng dari rumus gitu makanya jawaban mereka berbeda.

Choco Milk ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt