6A. Tolongin Eunha

1.8K 416 25
                                    

Sedari tadi, Jungkook-lah yang membaca ocehan Eunha di grup Sosiologi. Dia juga baru ingat kalau tadi Eunha meminjam laptopnya di sekolah. Gimana caranya cewek itu ngerjain

Dia kira Yuju akan bantuin Eunha makanya Jungkook kalem aja, ternyata engga. Dan saat Eunha mengirim sebuah pesan yang mengundang kekhawatirannya barulah Jungkook berani membantu Eunha.

Warnet 24 jam kan pasti bahaya banget buat anak cewek, apalagi sekarang hampir pukul sepuluh malam. Rata-rata isinya anak nakal terus pasti bakal bau asap rokok, kasihan cewek itu yang bakal sesak napas.

Bagian publik sama klik
Serius lu mau bantu gua?

Jungkook belom sempet ngirim balesan buat Eunha, eh panggilan masuk dari cewek itu memenuhi layar ponselnya.

Jungkook deg-degan setengah mati dong, dia membiarkan panggilan itu sampe berakhir.

Kook, lu tidur ya?
Gua ke warnet aja dah gapapa

Matanya terbelak melihat kalimat yang diketik cewek itu.

Gak, gue abis dari toilet

Bohong banget omongan Jungkook nyatanya dia cuma bingung mau jawab telepon Eunha.

Lu ketik aja materi lu ke sini, nanti gua salin ke ppt

Serius?

Hm ternyata Eunha itu beneran bacot ya ke siapa aja, kirain cuma sama temen deketnya doang. Ternyata dugaan Jungkook salah.

Iya

Oke, makasih ya Kook.

Jungkook ngeluarin laptopnya lagi terus dia nyalain. Padahal dia capek banget udah mau tidur aja rasanya. Tapi dia gak mungkin ngebiarin temennya dalam bahaya. Iya temennya, semua teman harus dilindungi terlepas sebenernya dia pujaan hati kita atau temen deket kita atau bukan.

Pesan masuk dikirim Eunha dan itu isinya materi dia, cepet juga itu orang ngerjain pikir Jungkook.

Jungkook nyari gambar tentang materinya Eunha. Rose bilang gak nerima polosan jadinya gak mungkin kan Jungkook cuma ngetik-ngetik asal punya Eunha.

Eunha kembali nelpon dia, gak tau itu bocah kenapa nelponin mulu. Akhirnya diangkat sama Jungkook.

"Halo," ucap Jungkook terdengar di seberang sana ada lagu yang didengar Eunha.

"Makasih ya, Kook."

"Iya. Sama-sama."

Hening beberapa saat, Jungkook nge-speaker pembicaraan Eunha terus kedengeran banget dia nyanyi beberapa lirik lagu yang ia dengar. Jungkook fokus ngetik ditemani sama lantutan Eunha.

Sumpah, ini kayak mimpi sih bagi Jungkook.

"Kook," panggil Eunha.

"Hmm."

"Lo gak capek?"

"Dikit."

"Yah, maaf ya." Di seberang sana, Eunha mengerucutkan bibirnya, dia ngerasa ngerepotin banget. "Gue emang ngerepotin."

"Santai."

"Kook lu fokus ngerjain tugas gua ya?"

"Enggak juga."

"Oh iya kan bukan bagian lu, gak usah rapi-rapi Kook."

"Iya."

"Panjangin dikit dong ngomongnya." Eunha banyak mau banget, udah bagus teleponnya diangkat kok dia mau ini itu. Jungkook kan juga lagi ngerjain tugasnya.

"Apa yang mau dipanjangin?"

"Tanya balik gitu, Eunha lu gak ngantuk."

"Haha."

"Eh anjir respon lu gitu doang."

"Pasti gak ngantuk kan baru bangun." Eunha terkekeh di seberang sana, membuat senyum di wajah Jungkook terukir. Harapannya dia tadi siang dikabulin secepat ini masa. Emang kita tuh harus berbuat baik sama orang biar doa kita terwujud.

"Iya, sih... Kook tebak dong gua lagi ngapain." Tuhkan nggak penting banget nanyanya, sksd tingkat dewa emang bocahnya.

"Hmmm napas."

"Hahaha, bisa ngelawak juga si Jenius ini." Eunha ngikutin mayoritas anqk cowok yang manggil Jungkook pakai sebutan itu.

"Nggak ngelawak."

"Bener juga sih, ayo dong tebak lagi."

"Dengerin musik sambil tiduran, ya?" tebak Jungkook.

"Yash bener banget, tapi gua duduk gak tiduran," kata Eunha suaranya masih seger banget di telinga Jungkook. "Gua gak enak lah, masa lu ngerjain tugas gua sedangkan gua enak-enakan di kasur."

Jungkook tertegun mendengarnya karena ternyata Eunha juga peduli sama temannya dan gak gadir. Jungkook sudah selesai mengerjakan tugas Eunha dan akan mengirim ke e-mail Rose. Setelah terkirim dia matikan laptop dan berbaring, enak banget rasanya. Sementara ponselnya ia letakan di meja lampu tidur persis di samping kasur.

"Tiduran aja gapapa."

"Gua udah tidur seharian. Lo udah selesai?"

"Baru gua kirim ke Rose."

"YA AMPUN MAKASIH BANYAK, KOOK." Suara cewek itu girang banget pada pukul setengah sebelas ini.

"Biasa aja, gua cuma ngetik ulang." Jungkook menguap lebar. Dia ngantuk, tapi gak mau udahan teleponannya.

"Lu ngantuk?"

"Enggak."

"Bohong, itu nguap."

"Nguap bukan berarti ngantuk."

"Eh, tadi menang gak?" tanya Eunha soal futsal tadi.

"Menang, 2-1."

"Wih akhirnya. Siapa yang cetak gol?"

"Gua sama Bambam."

"Wah keren lu, pokoknya harus ikut terus lu main futsal," seru Eunha. Staminanya masih poll karena baru bangun beda ama Jungkook yang udah merem-merem.

Jungkook baru sampe rumah jam sembilan kurang sepuluh menit. Dia sempetin nonton TV sama orang tuanya sebelum naik ke atas dan dikejutkan sama Eunha yang heboh gak ada laptop.

"Ya kalo bisa." Suara Jungkook udah semakin kecil bahkan gak beda jauh sama bisikan.

"Kook, sekarang lu ngantuk beneran kan?"

"Hmmm udah malem, Na." Jungkook udah pejamin matanya saking ngantuknya

Embusan napas teratur terdengar di telinga Eunha. Dia menebak pasti Jungkook sudah tertidur.

"Udah tidur, ya?" tanya Eunha suaranya pelan banget. Nggak ada balasan sama sekali membuat yakin cowok itu udah terjun ke alam mimpi. "Semoga mimpi indah. Makasih udah nolongin Eunha," ucapnya sebelum memutus sambungan telepon itu.

~~~

Ini sengaja w jadiin dua bagian soalnya kalo dijadiin satu bakal panjang banget weh.

Eunha caper sekali kamu nak, gatau jantung anak orang dugun dugun apa? wkwk

Akhirnya w bisa ngadain momen mereka lewat telponan wehehe.

Jangan lupa tinggalkan jejak❤

Choco Milk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang