20. Saingan Terberat

2K 349 29
                                    

Gerbong kereta yang ramai gak menghalangi Eunha buat pergi ke rumah neneknya di daerah Tangerang Selatan. Tadi pagi Mama Jungkook udah nahan Eunha biar gak pergi karena kondisinya yang belum sehat, tapi gadis itu teguh dengan pendiriannya untuk pergi. Eunha gak enak terus merepotkan keluarga Jungkook.

Dan yang bikin dia semakin merasa sangat merepotkan adalah melihat laki-laki yang berdiri di dekat pintu sambil menatap jalanan yang kereta lalui ditambah harus menggendong tas yang berisi beberapa pakaian karena mungkin mereka akan menginap semalam di sana. Seharusnya yang dapet duduk ini adalah cowok itu tapi dia malah nyuruh Eunha duduk karena Eunha belum sepenuhnya sembuh.

Sekarang Jungkook ikut bersama, untuk menemani Eunha. Padahal dia bisa pergi sendirian, tapi Jungkook bilang nepatin ucapannya tadi malam yang akan mengantarkan Eunha. Mereka sudah sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat.

Dua stasiun sudah mereka lewati dan Jungkook masih mengawasi Eunha lewat tempatnya berdiri. Mata gadis itu masih terlihat sayu, tetapi dipaksa untuk bugar. Jika saja Jungkook egois dengan tidak memberinya duduk maka sudah pasti cewek itu akan ambruk lagi.

"Kook, sini duduk," ajak Eunha ketika ibu-ibu yang duduk di sampingnya sudah berdiri karena ingin turun. Jungkook memperhatikan sekitarnya, takut ada orang lain yang lebih butuh dan ternyata tidak ada. Akhirnya dia duduk di samping Eunha.

"Sebelumnya udah pernah naik kereta?" tanya Eunha sudah mau bersikap biasa saja dengan Jungkook. Padahal kemarin dia sedikit marah perihal Jungkook yang menyembunyikan perasaannya. Tapi Eunha gak suka marahan sama orang terlalu lama. Lagipula jika Eunha marah, apakah akan memperbaiki keadaan?

"Udah, sering juga turun di stasiun tujuan rumah nenek lu," jawab Jungkook yang berusaha bersikap wajar.

Keduanya kembali terdiam, sampai mereka harus transit pindah kereta yang menuju daerah Tangsel. Ternyata KRL yang mereka tumpangi sangat penuh, bahkan Eunha pun gak biaa dapet duduk. Akhirnya Eunha bersandar di pinggir tempat duduk dekat pintu kereta dan Jungkook berdiri di sampingnya.

Kereta mulai berjalan membuat tubuh Jungkook sempat kehilangan keseimbangan dan sedikit menubruk Eunha. Keduanya bertatapan sebentar, sebelum akhirnya akhirnya Jungkook menjauhkan badannya.

"Masih kuat, nggak?" tanya Jungkook ketika Eunha mulai menyenderkan kepalanya juga pada pintu kereta. Mereka berdiri di pintu yang gak bakal terbuka, jadi aman.

"Masih." Eunha tiba-tiba ngantuk dia menguap sebentar, matanya mulai terpejam. Jungkook yang melihat Eunha tertidur, agak merapatkan tubuhnya ke Eunha lagi, sekarang mereka berhadapan dengan tangan Jungkook yang berada di pintu kereta supaya kepala Eunha gak terbentur.

Speaker pada gerbong kereta berbunyi, memberitahu bahwa sudah sampai di salah satu stasiun tujuan Eunha dan Jungkook. Jungkook ngebangunin Eunha dan untungnya Eunha gak susah dibangunin.

Mereka berdua turun dari kereta menuju pintu keluar untuk menunggu taksi online yang sudah dipesan Jungkook. Tadi Eunha sudah memberitahu alamat neneknya agar Jungkook yang memesan kendaraan untuk mereka. Dan cowok itu baru banget tadi pagi mengunduh aplikasi ojol.

Iya, Eunha belum membuka ponselnya sejak kemarin dan dia belum pulang ke rumah. Gila, dia bingung sama dirinya yang menjelma jadi anak berandalan gini.

"Platnya, JEB kan?" tanya Eunha memastikan.

"Iya."

Keduanya memperhatikan plat mobil yang ada di sekitar stasiun. Hingga akhirnya menemukan mobil yang dimaksud, mereka langsung naik ke sana.

Di perjalanan gak ada percakapan sama sekali. Hanya Eunha yang kadang ngarahin supirnya. Gak sampe dua puluh menit mereka sampai di rumah nenek Eunha.

Choco Milk ✓Where stories live. Discover now