3. Misi Jungkook

2.6K 459 23
                                    

Pagi-pagi sekali Jungkook keluar dari gerbangnya dengan sepeda kesayangan. Dia sudah rapi menggunakan seragam sekolah. Matahari masih menyembunyikan sinar seutuhnya sehingga jalanan belum terlalu terang. Jungkook menarik napas dalam-dalam dan mulai mengayuh sepedanya itu.

Jarak dari rumah ke sekolah yang dekat tak menjadi alasan Jungkook untuk datang mepet, tak seperti temannya, rumah sekitar sekolah tapi selalu dateng mepet.

Hari ini, dia putuskan untuk naik sepeda. Biasanya dia berjalan kaki, tetapi karena ini hari Jumat. Ada sesuatu yang ingin ia lakukan sepulang sekolah nanti dan tidak mungkin dilakukan hanya dengan berjalan kaki.

Dalam kurun waktu kurang lebih lima belas menit, ia sudah sampai di sekolah dengan keadaan gerbang belum terbuka seutuhnya. Sekolahnya bel masuk berbunyi pukul 06:45 tapi dia telah sampai pukul 05:50, soalnya dia bantuin caraka ngepel koridor sekolah. Hehe, nggak lah ya kali.

Dia berjalan ke kantin, membeli sesuatu yang akan ia berikan untuk teman sekelas yang sudah ia sukai saat hari pertama masuk. Seluruh perhatiannya langsung disita oleh gadis berpipi tembem itu di pertemuan pertama. Jungkook tahu ada yang bernama Eunha, tapi dia gak tahu pasti yang mana orangnya karena dia lebih sering di kelas.

Jungkook masuk ke kelas, meletakan susu cokelat yang tadi ia beli di kursi Eunha dan ia tidak langsung duduk di kelas, melainkan pergi. Pergi ke lapangan indoor sekolah. Supaya tidak ada yang mencurigainya, ia datang lagi ke kelasnya detik-detik bel berbunyi.

"Pak saya mau kunci lapangan indoor." Jungkook menghampiri seorang caraka yang bersiap mengepel, mereka sudah saling kenal gara-gara Jungkook sering datang pagi.

"Ini, semangat olahraganya ya. Nanti setelah selesai kembaliin lagi ke saya." Bapak itu memberikan kunci pada Jungkook.

"Siap." Dia melangkahkan kakinya ke tempat yang ia tuju. Sekolah masih sepi, hanya ia yang terlalu rajin datang pagi-pagi gini.

Tak setiap hari Jungkook memberikan susu untuk Eunha. Menurut sumber yang ia baca, tidak baik minum susu UHT setiap hari. Ia pun dapat merasakan efek samping dari minum susu itu terlalu sering: mules-mules, coy. Dan ia gak mau Eunha bolak-balik toilet cuma karena ulahnya. Selain itu juga tak mungkin Jungkook menggunakan lapangan ini seenak udel, apalagi alasannya ingin berolahraga. Padahal dia cuma main game di sana.

Sementara itu di kelasnya, Mingyu dan Eunwoo datang pertama secara bersamaan. Mereka langsung disuguhi oleh pemandangan susu cokelat di kursi Eunha. Tak ada siapa pun di kelas, membuat mereka bertanya-tanya juga.

"Siapa ya yang suka ngasih beginian ke Eunha," heran Eunwoo. Mingyu hanya menggeleng tak mau mengurusi urusan orang lain.

Lama-kelamaan kelas mulai ramai oleh anak-anak yang lain. Mereka disibukkan dengan tugas Bahasa Indonesia yang lumayan banyak. Akibat malas ngerjain jadi ribet sendiri, kan.

"Jungkook mana sih elah," keluh Dokyeom. Dia mau nyalin tugasnya Jungkook tapi tuh orang gak kelihatan batang hidungnya. "Oper dong punya kalian yang udah." Dia langsung sibuk jepretin tugas temennya yang lain. Sengaja banyak yang ia foto biar gak ketahuan tinggal nyalin, soalnya jawaban dia dikolaborasiin ama jawaban banyak orang. Itu adalah trik nyalin, guys.

"Tuh kan susu lagi." Sang pemilik tempat duduk yang baru aja datang, mengeluh. Eunha memasukkan susu cokelat itu ke dalam tas untuk ia konsumsi nanti. "Bin lo kan sering dateng lebih pagi dari gue, tau gak sih siapa yang sering ngasih ginian?"

"Kagak," jawab Binnie singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari tugas Bahasa Indonesia itu. "Kalo gue dateng selalu udah ada."

"Siapa ya, Bin?"

"Nggak tau lah, sini liat PR-lu pasti udah, kan?" tagih Binnie. Ia tadi nyalin punya anak kelas sebelah yang dikirim ke grup kelas tapi lama-lama lieur ugha mantengin tulisan itu. "Sini kalo gak mau susunya buat gue aja."

"Enak aja, ini tuh adanya di kursi gue. Kalo lu yang minum dan ternyata yang ngasih nggak ikhlas ini susu diminum sama orang selain gue, bisa dosa lu," oceh Eunha sambil memberikan buku itu kepada Binnie. "Hih Binnie minum susu haram."

"Iyain, Bos." Dia tidak ada waktu debat sama Eunha jadi dia lebih memilih lanjut nyalin tugas Eunha.

Kelas sudah sangat ramai. Dan benar saja, si pemilik bangku sudut kelas datang dua menit sebelum bel berbunyi.

Kelas free di dua jam pertama gara-gara gak ada guru Matematika. Jadinya XI IPS 2 udah kayak emak-emak yang tahu ada artis yang shooting di daerah rumahnya, heboh beud.

Di belakang kelas ada Jungkook, Dokyeom, Bambam, dan sebagian anak cowok pada mabar. Mingyu sama Eunwoo anteng di kursi masing-masing. Mingyu gak suka main game yang lagi hits itu. Mendingan main sudoku atau TTS yang ngasah otak. Emang orang pinter, beda.

"Anjir lu Kook nyerangnya." Jungkook hanya tertawa, gak mau ubris protesan dari Bambam. Selain pinter pelajaran, Jungkook juga pinter gitu tuh tembak-tembakkan. Hidup dia sih gak kaku-kaku banget tapi kalo udah menyangkut perasaan ke perempuan dia mendadak jadi orang bodoh, nggak ngerti caranya nembak yang itu gimana.

***

Hari Jumat sekolah mereka pulang cepet, jam satu. Jadi istirahatnya cuma satu kali. Eunha sudah siap-siap pulang sambil menyedot susu yang tadi pagi ada di mejanya.

"Susu terus," oceh Lisa.

"Lumayan dong dapet susu gratis," kata Eunha. Salah satu alasan dia tidak mau membuang susu yang tak jelas asalnya darimana itu adalah sayang. Kapan lagi dia bisa dapet yang gratisan si masa SMA-nya.

"Dih bocah." Lisa mencubit pipinya Eunha gemas membuat cewek itu meringis. "Diminum ya, Nak biar tinggi."

"Hilih, bilang aja lu iri nggak dapet susu gratisan kayak gue."

"Nggak lah, orang udah dapet selama satu tahun dari ASI ibu gue yang manteb, ayah gue aja doyan." Tuh kan, Lisa Eunha udah biasa lagi. Nggak ambek-ambekan kayak kemaren.

"Ya ampun anak buah gue kenapa gini banget sih otaknya." Si Bambam yang denger ucapan Lisa sang bendahara mengelus dadanya sabar.

"Kan didikan lu kapten," ucap Lisa membela diri. "Ayo, Mbil buruan." Dia daritadi nunggu Eunha beresin buku gak selesai-selesai.

"Santuy, les gua kan mulainya jam dua." Tangannya ia pakai untuk memasukkan botol minum dan kotak botol yang ia bawa.

"Santuy gigi lu, emang lu kira gua ga ngapa-ngapain selain nganter lu ke tempat les."

Jadi Eunha tuh setiap hari Rabu dan Jumat ikut bimbingan belajar gitu. Tempat bimbelnya searah sama rumahnya Lisa, berhubung Lisa bawa motor jadi Eunha nebeng aja deh sama Lisa. Demi menghemat pengeluaran.

"Ya, ayo-ayo." Mereka keluar kelas, sebelum benar-benar keluar Eunha berkata, "Duluan semua, selamat pikeeet!"

***

Jungkook menatap salah satu ruko yang ada di depannya. Tadi dia mengikuti dua cewek yang berboncengan menuju tempat bimbel ini.

Entah sejak kapan dia jadi penggemar rahasia, suka membuntuti orang kemana-mana. Eh nggak kemana-mana juga deng, paling kalau orang itu lagi mau les atau pulang ke rumah. Itu pun gak setiap hari.

Dia menyukai Eunha dengan caranya yang aneh. Bahkan bisa dibilang dia termasuk cowok pengecut yang cemen lantaran tak berani mengungkapkan secara langsung atau sekedar ngajak ngobrol cewek itu. Jungkook hanya tahu tentang Eunha dari hasil menguping pembicaraan cewek bawel itu bersama teman-temannya. Jahat, kan? Mencuri informasi orang lain secara diam-diam.

Misinya mulus, sampai teman-teman mabarnya gak ada yang nyadar kalo dia mengagumi Eunha.

Untuk saat ini, ia membiarkan misinya tak diketahui oleh siapa pun. Entah sampai kapan dia bersembunyi seperti ini dan entah kapan Eunha atau orang di sekitarnya menyadari sesuatu dari dirinya.

Merasa cukup, ia memutarkan arah sepedanya untuk bersiap pulang.

TBC

~~~

Kalian tim pengagum rahasia atau blak-blakan?

Gimana rasanya kalo punya pengagum rahasia kayak Jungkook gitu? Hehe

Jangan jadi silent reader yaaa!

Choco Milk ✓Where stories live. Discover now