9. Patah Hati

2K 370 24
                                    

Senin pagi Jungkook menjalankan misi yang biasa ia lakukan akhir-akhir ini. Tetapi seminggu kemarin, ia sama sekali tidak memberikan susu apa pun kepada Eunha.

Dia selalu kesiangan dan seperti yang ia khawatirkan, Jungkook nggak mau Eunha jadi diare.

Sebenarnya ada hal lain yang akan ia lakukan. Ia ingin mencoba, apakah Eunha benar-benar menebak orang yang memberinya susu setiap pagi adalah yang disebut Eunha kala itu?

Jungkook berusaha untuk tidak peduli, toh ini juga murni kesalahannya yang tak kunjung memberanikan diri mengatakan apa yang dia rasa. Namun, Jungkook juga takut Eunha jatuh hati pada orang yang ditebak Eunha.

Jungkook tahu, Eunha menebak Mingyu karena memang laki-laki itu selalu datang paling awal. Mendengar Eunha yang begitu ingin mengetahui orang yang memberinya susu setiap pagi tak lantas membuat hati Jungkook tergerak untuk menunjukkan dirinya. Katakanlah ia egois, tak mau Eunha menyukai orang lain karena dia ingin perasaannya lah yang menang.

Jungkook merutuki sendiri sifatnya yang terlalu kaku dan lugu dengan wanita. Jika saja dia memiliki keberanian yang setara dengan laki-laki lain dalam mendekati perempuan, sudah pasti ada sedikit kemajuan untuk mendekati Eunha.

Susu cokelat itu ditaruh di kursi yang selalu menjadi incarannya di kelas sebelas ini. Ia sengaja tak menyalakan lampu kelas, lalu segera pergi dari kelas itu seperti biasa. Rencananya, Jungkook hanya ingin ke toilet sebentar hingga waktu menunjukkan kedatangan Mingyu di kelasnya.

Sementara di gerbang sekolah, Eunha turun dari motor papanya. Papanya sudah selesai pelatihan, tetapi mereka diharuskan untuk tetap berangkat lebih pagi akibat sang papa ditegur karena datang terlalu mepet di akhir absen. Mau tak mau, Eunha mengikuti peraturan papanya itu.

Setelah cium tangan, Eunha mempercepat langkahnya menuju kelas. Entahlah rasanya ia begitu antusias untuk masuk kelas, semacam ada magnet yang menariknya ke sana.

Lagi-lagi dia melihat sesosok lelaki tinggi yang telah duduk rapi di kelasnya yang masih sepi. Seperti biasa kedatangannya selalu yang paling awal dan kini Eunha menjadi yang kedua.

"Hai, Eunha."

"Hai, Mingyu."

Eunha langsung disapa Mingyu ketika ia berjalan ke bangkunya. Meja Mingyu ada di baris paling depan kolom kedua, lokasinya strategis banget kan buat nyimak pelajaran. Sedangkan Eunha di baris ketiga kolom ketiga. Eunha melewati meja cowok itu, dan melihat sebuah senyuman terpancar dari wajah manis Mingyu.

Ada rasa senang yang membuncah ketika akhir-akhir ini selalu disapa oleh Mingyu, membuat Eunha melupakannya rasa sedihnya yaitu dia tak mendapati susu yang ia suka tergeletak di kursinya. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang di perutnya, ihiy.

Eunha menatap sebuah kotak susu yang mampir di bangkunya, diambilnya minuman kemasan itu lalu menatap punggung satu-satunya orang yang sudah ada di kelas. Lagi-lagi Eunha tersenyum dengan genggaman susu di tangannya.

Anjir kok gue deg-degan... Ini kayaknya beneran Mingyu yang ngasih. Tapi masa iya, sih?

Dan sosok sesungguhnya pemberi susu cokelat itu terpaku sendiri di tempatnya saat matanya menangkap senyum Eunha ke arah Mingyu dengan tangannya yang memegang benda pemberiaannya.

Lo salah, Na.

***

"Eunha bagi susunya dong, please." Yuju memohon pada Eunha di saat bel istirahat telah berbunyi.

Cewek yang merupakan teman SMP Eunha itu belum sarapan tadi pagi akibat kesiangan. Ingin ke kantin, tapi bel pelajaran pertama sudah berbunyi. Akhirnya Yuju mengikuti pelajaran Sejarah Minat dengan amat terpaksa sambil menahan perutnya yang lapar.

Choco Milk ✓Where stories live. Discover now