18. Terungkap

2.1K 370 23
                                    

Taman terbuka hijau menjadi tujuan Eunha dan Jungkook di hari Jumat sekarang ini. Kemarin mereka terpaksa harus pulang pukul dua siang setelah makan ayam geprek yang lagi hits karena Jungkook ingin mengantar ibunya ke rumah saudara. Eunha yang tadinya belum ingin pulang terpaksa harus mengikuti Jungkook.

Lagipula yang ditraktir Eunha kemarin belum seberapa sama yang uang yang dikeluarkan dikeluarkan Jungkook untuknya. Maka dari itu, Eunha ngajak pergi lagi.

Jungkook, jangan tanya senangnya kayak apa. Jelaslah dia senang, meski tadi mereka harus menunggu lama di sekolah dahulu sampai sepi baru pergi berdua. Eunha gak mau ketahuan jalan bareng lantaran teman mereka yang banyak bacot. Padahal mah dia gak tau aja kalau Jungkook udah ngasih tau ke Yuju masalah ini. Dan Yuju juga yang membuat anak XI IPS 2 tumben banget mau langsung meninggalkan area sekolah.

"Kita beneran gak masalah pergi gini?" tanya Jungkook sambil duduk di kursi taman, memerhatikan Eunha yang lagi main ayunan di depannya.

"Emang apa masalahnya?" tanya balik Eunha.

Jungkook diam sebentar, memandangi gadis yang sedang terlihat pura-pura bahagia di depannya. "Lo... kabur les."

Eunha menghentikan aksinya mengayunkan tubuhnya di alat bermain ini. Ikut menatap lawan bicara di depannya.

"Libur," jawabnya tanpa mau melihat Jungkook.

"Bukannya tempat bimbel lu itu pantang libur ya? Justru gencar banget ngejar materi."

Walaupun Jungkook senang bisa bersama dengan Eunha tapi dia gak mau Eunha kabur les begini. Apalagi tujuannya ama dia termasuk gak jelas.

"Sok tau lu, Kook. Haha." Eunha tertawa terdengar renyah dan terlalu dipaksakan menurut Jungkook.

Jungkook gak ngomong apa-apa lagi. Dia juga gak berhak ngatur Eunha.

Cewek itu kembali bermain ayunannya. Tak lama kemudian suara ponsel Eunha berbunyi, dia merogoh ponsel melihat siapa yang memanggilnya. Membaca nama yang tertera di ponsel membuat Eunha merubah raut wajahnya dan hanya mendiamkan panggilan itu. Setelah tak terdengar ponselnya berdering lagi Eunha menekan tombol unlock dalam waktu yang lama. Dia mematikan handpone-nya.

"Kok malah matiin ponsel?"

Yang ditanya malah tersenyum. Jungkook gemas banget sama Eunha yang gak mau jawab dengan jujur. Padahal dari gerak-geriknya, Jungkook dapat menebak siapa yang menelepon Eunha.

"Papa lu, ya?" tebak Jungkook dan membuat Eunha mematung. "Angkat, Na kabarin kalau lu gak les."

Melihat reaksi Eunha yang malah menundukkan kepala membuat Jungkook semakin yakin dengan tebakannya itu. Bukan tanpa alasan Jungkook menebak, dia ingat kejadian ketika Eunha ditelepon bolak-balik ketika mereka sedang membersihkan kelas. Sekarang sudah pukul tiga sore, pasti ketidakhadiran Eunha membuat papanya khawatir.

"Gak perlu."

"Jangan bikin dia-"

"Khawatir?" Eunha dengan cepat memotong kalimat Jungkook yang belum selesai. "Dia gak mungkin khawatirin gua, yang dia takutin cuma nilai ekonomi gua anjlok." Eunha menghela napasnya kasar. Ia membuang pandangannya ke Jungkook dan mulai memainkan ayunannya lagi bahkan dengan kecepatan yang tinggi

Jungkook terdiam. Eunha seperti ada masalah yang menjadikannya seperti ini. Cowok itu tahu Eunha orangnya malas ke luar tetapi setelah dia ajak ke ruang terbuka gini dari kemarin Eunha sama sekali gak ngeluh. Gadis itu seperti menghindari rumah.

Mendengar cerita-cerita yang dilontarkan Eunha tentang keluh kesahnya membuat rasa khawatir menyeruak di hati Jungkook. Siapa yang tega melihat orang yang saat ini statusnya adalah teman sekelas bersedih padahal yang biasa kita lihat dia selalu tersenyum ceria. Namun ada luka yang ia simpan di balik senyum cantiknya.

Choco Milk ✓Where stories live. Discover now