21. Terakhir

2K 360 43
                                    

Eunha dipaksa pulang setelah kalimat terakhir yang diucap papanya. Cewek itu melihat ke arah Jungkook yang juga lagi terdiam dengan tatapan kosong.

Tanpa disangka, Jungkook juga melihat ke arah Eunha yang udah mau ke luar pintu. Eunha gak mau natap cowok itu lama-lama. Dia lari ngeduluin papanya biar masuk mobil duluan. Biar gak ada yang tau kalo setetes air mata mengalir lagi dari pelupuknya.

Cewek itu merasa sedih atas ucapan papanya tadi. Menyalahkan Jungkook seenaknya lalu menyuruh mereka untuk menghentikan hubungan perteman yang baru saja dimulai. Cewek itu juga merasa bersalah sama Jungkook. Eunha tau selama ini sudah sering kali menyakiti perasaan Jungkook akibat ketidakpekaannya itu. Namun, ketika sekarang semua itu sudah terungkap dan Eunha ingin menebus secara perlahan kesalahan dia. Justru harus dihentikan oleh sang papa.

Jungkook yang menyadari isi rumah ini sudah sepi, menghampiri nenek Eunha untuk pamit.

"Kamu juga pulang?" tanyanya ketika Jungkook berdiri di hadapan dia.

"Iya, Eyang," jawab Jungkook. Sebenarnya Jungkook belum mau pulang. Setelah denger nenek Eunha sendih karena sendirian membuatnya gak tega. Tapi dia juga gak mungkin menemaninya lagi, besok harus sekolah.

"Eyang sedih sendirian lagi," katanya. "Tapi kamu harus sekolah besok."

"Maaf," ucap Jungkook dia beneran gak enak buat ninggalin nenek Eunha. "Jungkook boleh minta nomor telepon nenek?"

Setelahnya, nenek Eunha bergegas untuk menuliskan nomor teleponnya pada Jungkook. Jungkook juga berniat mau melakukan yang dilakukan Eunha biar beliau gak kesepian lagi. Jungkook belum pernah ngerasain punya nenek, karena ibu dari kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia belum lahir.

"Belajar yang bener, Nak. Eyang tau kamu ada perasaan sama Eunha. Kalau serius, buktiin ke papanya saat kalian udah sama-sama sukses nanti."

***

"Anak Papa malam Minggu kemarin tidur di mana?"

Di pagi hari yang masih gelap itu sebuah keluarga sudah mengisi perut masing-masing. Mereka emang udah terbiasa sarapan di pagi buta gini.

Jungkook yang lagi nyuap rotinya langsung menoleh ke sang Papa. Dia baru ingat ketika Eunha menginap di sini papanya gak pulang karena lembur. Dan saat berangkat ke daerah Tangerang Selatan kemarin papanya pun belum pulang. Alhasil mereka belum di pertemukan.

"Ada deh," jawab Jungkook. Dia emang udah biasa ngomong cuek-cuek sama orang tuanya. Lagipula mereka gak pernah mempermasalahkannya.

"Siapa tuh Eunha, pacar kamu?" Cowok bergigi kelinci itu lantas tersedak, lalu meminum susu yang ada di depannya.

"Masih temen, Pa. Lagi nunggu kepastian dari Eunha-nya sih kayaknya." Mamanya menyahut. Meski anaknya gak ngomong apa-apa mereka bisa menyimpulkan kalau Jungkook ada apa-apa sama Eunha. Soalnya gak mungkin banget Jungkook bawa pulang cewek lalu mau rela-relain nginep di rumah orang lain. Jungkook tuh orangnya gak bisa tidur kalau bukan di bantalnya.

"Oh anak Papa udah gede ternyata," ujar Papanya bangga mengetahui Jungkook udah mulai jatuh cinta.

"Masa mau kecil mulu, gimana sih Papa." Mamanya mengoles selai kacang pada roti lalu diberikan kepada suaminya. "Oh iya, semalem kamu abis darimana, Kook? Pulang-pulang kok langsung masuk kamar aja? Pake bawa kotak gede gitu, itu apa?" tanya Mamanya rinci sambil menunjuk kotak berukuran sedang yang ada di bawah kaki Jungkook.

Jungkook sempat kebingungan untuk menjawab apa sampai akhirnya dia milih buat minum susu lagi. "Bukan apa-apa."

"Buat Eunha, ya?" tebak Papanya sembari menggoda Jungkook.

Choco Milk ✓Where stories live. Discover now