19. Menginap

2.1K 372 23
                                    

2800+ kata wkwk. HAPPY READING!💗💗💗

***

"Apa tujuan lu ngasih beginian ke gua setiap pagi?"

Jungkook merasakan suhu udara di sekitarnya semakin panas, padahal matahari sudah meredupkan sinarnya dan siap untuk pulang ke peraduannya. Jalanan di depannya semakin ramai oleh lalu lalang kendaraan serta trotoar yang mulai disulap menjadi warung makan kaki lima.

"Jawab, Kook... jawab," desak Eunha. Telinga Jungkook mendengar suara Eunha bergetar membuat cowok itu gak tega untuk menatap Eunha lagi. Dia mengalihkan pandangannya ke arah mana pun, asal tak menatap dua bola mata di depannya ini.

Jungkook sangat ingin mengucap apa yang dia rasakan karena menurutnya ini sudah waktu yang tepat untuk keluar dari tempat persembunyiannya selama ini. Eunha berhak tahu perihal perasaannya dan Jungkook berhak menerima segala konsekuensinya jika ungkapan itu tercetus olehnya.

Jungkook sudah memikirkan segalanya bahkan dari jauh-jauh hari bilamana gadis yang selama ini ia sukai mengetahui kebenaran tentang susu cokelat. Namun, sekarang ketika dia di hadapakan dengan situasi yang sudah ia pikirkan ini. Mulutnya seolah dijahit dan suara yang hendak dikeluarkan ditahan oleh sesuatu di kerongkongannya.

Dia kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Eunha.

"Gua, pergi."

Terlalu kalut dengan pemikirannya, ia sampai tak sadar dengan dua kata barusan yang diucap Eunha. Eunha bahkan sudah berdiri, siap dengan tasnya dan mulai melangkah jauh dari Jungkook.

Hingga lima belas detik kemudian, Jungkook baru tersadar bahwa Eunha tak lagi duduk dengannya. Tanpa berpikir apa-apa, Jungkook langsung berlari menuju pintu keluar sebelum Eunha benar-benar jauh dari jangkauannya.

"Eunha!" Dia melihat Eunha di depannya berlari dan Jungkook langsung mengejarnya. Hari semakin gelap, membuat Jungkook khawatir akan gadis itu.

"Na."

Ketika Jungkook sudah berhasil memangkas jarak di antara keduanya,  tangannya beralih menahan lengan Eunha. Tak butuh waktu lama untuknya menyusul lari Eunha mengingat dirinya lelaki.

Eunha spontan berhenti, tanpa menoleh ia pun tahu siapa yang menahannya ini.

"Mau ke mana?"

Jungkook gak maksa Eunha buat berbalik badan yang penting dia gak lepas dari genggamannya dan Eunha sama sekali gak berontak. Semakin lama mengenal Eunha, semakin Jungkook mengerti sikapnya. Eunha mudah ngambek kalau keinginannya gak dipenuhi tapi untuk kali ini Jungkook belum bisa memberitahu yang Eunha inginkan itu.

"Terserah gua." Eunha gak mau balik badan dan ekspresinya sekarang sudah benar-benar bete.

"Ini udah malem dan jauh dari rumah kita." Jungkook masih setia menahan Eunha sambil menormalkan detak jantungnya. "Naik apa?"

"Ojol." Eunha menggerakkan badannya berusaha melepas genggaman tangan Jungkook di lenngannya. "Lepas."

Beberapa orang yang lewat menjadikan mereka pusat perhatian lantaran Eunha yang sedikit teriak. Meski gak terllau banyak orang yang lewat, tetap saja Jungkook malu. Dia pun melepas tautan mereka.

"Gua anter."

Eunha berbalik badan untuk melihat Jungkook. "Gua gak mau pulang."

"Terus mau ke mana?" tanya Jungkook yang gak tau tempat perlindungan lain selain rumah Eunha.

"Makanya lu gak usah anter gua kalo lu gak tau gua mau ke mana."

Mendadak mood Eunha menjadi hancur, gak tau karena apa tapi dia merasa badannya gak enak dan kalau lagi seperti ini dia pengen segera berbaring di kasur, tapi dalam keadaan rumah yang hanya berdua sama papanya membuat dia enggan untuk pulang.

Choco Milk ✓Where stories live. Discover now