16. Mencontek

1.6K 318 8
                                    

Kaki kecil Eunha dipaksa untuk berlari menuju gerbang sekolah. Dua menit lagi bel masuk akan berbunyi, tetapi ia terjebak macet di pertigaan sekolahnya. Dengan berat hati dia turun di jalan. Ramainya kendaraan dan pagi yang tak lagi sejuk, gak menghalangi semangat Eunha biar gak telat.

"Jangan ditutup dulu, Pak."

Beruntung Pak Satpam yang menjaga pintu gerbang mendengar dengan jelas teriakan Eunha, dan dia berbaik hati menunggu Eunha sampai lolos melewati gerbang.

"Ayo cepet udah bel," ujarnya. Banyak yang telat juga, kalau masih beberapa menit doang bakal dibukain kok, jadi gak dapet poin.

Akibat menangis hingga tertidur, mata Eunha sangat sulit dibuka tadi pagi. Dia sangat terkejut melihat jam dinding di kamarnya udah pukuk enam pagi. Dengan cepat, dia mandi dan dandan seadanya. Lalu turun ke meja makan, kaget banget liat rumahnya yang udah sepi.

Di kulkas ada sticky note tulisan yang berisi.

Dek mama papa udah jalan dari jam setengah lima. Papa nganterin mama ke rumah sakit. Kamu berangkat sendiri aja, sarapan di sekolah.

Eunha cemberut kesal mengingat kejadian tadi pagi. Semalem diomelin sampe dia nangis sekarang ditinggalin, ditambah lagi ojol yang sangat susah dicari di jam sibuk gitu. Akhirnya Eunha naik ojek pangkalan biasa di depan komplek. Mana mahal banget lagidah.

Eunha lari di koridor, padahal banyak yang masih jalan santai. Dia inget belom ngerjain tugas sosiologi. Saat mau naik tangga, dia melihat Jungkook keluar dari ruang olahraga yang letaknya di ujung koridor ini.

Eunha sempat heran terkait dengan cowok itu yang keluar dari ruang olahraga masih pake tas, tapi dia gak mau ngubris, soalnya takut udah ada guru.

Laki-laki yang baru saja keluar dari. aksi ngumpetnya itu juga memilih berlari. Jungkook punya kaki cukup panjang sehingga bisa dengan cepat menyamakan langkahnya dengan Eunha.

"Kok telat?"

Sekarang mereka telah sampai di lantai tiga dan memilih untuk jalan biasa menuju kelas.

Eunha noleh ke Jungkook.

Ini Jungkook, demi apa nanya gak penting ke gua sebelum gua yang ngoceh?

Heran banget dia, ini adalah kejadian langka.

"Telat."

Kemudian mereka sama-sama diam, dan mulai memasuki kelas yang tumben sekali belum ada Bu Sooyoung —guru ekonomi mereka. Eunha langsung ngacir ke tempatnya dan dia sangat-sangat bersyukur terdapat sekotak susu. Ini yang Eunha suka: belum sempat sarapan udah dikasih yang gratisan. Senyuman Eunha mengembang seiring dengan cowok yang ngasih pemberian itu kepadanya. Jungkook yang melihat itu juga mulai menampilkan wajah senangnya yang mulanya hanya ia tunjukkan di hati.

Sebenarnya ada yang Jungkook khawatirkan melihat mata Eunha yang rada bengkak, seperti habis menangis. Ditambah lagi dengan sorot mata yang tidak seceria biasanya. Cowok itu mengingat kejadian kemarin sore di tempat les Eunha yang sangat tak mengenakan.

Apa Eunha nangis gara-gara kemarin atau semalem ada apa-apa, ya?

Tiba-tiba aja meja Eunha-Binnie dikerubungin sama anak cewek. Eunha yang mau mulai ngerjain tugas sosiologi terpaksa menghentikan aktivitas itu. Dia menatap teman-temannya heran, ini gak ada angin gak ada hujan kok pada ke sini?

"Kenapa?" heran Eunha. Bahkan Binnie teman sebangkunya juga ikut-ikutan diri sama yang lain sambil menatap dalam mata Eunha.

"Lu yang kenapa?"

Eunha diem, kalau Lisa udah ngegas gini berarti emang ada yang salah sama dirinya.

"Sst, santuy Lis," ujar Yuju. "Kita cuma mau nanya, mata lu bengkak kenapa, Na? Abis nangis?"

Choco Milk ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz