Baginya, Engkau Istimewa

21 0 0
                                    


Kehadiranmu adalah surga baginya. Setelah penantian sekian lama kaudatang. Walau surga itu akhirnya menjadi ujian. Di perayaan tahun keempat kehadiranmu di bumi, kaubuat dia menangis.

"Pergi ... pergi ... pergi!"

Teman-temanmu ketakutan dan akhirnya meninggalkanmu dengannya. Rumah sepi, menyisakan deru napasmu yang memburu.

Kautenang dalam dekapnya. Hari itu dia tahu kauistimewa dan sadar hari-hari kalian tidak akan pernah lagi sama.

Dia mencari tahu segala tentang keistimewaanmu. Dokter dia datangi, literatur dia kuasai, demi membuatmu menjadi dirimu yang terbaik.

"Haya Sayang, besok kita mulai puasa, lho. Haya mau ikut puasa sama Mama dan Papa?"

Kaumengangguk. Taklama menggeleng, lalu mengangguk lagi. Matamu menatap matanya, lalu membuang wajahmu ke arah lukisan di atas meja belajar.

Dia meninggalkanmu di kamar, memberimu ruang. Setelah setahun dia mencari segala sesuatu tentang keistimewaanmu, dia terima. Dia mafhum kaupunya duniamu sendiri yang tak semua orang kauizinkan masuk.

Kaududuk di meja makan dengan mata setengah terbuka. Dia hati-hati menyuapimu. Kaumenolak tapi akhirnya menerima rasa yang tertinggal di lidahmu. Dia faham kausangat menyukai soto.

"Haus ... Ma ... haus."

"Haya kan puasa, Sayang. Minumnya jam 12 siang nanti, ya?"

"Haus ... Ma ... haus."

Kaumelempar boneka di tanganmu ke lantai. Dia menyerah, mengambilkan botol minummu. Kauterima botol itu dengan wajah merekah.

Seminggu berlalu, selalu sama, kaumeminta minum tepat di pukul 10.00. Dia tidak menyerah, kalimat yang sama selalu dia ucapkan. Hingga di hari ke-10 kauberhenti berkata haus pada waktu itu.

Dia sudah menyiapkan botolmu. Saat melihat botol di tangannya, kaumenggeleng.

"12 ... Ma ... 12."

Dia meraih tubuh kecilmu dalam pelukannya. Sekali lagi kaubuat dua matanya menelaga. Selamanya, baginya kau istimewa.

Sidoajo, 2 Mei 2020
#Fiksi_Mini_Ramadan
#Day_9

Kumpulan Fiksi MiniOnde as histórias ganham vida. Descobre agora