Patah

20 0 0
                                    


Aku tahu beban yang diterima laki-laki itu tidak ringan. Sebagai tulang punggung keluarga untuk Ibu dan tiga orang adiknya, segala upaya dia lakukan. Bermodal pinjaman bank dengan jaminan sertifikat rumah ia memulai usaha.

Dalam banyak hal alam berbicara pada manusia. Sebagian memahami bahasa sarat isyarat itu, sebagian lain tidak. Seperti burung-burung yang kembali ke sarang kala petang, manusia sejatinya paham kapan ia harus pulang.

Aku bertemu dengannya di balai rehabilitasi mental tiga bulan lalu. Ibu dan dua adiknya menemani. Wajah-wajah dengan tatapan patah itu membuatku merasakan gejolak dalam hati mereka.

"Maaf Dokter Ambar, Ibu diminta membawa Dama ke sini oleh Doker Tito."

Pusat rehabilitasi ini hanya menerima pasien atas rekomendasi temanku yang psikolog. Dama sudah beberapa bulan menjadi pasiennya. Pengobatan yang berjalan tidak membantu, sehingga terapi khusus diperlukan baginya.

Sejarah singkat asal Dama sakit aku terima dari temanku, ditambah keterangan ibunya hari itu. Berdasarkan informasi yang didapat, aku mulai menyusun program terapi dan beberapa obat yang sekiranya membantu mempercepat.

Surya terjaga dari tidur malamnya. Ia tampak malu-malu menunjukkan diri di balik awan. Pagi yang sempurna untuk kembali mengajak Dama bicara.

Dia duduk di bangku taman seperti biasa. Ada buku dan pensil di tangannya. Setiap selesai kegiatan di taman, buku itu tetap putih, walau Dama selalu melakukan gerakan menulis di atasnya.

Aku mendekatinya pagi ini. Dia tampak tenang seperti biasa. Buku di atas kursi itu berbeda. Ada tulisan di atasnya, angka-angka.

"Saya ingin puasa di rumah, Dok."

Itu bukan ucapan Dama yang biasa, tidak ada nada patah di sana. Apakah dia sudah kembali dan menerima kegagalan usahanya?

"Saya terlalu bergantung pada manusia, yang ternyata kadang bisa begitu kejam."

Dama menoleh ke arahku. Pendar mata itu bercerita banyak, bahwa dia tidak akan kalah dan patah lagi setelah ini.

Sidoarjo, 15 Mei 2020
#Fiksi_Mini_Ramadan
#Day_22

Kumpulan Fiksi MiniWhere stories live. Discover now