Adik Kakak

19 0 0
                                    


Kautidak pernah sempurna, selamanya tidak. Sekuat apa pun kaumencoba, kautetap anak manusia dengan segala keterbatasan. Meski mereka, memanggilmu: kakak.

Kaumengambil alih tugas Bapak, sekaligus memberi adik-adikmu tugas yang takmudah. Ada saja perintah keluar dari bibirmu. Kautidak menerima kata tidak. Jika ada salah satu dari mereka membantah, maka jeweran atau hukuman berdiri dengan kaki satu berlaku.

Saat belajar mengaji, penggaris kayu selalu ada di sampingmu. Itu akan berguna saat adik-adikmu bermalas-malasan.

"Mau jadi apa saat besar nanti, jika mengaji saja tidak mau?"

Adik-adikmu menyerah. Mereka sadar membantah hanya akan membuat hukuman semakin parah.

"Uni pelit!" Adikmu nomor dua melempar buku ke hadapanmu. Ia berbalik dan berlari entah ke mana.

Kaumengambil buku itu dan memeriksa isinya. Sudah penuh. Kaubelum punya uang untuk membelikan yang baru. Dua matamu menelaga, walau kembali surut saat adikmu nomor tiga merengek lapar. Dia belum ikut berpuasa.

Saat magrib nomor dua belum kembali. Kaumulai cemas. Kaupamit pada ibumu untuk mencari. Dua adikmu yang lain kauberi tugas menulis dan berpesan harus selesai saat kaudatang nanti.

Nomor dua termasuk paling keras kepala di antara tiga adikmu yang lain. Dia yang paling sering kauberi hukuman. Tapi dia taktahu, padanyalah kautumpukan harapan masa depan keluarga.

Sesuai dugaanmu, nomor dua ada di pusara Bapak. Wajahnya basah dalam tidur. Kaumenggendong tanpa membangunkannya. Kautidak tahu dia sudah terjaga saat kepalanya jatuh di pundakmu.

Tiba di rumah kaumeletakkannya di atas dipan bambu, mengganti bajunya yang berlumur tanah, membersihkan wajah dan bagian tuhuh lainnya yang belepotan. Saat yakin semua sudah bersih kautatap wajah nomor dua lekat. Bulir bening dari telagamu kembali luruh. Kaumembalikkan badan, memperlihatkan bahumu yang naik turun.

Nomor dua mendengar isakmu dan membuka matanya. "Maafkan Ina, Uni."

Sidoarjo, 22 Mei 2020
#Fiksi_Mini_Ramadan
#Day_29

Kumpulan Fiksi MiniDonde viven las historias. Descúbrelo ahora