Masih Ada Jalan

13 0 0
                                    


Parmin menyeka cairan yang merembes di wajahnya. Matahari menumpahkan marahnya siang ini. Dia berteduh di salah satu pohon di taman perumahan kota.

Sebelum ramadan, pada waktu ini pentol yang dia bawa dari rumah sudah tinggal setengah dandang. Ramadan kali ini, bahkan satu pembeli pun belum ada. Dia sudah berputar beberapa blok.

Seorang anak laki-laki menghentikan sepedanya di samping Parmin.

"Dua bungkus, Pak."

Parmin gegas menyiapkan pesanan bocah itu, menyerahkan dua bungkus dan menerima uang pembayaran. Sepuluh ribu pertamanya hari ini. Parmin melanjutkan berkeliling menuju blok yang belum ia singgahi.

Bila hari-hari sebelumnya, Parmin bisa membawa uang bersih seratus ribu sehari, sejak wabah merebak ia sulit mengumpulkan bahkan setengahnya. Ia tidak bisa berbuat banyak selain memperpanjang jam kerjanya.

Seperti hari ini, ia kembali melewatkan berbuka puasa bersama di rumah. Parmin pulang dan menyerahkan uang lima puluh ribu pada istrinya.

"Kalau terus-terusan begini, kita bisa makan sehari sekali, Pak."

Parmin meninggalkan istrinya di kamar dan menemui anaknya yang paling kecil, Ana. Baginya wajah Ana adalah obat paling mangkus untuk segala keresahannya belakangan ini.

Ana terlihat tertidur di depan teve. Suara riuh dua kakaknya tak mengganggunya sama sekali. Dia tetap memberi wajah damai yang menularkan rasa itu pada Parmin.

Suara ketukan di pintu terdengar. Anak sulung Parmin berlari ke depan.

"Pak ... ada Pak RT."

Parmin disusul istrinya menuju ruang depan. Pak RT dengan dua orang pamong desa membawa bingkisan.

"Semoga ini bisa sedikit membantu ya, Min. Mari sama-sama berdoa semua bisa kembali normal."

Parmin mengaminkan doa Pak RT yang meninggalkan 1 plastik beras 5kg, minyak, gula, juga mie instant. Ia menoleh pada istrinya yang terlihat menyeka sesuatu di pipinya. Diusapnya kepala istrinya lembut. Isak istrinya justru semakin keras. Di dalam tangis Ana pecah.

Sidoarjo, 7 Mei 2020
#Fiksi_Mini_Ramadan
#Day_14

Kumpulan Fiksi MiniWhere stories live. Discover now