Dia Juga Anakku

9 0 0
                                    


Hujan Februari jatuh takkenal ampun. Jika sudah begini, berbagai macam ukuran ember tersusun di beberapa titik rumah, termasuk kamar anakku dan istrinya. Mereka selalu berkunjung pada akhir minggu, saat Umar libur.

"Maaf ya, Kania, tidurnya terganggu."

"Enggak apa, Ma."
***
Semula seperti mimpi saat Umar mengatakan akan mengenalkan teman perempuannya. Di usia yang baru beranjak, dia memutuskan mengakhiri kesendiriannya demikian cepat.

Umar bilang aku akan menyukai gadis itu. Dia benar, setidaknya saat pertama bertemu, aku melihat gadis yang tidak hanya cantik di paras, tapi juga hatinya.

Di kota ini dia tinggal sendiri. Agak sulit kupercaya, tapi semua benar adanya. Segala persiapan hingga hari besar itu, dia urus sendiri. Umar membantunya sesekali.

Setelah keduanya bersatu, saat kunjungan akhir minggu, aku sering memarahi Umar. Dia sering meninggalkan Kania sendiri, demi bermain dengan teman-temannya. Padahal aku berharap setelah menikah, Umar lebih bertanggung-jawab.

"Kamu bukan anak bujang lagi, Umar. Tidak baik meninggalkan istrimu sendiri, walau ada Mama di rumah. Jangan-jangan kamu sering meninggalkan Kania sendiri saat di rumah kalian, ya?"

"Enggak, Ma. Enggak sering, Umar keluar kalau ada perlu saja."

"Awas kalau kamu bohong, ya. Kania sekarang sudah jadi anak Mama juga, kamu enggak boleh menyia-nyiakan dia. Ingat itu!"

Umar hanya mengangguk, entah anggukan paham atau sekadar menghindar dari ocehanku selanjutnya. Kulihat bibirnya melukis senyum usil seperti biasa. 'Duh, anak ini.'

Sejak wabah datang, kunjungan mereka semakin berkurang. Bahkan setelah beberapa hari berpuasa, kami belum bertemu lagi. Terlebih sejak adanya kebijakan pembatasan besar-besaran sekarang.

Setidaknya kerinduanku terobati dengan adanya ponsel pintar saat ini. Kami sesekali berbicara bertiga via _video call,_ tidak sepenuhnya mengobati kerinduan, tapi cukup untuk meredakannya.

Aku berharap semua segera membaik, sehingga pertemuan bukan lagi impian, tapi kenyataan.

Sidoarjo, 11 Mei 2020
#Fiksi_Mini_Ramadan
#Day_18

Kumpulan Fiksi MiniWhere stories live. Discover now