•Feeling• #2

1.1K 370 13
                                    

Aku berterima kasih pada mataku, sebab mata inilah yang menuntunku untuk menemukanmu.

⛄⛄⛄

.: Suara Lucu :.

AIRISH mengaku, kalau ia sudah mengeluarkan berbagai macam kata yang mengekspresikan rasa kesal yang tak kunjung padam sedari kemarin di dalam hatinya. Berkat cowok aneh yang ditemuinya kemarin, ia menjadi tertangkap basah karena menyalin tugas Bella dan berakibat ia tidak bisa mengumpulkan tugasnya, lalu mendapat sedikit siraman rohani dari Bu Mita di depan kelas bukanlah suatu hal yang membanggakan. Matanya kini menangkap sebuah kerumunan yang bersebelahan dengan tempatnya duduk.

"Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas?"

Tubuh nya tepat berdiri di depan Bu Mita, namun pikiran dan matanya menuju pada kerumunan tersebut, tanpa perlu di tanya, Airish sudah mengetahui penyebab kerumunan itu terjadi. Karena cowok aneh yang tiba-tiba pindah ke sekolahnya.

"Airish."

Bibir Airish sedikit di majukan karena kesal, dan tidak lupa pula kepalan tangannya yang sudah mengepal dengan keras untuk meninju cowok itu. Tetapi, nyali Airish mendadak ciut mengingat apa yang dia bicarakan pada cowok itu sebelum menginjakkan kakinya di sekolah pagi ini.

"Airish!" Bu Mita berhasil membentak Airish sehingga membuat gadis itu terpelonjak kaget seraya mengedipkan kedua matanya berulang-ulang.

"Kamu denger nggak saya bicara apa?"

"Denger bu."

"Apa yang saya bicarakan?"

"Memanggil nama saya." Bu Mita berdecak seraya memijat kedua pelipisnya dengan satu tangan kirinya sebelum kembali menatap Airish yang berdiri di depannya.

"Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas?" Bu Mita mengulang pertanyaan nya.

"Saya ketiduran bu."

Airish memang tidak begitu pandai, tidak bergitu mahir dalam pelajaran yang senang bermain angka-angka atau pertanyaan bodoh. Airish pula nyaris tidak mengerjakan semua tugas jikalau Bella tidak memberitahunya. Tapi, Airish tidak pernah berbohong. Ketika kebohongan pertama terucap, maka kebohongan pertama harus ditutupi oleh kebohongan selanjutnya.

"Kenapa kamu bisa ketiduran?"

"Semalam, tetangga saya ulang tahun. Saya kecipratan kue ulang tahun nya, abis makan kue itu, saya langsung tidur. Karena belum habis semua, saya bawa kuenya. Ibu mau coba? Di jamin ini enak banget!" ibu jemari kanan Airish berdiri, sementara empat jari lainnya menunduk dengan rapat dan sejajar.

"Ibu nggak tertarik dengan cerita kuemu itu. Sekarang Ibu tanya, kenapa kamu nggak ngerjain tugas?"

"Saya kan udah bilang kalau semalam saya itu ketiduran." Alis Airish sedikit menekuk, tetapi Airish tetap berkata jujur.

"Itu bukan kalimat yang bagus untuk dijadikan alasan. Coba kamu jujur yang sejujurnya." Guru itu tetap memaksa Airish untuk berkata jujur, meski Airish bingung harus menjelaskan bagaimana ia harus membuat guru itu percaya padahal ucapan yang di lontarkannya tidak pernah dusta.

Airish memutar bola matanya "Ibu Mita yang paling cantik seantero guru-guru di sekolah, dan juga yang paling cantik diatara ibu-ibu yang udah berdaster. Saya, Airish Zhenitha mengaku tidak mengerjakan tugas yang Ibu berikan karena ketiduran semalam. Saya, Airish Zhenita tidak pernah berkata hal-hal yang menuju kepada kebohongan, meski saya ini belum pandai-pandai amat, dan mendapat urutan peringkat yang nyaris paling bawah, dan jarang mengerjakan tugas, tapi saya tidak pernah membohongi orang tua, teman-teman, adik-adik, tetangga, ibu-ibu, bapak-bapak, pacar-eh saya belum punya pacar sih, tapi saya berkomitmen pada diri saya sendiri untuk tidak membiarkan kebohongan mengalir dalam diri saya."

HSS [2] - FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang