•Feeling• #3

1K 352 12
                                    

Rumus Cinta
Aku + Kamu = Kita
Hahahaha bulshit!

⛄⛄⛄

.: Strawberry dan Anggur :.

KEMARAHANNYA bagai lahar yang mendidih untuk meledakkan gunung. Kevin sudah tidak kuasa menahan amarah kalau ia tidak dengan segera mengepalkan jari jemarinya kuat-kuat. Ketika berhadapan dengan Jihan, orang yang kini berada tepat di depannya, luapan emosi mendadak mendidih. Terutama ketika Jihan menyebut nama Airish dalam kalimatnya.

Kerah baju seragam Kevin di remas dengan kelima jari Jihan dengan kuat, Jihan memang tinggi tetapi Kevin lebih tinggi darinya sehingga membuat Jihan mendongak untuk melihat Kevin, dan dia tidak menyukainya, terlebih ketika Kevin melihat padanya hanya lirikkan bola mata hitam yang turun ke bawah, tanpa adanya rasa takut sekalipun.

"Kenapa gue harus percaya sama omongan lo."

"Karena di sini gue cuma kenal dia."

Sebenarnya Kevin sengaja membiarkan waktu untuk bermain tarik-ulur dengan Jihan, sebab ia harus mengetahui apa hubungannya Airish dengan Jihan. Ketika Kevin menjawab pertanyaan Jihan, dia terlihat sedikit lega, itu terbukti ketika remasan pada kerah baju seragam Kevin perlahan-lahan mulai mengendur.

"Jawaban lo gue suka." Kevin menaikkan sebelah alis matanya menatap Jihan yang terlihat senang. Ia terlalu sibuk dengan alasan Jihan sehingga ia memblokir suara masuk yang ia dengar, kecuali suara dug-dug-dug yang ia dengar sekilas.

Mendadak seluruh suara bising yang ditimbulkan dari beberapa kelas yang berada di koridor lantai 3 lansung masuk ke dalam indera pendengarannya yang tajam, Kevin tidak bisa mencari suara detak jantung yang ia kenal dengan jelas pemiliknya. Semakin Kevin menajamkan pendengarannya, semakin banyak suara-suara yang berlalu-lalang di telinganya.

"Sial."

Jihan melihat Kevin yang sedang menatap satu arah dengan tatapan kosong tak berarti, seperti sedang memfokuskan sesuatu. Yang Jihan lihat adalah Kevin sedang menatap pot tanaman tepat di depannya, Jihan memutuskan untuk melihat pot tanaman yang Kevin lihat, namun tidak ada yang istimewa dari pot tanaman itu, seperti pot pada umumnya. Melihat Kevin yang menatap kosong satu arah, Jihan melambaikan tangannya di depan wajah Kevin. Setelah itu Kevin kembali tersadar.

"Ngapain lo bengong?" tanya Jihan, tetapi Kevin tidak menjawabnya. Kevin kembali menatap Jihan dengan satu lirikkan bola mata tanpa perlu menurunkan kepalanya.

"Denger ya anak baru, jangan bikin gue kehilangan kesempatan buat deketin Airish. Gue udah incer dia dari dulu. Sebaiknya lo pendatang baru, mundur."

"Coba aja." Kevin menantang.

Jihan semakin geram dengan Kevin. "Berani-beraninya lo nantangin gue. Gue akan buktiin kalau Airish bakal jadi milik gue seutuhnya."

Perlahan Kevin membungkuk untuk mensejajarkan bola matanya dengan bola mata Jihan. "Gue nggak yakin Airish akan jadi milik lo. Karena jatuh cinta bukanlah perkara yang mudah ditaklukkan. Hati Airish miliknya, gimana Airish bisa mau sama lo sedangkan gue akan nempel terus sama dia."

"Pernah dengar pepatah nggak? Sebaik apapun orang itu, akan kalah dengan orang yang memberikan kenyamanan." Di akhir kalimat Kevin memberikan senyum miringnya, dengan maksud mengejek Jihan.

HSS [2] - FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang